Berita Mahulu Terkini
BKKBN Kaltim Fokus Intervensi Calon Pengantin dan Ibu Hamil untuk Cegah Stunting di Mahulu
BKKBN menekankan pentingnya intervensi sejak dini untuk menekan angka stunting, Di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang pada 2022 sebesar 14 persen
Penulis: Kristiani Tandi Rani | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, UJOH BILANG - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Timur menyoroti angka stunting di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) yang pada 2022 tercatat sebesar 14 persen.
Meskipun data tahun 2024 belum terlihat, BKKBN menekankan pentingnya intervensi sejak dini untuk menekan angka stunting.
"Untuk Kabupaten Mahulu sendiri itu kalau saya lihat datanya, memang tahun lalu itu belum terlihat. Tapi kalau 2022, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Mahulu berada di angka 14 persen," ujar Kepala Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Kaltim, Hafzah, Sabtu (22/2/2025).
Baca juga: Pembangunan Masjid di Batu Majang Mahulu Kaltim Tertunda, Bupati Bonifasius Jelaskan Alasannya
Menurutnya, angka stunting yang semakin rendah menunjukkan tren yang baik, mengingat stunting memiliki dampak jangka panjang pada kualitas sumber daya manusia.
"Masih karena kita kan targetnya dulu itu 14 persen. Memang semakin rendah stunting itu semakin bagus," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa stunting bukan sekadar masalah kesehatan, tetapi juga berpengaruh pada masa depan generasi muda.
Untuk menekan angka stunting, BKKBN menerapkan intervensi sejak fase paling awal kehidupan, termasuk bagi calon pengantin dan ibu hamil.
"Makanya itu perlunya seribu hari pertama kehidupan. Makanya kami BKKBN intervensinya mulai dari calon pengantin, ibu hamil, sampai balita," sebutnya.
Pola Asuh dan Lingkungan Jadi Kunci
Ia menekankan bahwa pola asuh dan kondisi lingkungan memiliki peran besar dalam mencegah stunting.
Selain faktor gizi, kondisi sanitasi dan akses air bersih juga mempengaruhi pertumbuhan anak.
"Karena memang stunting itu bukan hanya karena kekurangan gizi, tapi pola asuh itu sangat berpengaruh," imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa lingkungan yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko anak terkena penyakit berulang, yang akhirnya berkontribusi pada kasus stunting.
"Kalau kita misalnya punya bayi, tapi tidak punya jamban, tidak punya sumber air minum bersih, tidak punya rumah layak, itu kan sangat mempengaruhi nanti. Anak kita bisa sakit-sakitan," katanya.
Anak yang sering sakit akibat lingkungan yang tidak sehat akan rentan mengalami gangguan pertumbuhan.
UKS SMAN 1 Long Bagun Mahulu Hadapi Tantangan, Pembina Tekankan Pentingnya Kepekaan Anggota |
![]() |
---|
Kolaborasi Sekolah dan Puskesmas Bantu UKS SMAN 1 Long Bagun Tetap Aktif |
![]() |
---|
Program UKS SMAN 1 Long Bagun Mahulu, Tiap Siswa Diberi Bagi Tablet Tambah Darah |
![]() |
---|
Mediasi Warga Long Hubung dengan Perusahaan di Mahulu Sempat Memanas, Asisten I: Ini Mencari Solusi |
![]() |
---|
Mediasi Sengketa Lahan PT SAA di Mahulu, Pemerintah Yakin Bisa Jadi Contoh Damai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.