Berita Bontang Terkini
Pedagang Migor Subsidi di Bontang Sempat Resah, Kini Jual Minyakita di Atas Harga Eceran Tertinggi
Namun, setelah dilakukan pengecekan langsung oleh pemerintah dan kepolisian pada Selasa 11 Maret 2025 lalu.
Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG – Isu minyak goreng atau migor subsidi merek MinyaKita yang dikabarkan dijual dengan takaran kurang dari 1 liter sempat membuat pedagang di Pasar Taman Rawa Indah (Tamrin), Kota Bontang, Kalimantan Timur resah.
Namun, setelah dilakukan pengecekan langsung oleh pemerintah dan kepolisian pada Selasa 11 Maret 2025 lalu, kabar tersebut terbantahkan.
Pantauan TribunKaltim.co di lapangan menunjukkan bahwa distribusi MinyaKita tetap berjalan normal, dan pasokannya masih tersedia di pasaran Bontang.
Pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) MinyaKita sebesar Rp 15.700 per liter.
Baca juga: Polisi Perketat Pengawasan Produk Minyakita di Bontang, Tidak Ada Ruang untuk Curang
Namun, di beberapa pedagang menjual harga minyak goreng subsidi ini dijual lebih tinggi.
Dalam kunjungan TribunKaltim.co ke Pasar Tamrin Bontang, sejumlah pedagang mengonfirmasi bahwa pasokan MinyaKita tetap lancar dan tidak ada penarikan dari peredaran.

"Tidak ada (penarikan). Stoknya banyak, bisa dilihat masih banyak yang jual," ujar Rima, salah satu pedagang, Senin (17/3/2025).
Hanya saja ia menjual minyak tersebut Rp19 ribu per liter.
"Modalnya belinya tinggi, saya ambil untuk kecil saja," tuturnya.
Sementara itu, di sebuah toko grosir sembako di pasar yang sama, MinyaKita terlihat masih tersedia dalam jumlah besar dengan harga jual Rp18 ribu per liter.
"Saya punya stok banyak. Mau beli per dus juga bisa," kata pemilik toko grosir yang enggan disebut namanya.
Baca juga: Prabowo Marah Minyakita Disunat, Kemasan Takaran 1 Liter Hanya Berisi 750 Mililiter
Menurutnya, meskipun sempat beredar kabar takaran minyak subsidi kurang dari 1 liter di beberapa daerah di Pulau Jawa, masyarakat tetap memilih MinyaKita karena harganya lebih terjangkau dibandingkan minyak goreng premium.
"Ramadhan memang kadang banyak kejutan kalau bahan pokok. Contohnya harga sembako sudah biasa naik tinggi, termasuk minyak goreng," ungkapnya.
Menjelang Idul Fitri, pedagang berharap pemerintah dapat memastikan stabilitas harga dan stok minyak goreng, mengingat kenaikan harga bahan pokok sering terjadi di bulan Ramadhan.
"Yang nakal-nakal ditindak," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.