Berita Samarinda Terkini

Walikota Samarinda Andi Harun Ajak Tempat Ibadah Berperan Dalam Penurunan Angka Kemiskinan

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), per 30 November 2024, jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 4,3 persen

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Nur Pratama
TribunKaltim.co/SINTYA ALFATIKA SARI
PENGENTASAN KEMISKINAN - Walikota Samarinda Andi Harun saat menyampaikan inisiasinya dan mengajak tempat ibadah untuk berperan aktif dalam pengentasan kemiskinan dan stunting di kota Samarinda dalam pembukaan forum konsultasi publik Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Samarinda 2025-2029. (20/3/2025) (TribunKaltim.co/SINTYA ALFATIKA SARI) 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Persentase penduduk miskin di Kota Samarinda terus mengalami penurunan.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), per 30 November 2024, jumlah penduduk miskin tercatat sebesar 4,3 persen dari total populasi 868,5 ribu jiwa.

Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,51 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam 10 tahun terakhir, tren kemiskinan di Samarinda terus menurun dari 4,82 persen menjadi 4,3 persen. 

Baca juga: Gratis! Polresta Samarinda Buka Penitipan Kendaraan bagi Warga yang Mudik Lebaran

Meski mengalami penurunan, Walikota Samarinda Andi Harun menegaskan bahwa upaya pengentasan kemiskinan harus terus dilakukan. Ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), tokoh masyarakat, serta tempat ibadah dalam menuntaskan permasalahan ini.  

Andi Harun mengajak tempat ibadah seperti masjid dan gereja untuk berperan aktif dalam membantu warga miskin di sekitar mereka. 

Menurutnya, tempat ibadah memiliki potensi besar dalam pemberdayaan sosial yang dapat mempercepat penurunan angka kemiskinan di Samarinda.  

"Misalnya, di suatu masjid terdapat sekitar 20 warga miskin. Tanpa harus menunggu pemerintah turun tangan, masjid tersebut bisa langsung membantu mereka. Jika warga tersebut memiliki tempat tinggal yang tidak layak huni, masjid bisa ikut serta dalam program bedah rumah," ujar Andi Harun baru-baru ini.

Ia mengakui bahwa selama ini pemerintah telah menjalankan program bedah rumah bekerja sama dengan perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), namun cakupannya masih terbatas. Oleh karena itu, kata Andi Harun, jika tempat ibadah turut serta, maka jumlah penerima manfaat bisa lebih banyak dan prosesnya bisa lebih cepat.  

"Kalau ada tempat ibadah yang bisa membiayai bedah rumah bagi warga miskin, itu akan sangat membantu. Tidak harus selesai dalam satu bulan, bisa dua bulan atau lebih. Yang penting, tempat ibadah yang ada dapat ikut berperan dalam mengurangi angka kemiskinan di sekitarnya," lanjutnya.  

Selain itu juga, Andi Harun juga mengingatkan pengurus masjid agar dana infaq yang terkumpul tidak hanya disimpan, tetapi digunakan untuk kepentingan umat. 

Misalnya, terdapat masjid yang memiliki dana infaq hingga Rp400 juta dalam kurun waktu dua tahun, hal tersebut sebaiknya bisa dimanfaatkan sebagian untuk program pemberdayaan masyarakat sekitar.  

"Separuhnya saja digunakan untuk memberdayakan umat di sekitar lingkungan masjid, itu sudah sangat membantu. Dengan demikian, tempat ibadah tidak hanya menjadi pusat pembelajaran agama, tetapi juga berperan dalam pengentasan kemiskinan dan mengatasi masalah sosial di sekitarnya," tegasnya.  

Orang nomor satu di Samarinda ini juga menekankan bahwa jika seluruh tempat ibadah di Samarinda ikut berperan aktif dalam gerakan ini, dampaknya akan sangat besar. Ia optimistis Samarinda bisa menjadi contoh nasional dalam pembangunan masyarakat berbasis tempat ibadah.  

"Jika ini menjadi gerakan bersama, insyaAllah kita bisa menurunkan angka kemiskinan hingga titik terendah. Kami juga akan menyampaikan gagasan ini ke Kementerian Agama agar bisa diterapkan lebih luas," pungkasnya. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved