Berita Ekonomi dan Bisnis
Jejak Kontroversi Thaksin Shinawatra, 15 Tahun Sempat jadi Buron Kini Punya Jabatan di Danantara
Keputusan penunjukan Thaksin Shinawatra, Perdana Menteri Thailand periode 2001-2006, sebagai anggota Dewan Penasihat Danantara, memicu beragam reaksi.
Kapolri
Jaksa Agung
- Pelaksana
Chief Executive Officer (CEO): Rosan Roeslani
Chief Operating Officer (COO): Dony Oskaria
Chief Investment Officer (CIO) Pandu Sjahrir
Managing Director Legal: Robertus Bilitea
Managing Director Risk and Sustainability: Lieng Seng Wee
Managing Director Finance: Arief Budiman
Managing Director Treasury: Ali Setiawan
Managing Director Global Relations and Governance: Mohamad Al-Arief
Managing Director Stakeholders Management: Rohan Hafas
Managing Director Internal Audit: Ahmad Hidayat
Managing Director Human Resources: Sanja Bharwani
Managing Director/Chief Economist: Reza Yamora Siregar
Managing Director Head of Office: Ivy Santoso
Komite Manajemen Risiko: John Prasetio
Komite Investasi dan Portofolio: Yup Kim
Managing Director: Agus Dwi Handaya
Managing Director Finance :Djamal Attamimi
Managing Director Investment: Stefanus Ade Hadiwidjaja
Managing Director: Febriany Eddy
Managing Director: Riko Banardi
Managing Director Legal: Bono Daru Adji
Sebelumnya, BPI Danantara resmi diluncurkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 24 Februari 2025.
Peluncuran juga ditandai dengan penandatanganan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara oleh Presiden Prabowo.
Pemerintah telah menyampaikan bahwa ada tujuh perusahaan BUMN yang terkonfirmasi akan dikelola oleh BPI Danantara pada tahap awal operasional.
Ketujuh BUMN tersebut adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Ketujuh BUMN ini dipilih karena merupakan memiliki kepemilikan aset terbesar dari total 47 BUMN yang ada saat ini.
Selain itu, ada Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA), yang merupakan sovereign wealth fund (SWF) Indonesia hasil bentukan era Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) yang nantinya juga akan bergabung dengan Danantara CEO Danantara Rosan Roeslani juga menyampaikan bahwa ke depannya tidak hanya tujuh perusahaan BUMN yang akan bergabung dengan Danantara, tetapi semua perusahaan BUMN bisa bergabung.
Hanya saja, ada tahapan sebelum semua perusahaan bergabung di Danantara.
"Ya kan memang nanti yang masuk ke Danantara ini adalah keseluruhannya. Bukan hanya tujuh BUMN. Dan memang kita akan coba tingkatkan, memang ada stage-stage-nya gitu ya. yang kita akan konsolidasikan semua aset ini supaya create the value," kata Rosan pada 24 Februari 2025.
"Dan seluruh BUMN dan serta anak-anak perusahaan ini yang kita akan lihat, kita akan kaji. Kita akan lakukan evaluasi secara menyeluruh," tuturnya.
Dengan demikian, BPI Danantara akan menjadi badan yang mengelola aset-aset badan usaha milik negara (BUMN) jumbo yang nilainya mencapai 900 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14.670 triliun (kurs Rp 16.300). (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Rosan Umumkan Pengurus Danantara, Ada Eks PM Thailand Thaksin Shinawatra "
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.tv dengan judul Kontroversi Thaksin Shinawatra, 15 Tahun Kabur ke Dubai karena Kasus Hukum, Kini Masuk Danantara
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.