Idul Fitri 2025

Pantau Sidang Isbat Lebaran 2025 Kapan Lewat Live Streaming Kemenag

Pantau sidang isbat lebaran 2025 kapan lewat link live streaming Kemenag berikut ini.

Editor: Nisa Zakiyah
Grafis TribunKaltim.co/canva
SIDANG ISBAT LEBARAN - Ilustrasi desain bertuliskan sidang isbat Lebaran 2025 diolah di Canva, Selasa (18/3). Pantau sidang isbat lebaran 2025 kapan lewat link live streaming Kemenag berikut ini. (Grafis TribunKaltim.co/canva) 

"Kami akan menggelar sidang isbat awal Syawal, pada 29 Maret 2025. Sebagaimana biasanya, sidang isbat selalu digelar pada tanggal 29 Syakban untuk menetapkan awal Ramadan, 29 Ramadan untuk menetapkan awal Syawal, dan 29 Zulkaidah untuk menetapkan awal Zulhijjah," jelas Abu Rokhmad, dikutip dari situs Kemenag, Kamis (20/3). 

Abu Rokhmad mengatakan, proses sidang isbat akan diawali dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang magrib. 

Proses Rukyatul Hilal rencana akan dilakukan di 33 titik. 

Menurutnya, ada satu titik rukyatul hilal di setiap provinsi, kecuali Bali. 

"Di provinsi Bali dalam suasana Nyepi. Sehingga rukyatul hilal tidak kita gelar di sana. Kita saling menghormati," paparnya. 

Sidang isbat akan digelar sekitar pukul 18.45 WIB yang berlangsung secara tertutup. 

Kemudian, hasil sidang isbat akan diumumkan melalui konferensi pers oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar. 

Lebih lanjut, penggunaan metode hisab dan rukyat dalam penentuan awal Syawal merupakan pelaksanaan dari ajaran Islam. 

Menurut Abu Rokhmad, hal ini sejalan dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) No 2 Tahun 2024 tentang Penetapan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. 

Dalam fatwa itu disebutkan, penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah dilakukan berdasarkan metode hisab dan rukyah oleh Pemerintah RI cq Menteri Agama dan berlaku secara nasional.

Secara hisab atau perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB. 

Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh. 

"Data-data astronomi ini kemudian kita verifikasi melalui mekanisme rukyat," tegas Abu Rokhmad. 

Dikatakan Abu Rokhmad, setidaknya ada dua dimensi dari proses pelaksanaan Rukyatul Hilal.

Pertama, dimensi ta'abbudi. 

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved