Berita Nasional Terkini

Pesan Menohok Luhut di Hari Raya Idul Fitri 2025: Pengamat-pengamat Tanpa Data, Membuat Keruh

Pada Hari Raya Idul Fitri 2025, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, tak ingin ketinggalan untuk ikut merayakannya.

TribunKaltim.co/Ary Nindita Intan RS
PESAN LUHUT DI LEBARAN - Arsip, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko) Luhut Binsar Panjaitan usai menghadiri sidang kabinet paripurna terakhir di Istana Garuda, IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (13/9/2024). Pada Hari Raya Idul Fitri 2025, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, tak ingin ketinggalan untuk ikut merayakannya, dengan memberikan pesan menohok ke masyarakat. (TribunKaltim.co/Ary Nindita Intan RS) 

TRIBUNKALTIM.CO - Pada Hari Raya Idul Fitri 2025, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, tak ingin ketinggalan untuk ikut merayakannya, dengan memberikan pesan menohok ke masyarakat.

Pada kesempatan tersebut, Luhut Binsar Pandjaitan, juga mengirimkan pesan untuk seluruh masyarakat.

Luhut berpesan kepada masyarakat untuk senantiasa menjaga budaya santun, terutama ketika mengkritik pemerintah.

Pernyataan tersebut disampaikan setelah pertemuannya dengan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Senin (31/3/2025).

Baca juga: Profil dan Rekam Jejak Pandu Sjahrir yang Bakal jadi CIO Danantara, Keponakan Luhut Pandjaitan

Baca juga: Rocky Gerung Terkejut, Luhut Bongkar Anggaran Bansos Rp 250 T di Era Jokowi tak Sampai ke Masyarakat

"Saya hanya titip satu di bulan Ramadhan ini yang selesai hari inilah, selesai ya. Kita semua supaya memelihara budaya santunnya, ramah-tamahnya Indonesia," kata Luhut.

Luhut menekankan pentingnya menjaga sopan santun dalam demokrasi.

"Demokrasi itu betul, tapi jangan demokrasi itu jadi merusak budaya sopan santun kita. Berbicara, berbahasa dan tidak menghormatin orang-orang yang sudah berkarya buat negeri ini," ujarnya.

Selain itu, Luhut menyatakan kesiapannya untuk membela Jokowi, mengingat dirinya merupakan saksi dari perjalanan pemerintahan Jokowi selama dua periode.

Baca juga: Pelaksanaan Kenaikan Tarif PPN 12 Persen Hampir Pasti Ditunda, Luhut Ungkap Alasannya

"Kemudian berburuk sangka dengan cepat. Saya kan pembantu Presiden Jokowi selama 10 tahun, saya saksi hidup," jelasnya.

Mantan Menko Kemaritiman dan Investasi ini juga mengkritik sejumlah pengamat yang dianggapnya berbicara tanpa data, yang dapat mempersulit pemerintahan Prabowo Subianto.

"Saya harus katakan ini agak keras sedikit karena menurut saya sudah ada terlalu banyak kita enggak keluar koridor yang pengamat-pengamat yang tanpa data yang jelas membuat keruh. Itu mempersulit pemerintahan Presiden Prabowo," tegasnya.

Luhut juga memberikan contoh mengenai program makan bergizi gratis yang sedang berjalan dan memerlukan waktu untuk implementasi yang baik.

Baca juga: Disebut akan Gantikan Luhut Jadi Menko Marves, Ini Alasan Muhaimin Iskandar Mau Jadi Menteri Prabowo

"Seperti makan bergizi, ada yang mengkritik sana-sini. Sekarang kan belum mulai jalan. Kan itu perlu waktu. Dan hasil studi kami ini studi kajian yang dilakukan oleh ahli kemiskinan Profesor Arif Ansori, ini program yang sangat baik sekali. Jadi jangan kita terus torpedo apa karya-karya bagus yang baru dimulai," jelasnya.

Ia menekankan pentingnya menghormati karya-karya baik dari Presiden sebelumnya.

"Jadi juga karya-karya bagus yang dibuat oleh Presiden pendahulunya Pak Presiden Prabowo, kita harus hormatin juga. Itulah budaya Indonesia. Kita harus kompak semua bangsa ini karena masalah yang dihadapi bangsa Indonesia ini masalah yang rumit dan kompleks karena global masalahnya begitu," tuturnya. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesan Lebaran dari Luhut: Pelihara Budaya Santun dalam Mengkritik Pemerintah"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved