Tribun Kaltim Hari Ini
Ambulans Masuk Bengkel, Polres Bontang Sidak SPBU, Pengendara Keluhkan Kendaraan Rusak Usai Isi BBM
Hampir dua pekan belakangan ramai masyarakat beberapa daerah Kaltim alami kendala pada kendaraannya pasca mengisi BBM
Fuel pump atau pompa bahan bakar merupakan komponen penting yang berfungsi menyalurkan bahan bakar dari tangki menuju mesin.
Jika terjadi penyumbatan atau kotoran yang menumpuk, aliran bahan bakar menjadi tidak lancar sehingga mesin bisa mengalami kendala seperti tersendat, kehilangan tenaga, hingga mati mendadak.
Fajar juga mengungkapkan bahwa sebelum dirinya, sudah ada dua pengendara motor lain yang mengalami gejala kerusakan serupa setelah mengisi bahan bakar.
Ia sempat menggunakan kendaraannya sekitar empat jam setelah pengisian bahan bakar sebelum akhirnya mulai mengalami gangguan.
"Pertama isi Pertamax dulu, mungkin sudah kotor di fuel pumpnya. Pas Turbo, oktannya kan lebih besar, nah itu langsung berkerakan keluar, langsung nyendat di fuel pump," ungkapnya.
Setelah dilakukan penggantian fuel pump serta pembersihan beberapa komponen lainnya, motor Fajar akhirnya kembali normal.
Namun, ia harus merogoh kocek cukup dalam untuk memperbaikinya.
"Fuel pump-nya aja itu harganya Rp600.000, kalau bersihin injektornya sama yang di filter itu pakai karbu cleaner itu totalnya 50 ribuan, sama ongkos bongkar pasangnya 50 ribuan juga," ungkapnya.
Total biaya perbaikan yang harus ia keluarkan mencapai sekitar Rp700 ribu, jumlah yang tidak sedikit bagi sebagian masyarakat, terutama jika kejadian serupa terjadi berulang kali.
Baca juga: Merespons Dugaan BBM Bermasalah, Pertamina Lakukan Uji Sampel Bahan Bakar di Balikpapan
Kapolres Bontang Lakukan Sidak
Merespons keluhan masyarakat, Kepolisian Resor Bontang turun langsung melakukan inspeksi ke sejumlah SPBU.
Kapolres Bontang, AKBP Alex Frestian Lumban Tobing, bersama jajarannya mendatangi SPBU di Jalan Bhayangkara sebagai lokasi pertama.
Dari pantauan awak media, petugas mengambil sampel satu liter BBM jenis Pertamax menggunakan wadah takar transparan dan mencampurkannya dengan pasta khusus.
Menurut Alex, jika BBM tersebut mengandung air, molekulnya akan terpisah dan pasta yang awalnya berwarna oranye kekuningan akan berubah menjadi merah.
"Kami ingin memastikan dan merespons cepat keluhan masyarakat soal BBM ini," kata Alex.
Namun, hasil pemeriksaan di SPBU tersebut tidak menemukan indikasi BBM tercampur air.
Pemeriksaan kemudian dilanjutkan ke SPBU di Tanjung Laut dengan hasil serupa.
Meski demikian, Kapolres menegaskan bahwa sidak tidak berhenti di sini.
Pihaknya akan menyusuri bengkel-bengkel untuk mengumpulkan informasi tambahan.
Ia juga mengimbau masyarakat agar proaktif melaporkan jika mengalami masalah serupa, dengan membawa bukti yang valid.
"Ini memang keluhan yang banyak ditemukan di lapangan. Kami membutuhkan informasi yang valid dari masyarakat, selain juga terus memantau langsung penyaluran BBM di SPBU," jelasnya.
Hingga berita ini diterbitkan, Kapolres masih melakukan sidak ke beberapa SPBU lainnya, termasuk di Kilometer 3, Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Belimbing, Kecamatan Bontang Utara.
Masih Uji Sampel
Kadar kandungan BBM di berbagai SPBU di Balikpapan masih dalam tahap pengujian laboratorium.
Pengujian ini merupakan rangkaian investigasi yang dilakukan PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan.
Persisnya pasca banyaknya keluhan pengendara atas dugaan BBM bermasalah yang berdampak terhadap performa kendaraan.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Kalimantan PT Pertamina Patra Niaga, Edi Mangun, mengatakan, pihaknya telah mengambil sampel BBM dari SPBU di Balikpapan.
"Kami masih mengambil beberapa sampel lagi untuk memastikan apakah ada yang aneh dengan BBM yang kami drop ke SPBU," ungkapnya.
Jika sudah mendapatkan hasil, kata Edi, pihaknya akan mengumumkan ke publik.
"Nanti kami akan merilis hasilnya untuk Balikpapan," imbuhnya.
Sebelumnya, pengujian sampel acak BBM dari SPBU di Samarinda sudah dilakukan.
Dimana pengujian dilakukan di PT Kilang Pertamina Internasional Balikpapan mencakup berbagai parameter.
Mulai dari kandungan oktan, stabilitas, dan tingkat emisi.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan memastikan bahwa kualitas BBM di Samarinda memenuhi standar Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas).
Sebagaimana diketahui, sempat muncul isu mengenai kualitas bahan bakar yang diduga bermasalah.
Menanggapi hal ini, SPBU 6476118 di Jalan Mulawarman, Batakan, Balikpapan, menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen menjaga standar kualitas dan kuantitas BBM.
Pengelola SPBU, Marselinus, memastikan bahwa seluruh prosedur operasional dijalankan sesuai standar.
“Menanggapi isu di media saat ini bahwa kualitas BBM yang dijual di SPBU bercampur air dan sebagainya, kami selama ini menjalankan prosedur bagaimana menjaga kualitas dan kuantitas BBM yang kami jual,” ujarnya.
Dikatakan Marselinus, pihaknya secara rutin melakukan pengecekan kualitas bahan bakar menggunakan hidrometer untuk mengukur densitas dan kadar air.
Selain itu, dipstik dengan pasta air juga digunakan untuk memastikan tidak ada kandungan air dalam BBM.
Hasil pengecekan menunjukkan bahan bakar di SPBU ini memenuhi standar dan layak edar.
Marselinus menambahkan bahwa pengecekan dilakukan setiap hari, termasuk pengambilan sampel setiap kali menerima pasokan BBM dari mobil tangki.
“Kami melakukan pengecekan setiap hari kadar dalam tangki dan melakukan sampel setiap penerimaan BBM dari mobil tangki,” jelasnya.
Sebagai bentuk transparansi, SPBU Batakan menyimpan hasil pengecekan harian dan sampel bahan bakar hingga hari berikutnya.
“Untuk sebagai bukti, kami masih menyimpan sampel sampai esok hari hingga terganti lagi,” tandas Marselinus.
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.