Berita Balikpapan Terkini

Gigahertz, Warna Baru Musik Balikpapan yang Lahir dari Kecintaan pada Elektronik dan Kreativitas

Balikpapan kembali menelurkan talenta bermusik yang unik lewat kehadiran Gigahertz, sebuah band musik lokal dengan sentuhan elektronik yang kental

HO/Gigahertz
BAND BALIKPAPAN - Penampilan Band Gigahertz dalam sebuah event musik di Balikpapan pada Minggu (12/1/2025). Inilah Gigahertz, sebuah band yang membawa napas baru ke industri musik lokal melalui sentuhan elektronik yang kental dan perpaduan berbagai genre. (HO/Gigahertz) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Kota Balikpapan kembali menelurkan talenta bermusik yang unik lewat kehadiran Gigahertz, sebuah band yang membawa napas baru ke industri musik lokal melalui sentuhan elektronik yang kental dan perpaduan berbagai genre.

Dimulai dari sebuah proyek musik kecil yang digarap oleh dua sahabat, Luthfi dan Dhebby pada 2011, konsep mereka pada awalnya adalah duo elektronik. 

“Lagu awal yang kami rilis di SoundCloud pada saat itu adalah cover lagu dari Cocteau Twins, Rilkean Heart,” ucap Luthfi kepada TribunKaltim.co, Jumat (4/4/2025)

Proyek musik ini sempat berjalan selama satu tahun. Bahkan, mereka berhasil menciptakan dua lagu orisinil.

Namun, perjalanan tersebut harus terhenti karena Dhebby pindah ke Jerman. 

Baca juga: Misery Band, Suguhkan Musik Alternatif Emo ala Balikpapan Tumbuh dari Tongkrongan

Meski sempat vakum, semangat Luthfi untuk melanjutkan Gigahertz tak padam.

Pada 2016 lalu, ia kembali menciptakan dua track demo sebagai upaya untuk menghidupkan kembali band tersebut.  

Dua tahun berselang, sebuah lagu berhasil ia rampungkan dan menjadi titik balik bangkitnya Gigahertz. Meskipun saat itu, hanya Luthfi yang aktif sebagai personel.  

“Di tahun 2019, berawal dari iseng, Luthfi mengajak Adi Kresna, gitaris dari Infact untuk bermain bersama Gigahertz di gigs Bikini Bottom 2,” lanjut Luthfi.  

Pertunjukan iseng tersebut justru menjadi awal dari formasi baru. Sejak saat itu, Adi Kresna resmi menjadi personel tetap Gigahertz.

Formasi pun perlahan berkembang hingga menjadi band solid seperti sekarang.  

Dibentuk dari kecintaan terhadap musik elektronik, inspirasi utama Gigahertz berasal dari genre Drum 'n Bass, dengan pengaruh kuat dari band asal Australia, Pendulum. 

Tak hanya itu, mereka juga membawa nuansa gelap dan kuat dari musik metal. Terutama dari band-band Jerman seperti Rammstein dan Erdling.  

“Motivasi kami menjalankan Gigahertz adalah selain melepas kepenatan kami bekerja, kami mungkin ingin sedikit memberi warna baru di musik Balikpapan,” imbuhnya.  

Baca juga: Ninetynine Comma Balikpapan, Cerita Unik Band Pop yang Lahir dari Tempat Tongkrongan 

Nama Gigahertz sendiri memiliki makna yang erat dengan proses kreatif sang pencipta lagu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved