Tambang Rusak Hutan Unmul

Kasus Perambahan Hutan Pendidikan Unmul, Rustam Fahmy: Aktor Intelektual Mesti Tersentuh

Kasus perambahan hutan pendidikan Unmul, Rustam Fahmy minta aktor intelektual mesti tersentuh.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Diah Anggraeni
TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy
PERAMBAHAN HUTAN PENDIDIKAN - Dekan Fahutan Unmul Prof. Irawan Wijaya Kesuma (kiri) dan Kepala Laboratorium Alam KHDTK Diklathut Fahutan Unmul, Rustam Fahmy (kanan)  saat menyampaikan keprihatinan soal kasus penambangan di lahan KHDTK, Rabu (16/4/2025). Lembaga hukum diminta bergerak untuk mengungkap aktor di balik kegiatan yang merambah hutan pendidikan Unmul.(TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY)  

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Aktor intelektual di balik kegiatan perambahan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang dikelola Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda  yang diduga untuk tambang batu bara diharapkan segera diungkap.

Kepala Laboratorium Alam KHDTK Diklathut Fahutan Unmul, Rustam Fahmy kepada TribunKaltim.co mengungkapkan, pihaknya sudah memberikan data–data pendukung agar persoalan tambang ini diusut serius oleh aparat penegak hukum (APH).

"KHDTK Kaltim ini menjadi salah satu contoh nyata dari kasus yang telah banyak terjadi di Kaltim, aktor intelektual kegiatan penambangan mesti tersentuh agar memberi efek jera dan juga kami memberi pesan kepada kementerian bahwa KHDTK mesti lebih diperhatikan,” ungkapnya, Kamis (24/4/2025).

Lembaga hukum mesti bergerak agar mengungkap aktor di balik kegiatan yang merambah hutan yang dilindungi ini.

“Tentu kami berharap bukan saja menyasar pekerja yang berkegiatan, manajer yang bertanggung jawab, tetapi juga aktor utamanya, aktor intelektualnya,” tukasnya.

Baca juga: Balai Gakkum LKH Kejar Pelaku dan Perusahaan yang Diduga Penambang KHDTK Unmul Samarinda

Ia juga menekankan pihaknya sebagai pengelola ingin kawasan hutan yang menjadi sarana konservasi, penelitian, dan pendidikan ini agar lebih diperhatikan.

Pasalnya di beberapa lokasi dan daerah lain, KHDTK minim perhatian dari Kementerian terkait.

Kawasan ini menjadi sarana edukasi bagi masyarakat sekitar serta para pembelajar dan yang sedang belajar untuk sarana penelitian.

Terlebih kehadiran Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni ke Samboja, Kutai Kartanegara, Selasa (22/2/2025) lalu mestinya turut mengetahui apa yang terjadi di KHDTK di wilayah Kaltim.

“Pesan saya sebenarnya kepada Kementerian terkait, KHDTK di Kalimantan sama persoalannya di garuk tambang, misal Bukit Soeharto. Belum lagi daerah lainnya. Kita sebetulnya berharap Pak Menteri waktu datang kemarin bisa ikut meninjau beberapa KHDTK di Kaltim,” kata Rustam.

Baca juga: Cerita 2 Wanita Bulungan Berjuang untuk Ujian di Unmul Samarinda, Keluar Ongkos Rp1 Juta

Tak hanya itu, perkembangan terkait tim yang menghitung kerugian ditegaskan Rustam juga terus bekerja.

Penghitungan kerusakan yang terjadi, baik secara ekologis dan ekonomis, juga terus dilakukan.

Dampak hilangnya vegetasi, habitat satwa, dan terganggunya tata air juga dihitung secara menyeluruh nantinya.

Pihaknya akan melibatkan dosen di bidang sesuai ahlinya.

Ia juga menekankan peristiwa seperti ini menjadi pelajaran semua pihak bahwa terkait lingkungan atau perusaknya mesti diberikan deterrent effect.

“Tim Fahutan Unmul sudah membentuk tim dan bisa berlanjut ke ranah hukum perdata terkait kerugian yang dialami KHDTK, sehingga ada yang bertanggung jawab atas kerusakan ini,” tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved