Berita Nasional Terkini

Terungkap Motif Isu Ijazah Palsu Jokowi Kembali Digaungkan, Pengamat: Ada Hubungannya dengan Prabowo

Terungkap alasan isu ijazah palsu Jokowi kembali digaungkan. Pengamat menyebut ada hubungannya dengan Prabowo Subiabto.

KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati-Tangkapan Layar etd.repository.ugm.ac.id
POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Kanan: tangkap layar skripsi Jokowi yang bisa diakses publik melalui link resmi UGM. Terungkap alasan isu ijazah palsu Jokowi kembali digaungkan. Pengamat menyebut ada hubungannya dengan Prabowo Subiabto. (KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati-Tangkapan Layar etd.repository.ugm.ac.id) 

TRIBUNKALTIM.CO -  Terungkap alasan isu ijazah palsu Jokowi kembali digaungkan.

Pengamat menyebut ada hubungannya dengan Prabowo Subiabto, isu ijazah palsu Jokowi tersebut dinilai sebagai upaya mengganggu legitimasi pemerintahan saat ini.

Pernyataan bukan tanpa dasar analisa yang kuat, adalah Pengamat hukum dan politik Pieter C. Zulkifli yang berpendapat seperti itu.

Selain itu, ia menilai isu tersebut merupakan komoditas politik musiman yang terus dimunculkan meski telah berkali-kali dibantah secara terbuka, termasuk oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).

Baca juga: Pengamat Sebut Ada yang Janggal dari Munculnya Isu Ijazah Palsu, Yakin Sasarannya Bukan Hanya Jokowi

Pieter menilai isu ini sengaja dihidupkan saat masa transisi pemerintahan ke Presiden Prabowo Subianto.

Ia menyebut narasi tersebut bukan hanya menyerang Jokowi, tetapi bisa menjadi bagian dari upaya sistematis untuk mengganggu legitimasi pemerintahan baru.

“Jika kita tarik benang merahnya, kampanye narasi semacam ini bukan semata menyerang Jokowi, tapi bisa menjadi upaya sistematis untuk mengganggu legitimasi pemerintahan berikutnya,” ujar Pieter dalam keterangannya, Rabu (23/4/2025). 

Pieter juga menyayangkan tudingan yang terus berulang tersebut. Menurut dia, isu itu diangkat seolah-olah merupakan skandal besar yang ditutup-tutupi, padahal UGM telah menyatakan Jokowi adalah alumni Fakultas Kehutanan dengan rekam jejak akademik yang terdokumentasi.

“Tuduhan ini bukan semata tentang keabsahan sebuah ijazah. Ia mencerminkan krisis yang lebih dalam, kegagalan sebagian elite politik dan segmen masyarakat dalam memaknai demokrasi dan cara beroposisi secara sehat,” ujar Pieter.

Baca juga: Roy Suryo hingga Dokter Tifa Dilaporkan ke Polisi oleh Relawan Jokowi, Buntut Tudingan Ijazah Palsu

Ia mengajak publik untuk memahami motif di balik munculnya kembali isu tersebut dan siapa yang sebenarnya diuntungkan dari kegaduhan yang ditimbulkan. 

Pieter juga mendorong masyarakat agar menjaga demokrasi dari erosi etika dan nalar di era informasi terbuka seperti saat ini.

“Klarifikasi demi klarifikasi telah disampaikan. Wakil Rektor UGM bahkan menyebutkan secara gamblang tahun masuk, tahun lulus, hingga judul skripsi Jokowi. Namun, sebagian pihak terus menggulirkan isu ini dengan nada insinuatif,” katanya.

Mengutip adagium hukum actori incumbit probatio, Pieter menegaskan pihak yang menuduh harus mampu membuktikan tuduhannya. Tanpa bukti yang kuat, menurutnya, tuduhan tersebut hanya akan menjadi fitnah.

Ia menyebut logika politik saat ini sering tidak sejalan dengan logika hukum dan etika. Tuduhan yang lemah, lanjutnya, justru mendapatkan panggung luas di media sosial dan ruang digital, menciptakan distorsi dalam persepsi publik.

“Politik kehilangan substansi ketika lebih sibuk menyerang personal daripada mengkritisi kebijakan,” ujarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved