Berita Nasional Terkini

Pendaftaran SPMB 2025: Anak Usia di Bawah 7 Tahun Bisa Masuk SD, Cek Kuota Jenjang Sekolah Dasar

Pendaftaran SPMB 2025: Anak usia di bawah 7 tahun bisa masuk SD, cek kuota jenjang Sekolah Dasar.

Grafis TribunKaltim.co via Canva
SPMB 2025 - Ilustrasi siswa SD yang diolah dari Canva premium, Minggu (2/2/2025). Pendaftaran SPMB 2025 akan diumumkan pada minggu pertama awal Mei 2025. Anak usia di bawah 7 tahun bisa masuk SD, cek kuota jenjang Sekolah Dasar. (Grafis TribunKaltim.co via Canva) 

Domisili minimal 70 persen

Afirmasi minimal 15 persen

Prestasi tidak ada

Mutasi maksimal 5 persen

7 cara mengecek anak siap masuk SD

Dilansir dari Seri Bacaan Orang Tua tentang Kesiapan Anak Masuk Sekolah yang diterbitkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2011, anak yang mampu calistung bukanlah tanda utama sudah siap masuk SD.

"Sejauh ini kebanyakan orangtua hanya menganggap, untuk masuk SD, anak sudah harus berusia 7 tahun serta sudah harus bisa membaca, menulis, dan berhitung. Oleh karena itu, banyak orangtua menyiapkan anaknya ke arah kemampuan-kemampuan tersebut," bunyi isi dari buku tersebut yang dikutip pada Minggu, (27/4/2025).

Padahal banyak kemampuan lainnya yang juga perlu diasah agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal.

Orangtua bisa cek dari tujuh tanda ini apakah anak memang siap masuk SD:

1. Dari perkembangan fisik:

  • Anak dapat meniti di atas titian. Kalau berjalan di titian, ia tidak jatuh karena sudah lebih bisa mengontrol keseimbangan dirinya.
  • Anak dapat memegang alat tulis dengan benar. Contohnya saat ia menulis atau menggambar sesuatu. Perhatikan tahapan bagaimana anak memegang alat tulis.
  • Anak bisa memusatkan pandangannya pada benda-benda kecil. Itulah sebabnya anak dapat mengoordinasikan mata dan tangannya. Misal, anak bisa mengancingkan baju sendiri, menyusun balok-balok,atau memasukkan balok sesuai dengan bentuknya. 

2. Saat menggambar, orangtua bisa memperhatikan apakah anak dapat membuat coretan-coretan yang lebih bermakna.

Gambaran yang tadinya hanya garis-garis tidak beraturan sudah dapat dibuat dalam bentuk tertentu. Seperti orang, rumah, mobil, roda, bunga, dan lainnya. 

3. Anak yang mulai mandiri dan tidak Ketergantungan pada ibu-ayah atau orang dewasa lain mulai berkurang.

Anak mulai mandiri dan menunjukkan rasa tanggung jawabnya.

Contoh, anak bisa makan sendiri, habis bermain membereskan mainan sendiri, dan bisa mandi sendiri meskipun belum bersih betul.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved