Berita Nasional Terkini
Banyak Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis, BGN Targetkan Zero Accident Usai Dievaluasi Prabowo
Banyak kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), BGN targetkan zero accident keracunan usai dievaluasi Presiden Prabowo Subianto.
TRIBUNKALTIM.CO – Banyak kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG), BGN targetkan zero accident keracunan usai dievaluasi Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo Subianto melakukan evaluasi terhadap program andalannya, MBG, di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (3/5/2025).
Hal ini terkait banyaknya laporan siswa keracunan makanan MBG.
Baca juga: Ratusan Siswa di Jawa Barat Keracunan Makan Bergizi Gratis, Dedi Mulyadi: Sudah Direspons Cak Imin
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana berharap, agar tak ada lagi kasus keracunan makanan yang menimpa siswa sekolah penerima makan bergizi gratis (MBG).
Usai rapat evaluasi dengan Presiden Prabowo Subianto di Hambalang, Dadan mengakui, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memiliki tantangan berat untuk memastikan kualitas dan aspek higienis makanan yang akan dibagikan kepada para siswa.
“Target kita adalah zero accident, tidak ada kejadian keracunan di lapangan,” kata Dadan mengutip keterangan video di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (4/5/2025).
Oleh karena itu, ia menambahkan, rapat evaluasi kemarin juga turut mempertajam proses seleksi mitra dan supervisi infrastruktur yang akan dibuat oleh berbagai pihak.
Dadan mengatakan, ada tiga kunci sukses pelaksanaan MBG, yaitu pemenuhan anggaran, sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur.
Untuk anggaran, proses politik telah dirampungkan oleh Presiden Prabowo.
Sementara untuk pemenuhan SDM, saat ini BGN telah bekerja sama dengan Universitas Pertahanan mencetak 30.000 Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) yang akan menjadi garda terdepan program ini.
Baca juga: Tidak Dibayar Hampir Rp 1 Miliar, Dapur Mitra Program Makan Bergizi Gratis Tutup
“Infrastruktur ini adalah gedung, fasilitas-fasilitas yang perlu disiapkan beberapa pihak. Karena BGN sendiri hanya akan membangun, 1.502 (SPPG), sementara kita menargetkan ada 30.000 SPPG, artinya kita harus bermitra seluas-luasnya dengan berbagai pihak,” ujarnya.
Tak hanya sekedar memperbanyak mitra, Dadan menegaskan, memastikan kualitas SPPG dan produknya juga menjadi hal penting yang mendapat sorotan BGN.
“Tantangan berat SPPG itu adalah pemantauan kualitas dan aspek higienis. Kita berkumpul sekarang ini untuk mempertajam seleksi mitra dan juga supervise infrastruktur oleh para pihak,” pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Ikuti berita populer lainnya di Google News, Channel WA, dan Telegram
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.