Berita Samarinda Terkini
Jembatan Mahakam I Samarinda Sudah Puluhan Kali Ditabrak Kapal Tongkang, Begini Solusi Pengamat
Jembatan Mahakam I Samarinda di Kalimantan Timur sudah puluhan kali ditabrak kapal tongkang, begini solusi pengamat.
TRIBUNKALTIM.CO - Jembatan Mahakam I Samarinda di Kalimantan Timur sudah puluhan kali ditabrak kapal tongkang, begini solusi pengamat.
Sungai Mahakam menjadi salah satu nadi perekonomian bagi sejumlah wilayah di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), khususnya Samarinda.
Setiap hari pemandangan tongkang dengan muatan batu bara maupun kayu mudah didapati di sepanjang alur Sungai Mahakam.
Namun, aktivitas hilir mudik tongkang di alur sungai itu belakangan ini menjadi sorotan setelah dua kali insiden tertabraknya pilar Jembatan Mahakam 1 pada awal tahun 2025 ini.
Baca juga: Jembatan Mahakam I Samarinda Ditabrak Berulang Kali, KSOP Soroti soal Aturan Jarak Tambat Kapal
Kejadian pertama terjadi Minggu (16/2/2025) siang yang menghancurkan fender atau pelindung pilar.
Kedua terjadi pada Sabtu (26/4/2025) malam yang membuat salah satu pilar 4 bengkok.
Pasca insiden ini, akhirnya terungkap bahwa aktivitas kapal yang berlayar di alur Sungai Mahakam selama ini telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 1989 tentang Pengaturan Lalu Lintas yang Melintasi Jembatan Mahakam.
Sesuai yang tercantum pada pasal 16, disebutkan bahwa semua kapal yang menggandeng ponton untuk melakukan pengolongan diwajibkan tambat dengan jarak tidak kurang dari 5.000 meter dari Jembatan Mahakam.
Namun, fakta yang terlihat sejak lama justru berbeda, di mana terlihat banyaknya kapal yang menunggu waktu pengolongan tambat dengan jarak cukup dekat dari Jembatan Mahakam 1.
Solusi Pengamat
Pengamat maritim dari IKAL Strategic Center (ISC), Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, menyebut insiden ini menjadi peringatan keras bagi keselamatan infrastruktur strategis di tengah padatnya lalu lintas logistik.
“Langkah yang diambil sebagai upaya preventif sembari menunggu hasil evaluasi teknis dari pihak berwenang,” tegasnya pada Selasa (6/4/2025).
Menurutnya, persoalan ini menyentuh lebih dari sekadar teknis, tapi juga lemahnya tata kelola lintas sektor, minimnya mekanisme terpadu, dan dilema klasik antara keselamatan dan keberlanjutan ekonomi.
Jembatan Mahakam berada di atas jalur vital distribusi batu bara.
Baca juga: Kejati Selidiki Insiden Tertabraknya Jembatan Mahakam I Samarinda, DPRD Kaltim Beri Dukungan Penuh
Gangguan sekecil apapun berisiko menimbulkan kerugian ekonomi sistemik.
Capt. Hakeng mengusulkan pemasangan fender pelindung pada pilar jembatan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.