Berita Samarinda Terkini
Intensifkan Penanganan Stunting, Dinas Kesehatan Samarinda Hadirkan Forum AGUS
Intensifkan penanganan stunting di Kota Samarinda, Dinas Kesehatan menghadirkan Forum Aksi Gotong Royong untuk Stunting (AGUS).
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA – Upaya menekan prevalensi stunting di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, kini memasuki babak baru lewat pendekatan kolaboratif lintas sektor.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda belum lama ini menggagas Forum Aksi Gotong Royong untuk Stunting atau AGUS.
AGUS hadir sebagai ruang koordinasi efektif antar organisasi perangkat daerah (OPD) dan lembaga terkait guna memperkuat intervensi penanganan stunting secara terintegrasi.
Forum tersebut dihadiri oleh perwakilan sejumlah OPD dan sektor terkait, di mana masing-masing membagikan strategi dan program kerja sesuai dengan tupoksi dalam upaya penanggulangan stunting.
Kepala Dinkes Samarinda, dr Ismed Kusasih, menyebut langkah ini Sebagai upaya konkret pihaknya untuk menggeser pola komunikasi yang selama ini terkesan seremonial dan kurang produktif menjadi diskusi teknis yang lebih aplikatif.
“Jadi, kita ini sebenarnya punya tim yang dibentuk sejak tahun 2021 lalu. Tapi, kita kebanyakan hanya bertemu forum-forum besar, sehingga tidak banyak yang bisa kita bahas. Dengan forum seperti ini, mudah-mudahan nanti bisa lebih efektif, sebagai wadah sharing kita bersama,” ujarnya.
Baca juga: Dinkes Samarinda Sarankan RSHD Sosialisasi Penghentian Sementara Layanan ke Pasien
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) dr Rudi Agus Riyanto menambahkan, melalui forum tersebut, Dinkes mendorong pendekatan multisektor agar upaya intervensi tak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan semata.
Hal itu juga menyasar peran aktif sektor-sektor pendukung lainnya mulai dari sosial, pendidikan, hingga infrastruktur dan ketahanan pangan.
“AGUS merupakan strategi lintas sektor untuk meningkatkan cakupan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dan ibu hamil bermasalah gizi,” terangnya.
Ia menambahkan, pendekatan ini melibatkan penguatan tim intervensi spesifik, pelatihan kader posyandu, peningkatan kualitas dan distribusi PMT berbasis pangan lokal maupun inovatif, serta optimalisasi sistem pelaporan digital.
Baca juga: Dinkes Samarinda Giatkan Skrining ke Warga, Deteksi Virus yang Sebabkan Kanker Serviks
Selain koordinasi lintas sektor, Dinkes juga menekankan pentingnya intervensi langsung melalui peningkatan gizi, di antaranya,penyediaan dan pemastian kecukupan asupan gizi ibu hamil yang juga meliputi PMT lokal, tablet tambah darah seperti Vipiron, hingga biskuit ibu hamil.
“Untuk balita dengan gangguan gizi, intervensi dilakukan melalui PMT lokal dan suplemen seperti Vipalbumin. Seluruh program ini dijalankan dengan pengawasan ketat melalui sistem monitoring dan evaluasi yang berkelanjutan agar dampaknya terukur dan berkelanjutan,” ungkap dr Rudi.
Oleh sebab itu, melalui AGUS ini, Dinkes Samarinda berharap tidak hanya membangun kesadaran tetapi juga membangun sistem gotong royong yang mampu menurunkan angka stunting secara signifikan, sejalan dengan target nasional pengentasan stunting pada 2024.
“Semoga dengan kolaborasi yang baik dari kita semua, bersama kita bisa menurunkan stunting di Kota Samarinda,” pungkasnya.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltim/foto/bank/originals/20250511_Forum-AGUS-yang-digagas-Dinas-Kesehatan-Kota-Samarinda.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.