Berita Nasional Terkini
Versi TNI, 8 Fakta Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut, 13 Orang Tewas termasuk 9 Warga Sipil
Versi TNI, 8 fakta ledakan amunisi kedaluwarsa di Garut yang mengakibatkan 13 orang tewas termasuk 9 warga sipil.
Nanti ke depan kita akan detailkan apa penyebab terjadinya ledakan tersebut," ujar Kristomei.
7. Risiko amunisi kedaluwarsa
Mayjen Kristomei menegaskan bahwa kondisi keamanan dari amunisi yang sudah kedaluwarsa atau expired seperti di Garut tidak bisa diperkirakan.
Penanganannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati karena bisa meledak sewaktu-waktu.
"Ya namanya amunisi sudah kedaluwarsa, ini kan tidak bisa kita perkirakan.
Artinya juga isiannya apakah masih sesuai dengan yang memang seharusnya ada, atau pemantiknya juga masih sesuai dengan yang memang sudah sesuai prosedurnya," ujar Kristomei.
8. Pengamanan lokasi
Usai kejadian, lokasi pemusnahan langsung diamankan oleh aparat TNI.
Garis pengamanan diperluas untuk memastikan tidak ada warga yang masuk dan mencegah kemungkinan ledakan susulan dari sisa amunisi yang belum meledak.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wahyu Yudhayana memaparkan, pihaknya berkoordinasi dengan aparat terkait sudah mengamankan lokasi peledakan sampai benar-benar aman untuk masyarakat sekitar.
Wilayah di sekitar lokasi peledakan juga tengah disterilkan, karena dikhawatirkan masih adanya beberapa bahan yang berbahaya yang perlu diamankan.
Baca juga: Sisa Pemusnahan Amunisi Kedaluwarsa di Garut Mengandung Kuningan dan Alumunium Bernilai Tinggi
Alasan Warga Memulung Sisa Pemusnahan Amunisi
Pemusnahan amunisi kedaluarsa di Garut Selatan yang kali ini menewaskan 13 orang.
Sebelumnya, TNI juga telah melakukan pemusnahan amunisi di bulan ini.
Pernyataan ini disampaikan warga asal Kampung Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Senin (12/5/2025).
Menurut Heri Supriyadi (47) warga Mancagahar, Kecamatan Pameungpeuk, menuturkan peledakan amunisi ini bukan kali pertama.
Selama bulan ini, sudah pernah dilaksanakan juga pada minggu pertama.
"Ini ledakan yang kedua kalinya, pertama kegiatan tanggal 6 Mei, dan dimulai lagi tanggal 12 Mei. Jadi kegiatan ini seminggu sekali di laksanakan," ungkap Heri ketika ditemui wartawan TribunPriangan.com, di lokasi kejadian, Senin (12/5/2025) sore.
Heri pun menjelaskan biasanya kegiatan ini tidak menimbulkan korban.
"Dari dulu sampai sekarang memang di sini lokasinya, kemarin juga tim ledakan pas penyambutan saya ada, kebetulan ada rekan tim peledak juga dari warga sipil cuma sudah dipercaya sama TNI," jelasnya.
Soal ditanya mengenai warga yang jadi korban, Heri membenarkan bahwa kerap ada warga mencari serpihan amunisi ketika usai di ledakan.
"Betul, jadi warga ambil serpihan itu dan sama warga itu serpihannya dijual dan itu pun juga dihimbau dulu sebelum diambil," tuturnya.
Usai peledakan, katanya, kondisi tanah masih panas dan harus didinginkan terlebih dahulu hingga beberapa jam.
"Kan tanah panas, kalau sudah ledakan didiamkan dulu beberapa jam.
Kalau yang nurut sama imbauan petugas ada, mungkin ada juga warga yang nakal, ga dengerin imbauan petugas," kata Heri.
Heri menyebut durasi amunisi ketika usai diledakkan sampai sebelum diambil serpihannya oleh warga sekitar ini cukup lama.
"3 sampai 4 jam durasinya, kalau yang sudah mengikuti arahan petugas pasti dibolehkan mengambil serpihan amunisi tersebut," katanya.
Untuk bahan amunisi tersebut kata Heri, kebanyakan berbahan kuningan, besi, dan aluminium dengan nilai jual cukup tinggi.
"Kalau dijual harganya lumayan, tapi kalau besi perkilonya dihargai sekitar Rp 5 sampai Rp 6 ribu perkilonya.
Untuk Kuningan dan aluminium lebih tinggi harganya," katanya.
Selain itu, jarak lokasi peledakan dengan petugas pun cukup jauh karena memiliki daya ledak sangat tinggi dengan kedalaman 3 sampai 4 meter.
"Kalau kedalaman lubang tergantung banyaknya amunisi yang diledakan, dan jaraknya lumayan jauh dengan lubang sama petugas kurang lebih 500 meter," ucap Heri.
Baca juga: Menhan hingga Dedi Mulyadi Berduka, 13 Orang di Garut Tewas dalam Ledakan Amunisi Kedaluwarsa
(Kompas.com/Tribunnews.com)
Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram
Artikel ini telah tayang di kompas.com dan TribunJabar.id dengan judul Alasan Warga Memulung Sisa Pemusnahan Amunisi di Garut: Kuningan dan Alumunium Bernilai Tinggi.
Tak Berhenti di Noel, KPK Telusuri Aliran Dana ke Menaker Yassierli dan Eks Menteri Ida Fauziyah |
![]() |
---|
Sebelum Ditangkap KPK, Wamenaker Immanuel Ebenezer Pernah dapat Pesan Menohok dari Adian Napitupulu |
![]() |
---|
Dipuji karena Tak Ikut Joget di DPR, Pasha Ungu Jelaskan Mengapa Teman-temannya Berjoget |
![]() |
---|
Cek Kalender September 2025, Bisa Libur Panjang di Awal Bulan! |
![]() |
---|
Istri dan Ayah Arya Daru Buka Suara, Instagram Mendadak Aktif, Keluarga Terima Paket Misterius |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.