Orang Hilang di Samarinda
Sebelum Hilang di Perairan Palaran Samarinda, Korban Sempat Bahas Rasa Sakit saat Tenggelam
Sehari sebelum hilang di perairan Palaran Samarinda, korban bahas soal rasa sakit saat tenggelam.
Penulis: Rita Lavenia | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTUM.CO, SAMARINDA - Pencarian hari pertama nyaris usai, namun belum ada tanda-tanda pedagang buah bernama Rivaldi (22) yang tenggelam di Perairan Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kaltim, ditemukan.
Sejumlah rekanan korban yang sehari-hari juga menawarkan buah ke kapal-kapal yang tambat di Sungai Mahakam turut hadir di Dermaga Pasar Palaran untuk membantu pencarian, Kamis (15/5/2025).
Pedagang buah di lokasi tersebut rata-rata berdomisili di wilayah Loa Duri, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Dika (24), salah satu rekan korban mengatakan, Rival masih sempat bercengkerama dengan mereka pada Rabu (14/5/2025) kemarin hingga Pukul 22.30 Wita.
Baca juga: Kronologi Pedagang Buah Tenggelam di Pelabuhan Pasar Palaran Samarinda Kaltim
Namun, lanjut Dika, Rival terlihat lebih kalem dari biasanya.
Pemuda 22 tahun itu lebih banyak membahas mengenai rute dagang yang selama ini ia lakoni.
"Setiap hari kami memang menjual buah ke kapal-kapal, sistemnya barter. Buah-buah yang kami bawa ditukar dengan solar," beber Dika.
Namun, memasuki pertengahan malam, Rival mendadak membahas penambang pasir yang tenggelam di sekitar Jembatan Mahkota II pada Senin (12/5/2025).
"Katanya kasihan, bagaimana rasanya orang tenggelam. Bayangkan sakit banget kalau tenggelam, enggak bisa napas sampai meninggal," cerita Dika menirukan narasi yang diucapkan Rival.
"Habis itu kami bubar dan belum ada komunikasi lagi. Malah kami dengar kabar Rival tenggelam," lirih Dika.
Baca juga: BREAKING NEWS: Penjual Buah di Pelabuhan Pasar Palaran Dilaporkan Hilang Saat Tarik Kapal Ketinting
Diberitakan sebelumnya, Rivaldi dikabarkan tenggelam pada Kamis (15/5/2025) pukul 10.45 Wita di Perairan Palaran, Kota Samarinda, usai menjual buah-buahan yang memenuhi kapal ketinting miliknya.
Menurut keterangan saksi mata, korban melompat ke Sungai Mahakam dengan maksud mengejar kapal ketinting miliknya yang hanyut terbawa arus.
Nahas, setelah sempat berenang cukup jauh, diduga karena kelelahan, korban tak muncul lagi ke permukaan dan dinyatakan tenggelam.
Rekanan seprofesi yang berada di TKP sempat berupaya mencari, namun tubuh korban tak ditemukan dan kini dalam pencarian tim SAR gabungan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.