Berita Kutim Terkini
Irigasi Tersendat saat Musim Tanam, Petani Bumi Rapak Bakal Dapat Ekskavator dari Pemkab Kutim
Saluran irigasi tersendat saat musim tanam, petani Bumi Rapak bakal dapat ekskavator dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur.
Penulis: Nurila Firdaus | Editor: Diah Anggraeni
TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Musim tanam padi di Desa Bumi Rapak, Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, telah dimulai.
Namun, lahan petani di sana masih cukup kering, meski di Desa Bumi Rapak ada bendungan yang mampu memenuhi kebutuhan air atau irigasi di sawah maupin perkebunan kelapa sawit milik masyarakat.
Ternyata, aliran air di saluran primer nyaris mati, sehingga beberapa titik air tampak stagnan dan tertahan tak mengalir ke lahan persawahan.
"Akibatnya, lahan di sana kering, padahal musim tanam sudah tiba sehingga masa tanam di Bumi Rapak tertunda dan bisa berdampak pada panen," jelas Wabup Kutim, Mahyunadi yang beberapa hari lalu melakukan kunker ke lokasi tersebut, Minggu (18/5/2025).
Baca juga: Dorong Swasembada Pangan, Pemkab Kutim Gandeng KNPI dalam Pengolahan Lahan Sawah
Irigasi di Desa Bumi Rapak menjadi urat nadi pertanian bagi petani padi dan perkebunan kelapa sawit milik warga.
Saat air tersendat, maka produktivitas langsung terganggu dan akan berdampak pada pendapatan serta ketahanan pangan lokal.
"Masalah seperti itu tidak boleh dibiarkan terjadi setiap tahun," tegasnya.
Akhirnya, muncul rencana program untuk membantu melancarkan irigasi lahan pertanian milik warga.
Baca juga: Pemkab Kutim Gandeng APAPS dan KPC Wujudkan Swasembada Telur Ayam Lokal dengan Budidaya Ayam Pullet
Di mana ia berinisiatif akan menganggarkan bantuan pengadaan ekskavator mini untuk desa.
Alat ekskavator tersebut akan berfungsi sebagai pengerukan pada saluran irigasi secara berkala.
"Targetnya nanti bisa tiga kali panen dalam setahun demi meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan lokal," pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.