OPINI

Kalimantan Timur Belum Berubah

Bisakah warga Kalimantan Timur membayangkan kemarahan Gubernur Jawa Barat Kang Dedy Mulyadi ketika mengetahui jalan di salah satu desanya longsor.

|
Editor: Sumarsono
IST
Sunarto Sastrowardojo, pemerhati kawasan publik dak lingkungan 

Oleh: Sunarto Sastrowardojo *)

TRIBUNKALTIM.CO - Bisakah warga Kalimantan Timur membayangkan kemarahan Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi (KDM) ketika mengetahui jalan di salah satu desanya longsor seperti jalan poros di Dusun Tani Jaya, Batuah Kilometer 28 itu.

Sosok KDM yang dikenal sebagai gubernur fenomenal itu tiba-tiba saja memenuhi benak saya, terutama ketika Gubernur Kaltim bertandang ke rumah KDM, beberapa waktu lalu.

Ketika benak saya dipenuhi oleh pesona KDM yang saya bayangkan adalah, longsoran jalan poros Dusun Batuah itu sudah ditangani Gubernur Kaltim dan di-upload ke media sosial.

Katanya kawasan itu dari aspek geologi merupakan kawasan dengan jenis tanah spodosol atau latosol yang, jika dijadikan lahan permukiman harus melalui perlakukan khusus. 

Spodosol, misalnya. Jenis tanah ini merupakan tanah asam yang bisa dikenali dengan adanya lapisan berwarna terang di atas lapisan gelap dan kaya humus.

Baca juga: Kesaksian Warga Batuah Kukar Sebelum Alami Longsor: Rumah Bunyi-Bunyi, Lalu Ambruk

Tanah ini biasanya terbentuk dari bahan induk berpasir atau lempung kasar dan biasanya ditemukan di daerah dengan curah hujan tinggi.  

Akibat bergeraknya tanah kawasan itu berkisar antara 40-an rumah rusak dan berpotensi meluas, karena jenis tanah spodosol kawasan itu masih berprores. 

Bahkan beberapa warga menyebutkan masih sering mendengar suara-suara deritan pergerakan tanah.

Jalan poros Batuah yang ditumbuhi perumahan permukiman warga itu sebenarnya berada di kemiringan lahan di atas 22 derajat lebih. 

LONGSOR DI BATUAH - Kondisi jalan poros Samarinda-Balikpapan Km 28, Desa Batuah, Loa Janan, Kukar, Minggu(18/5/2025). Warga kembali diselimuti ketakutan, Retakan-retakan baru mulai terlihat di tanah sekitar lokasi kejadian, menandakan potensi longsor susulan yang masih mengancam. (TRIBUNKALTIM.CO / PATRICK VALLERY SIANTURI)
LONGSOR DI BATUAH - Kondisi jalan poros Samarinda-Balikpapan Km 28, Desa Batuah, Loa Janan, Kukar, Minggu(18/5/2025). Warga kembali diselimuti ketakutan, Retakan-retakan baru mulai terlihat di tanah sekitar lokasi kejadian, menandakan potensi longsor susulan yang masih mengancam. (TRIBUNKALTIM.CO / PATRICK VALLERY SIANTURI) (TRIBUN KALTIM)

Dengan kata lain, tanah di kawasan itu tidak diperbolehkan untuk permukiman penduduk.

Di kawasan itu, tanahnya juga berkemungkinan besar merupakan latosol. 

Tanah ini tanah yang terbentuk dari proses pelapukan lanjut di daerah tropis dengan iklim lembab. Tanah ini juga dikenal juga sebagai tanah merah tropis yang kaya oksida dan aluminium.

Survei geolistrik menyebutkan telah ditemukan deliniasi atau batas yang jelas antara tanah keras dan atanah lunak yang sudah bergerak. 

Nah pergerakan ini yang mustinya disebabkan oleh getaran yang bisa berasal dari gerakan lempeng bumi atau gerakan eksternal dan pembebanan vertikal di kawasan itu.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Mengapa Rakyat Mudah Marah?

 

Lonjakan PBB dan Judul Clickbait

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved