Pertamax Kosong di Balikpapan

Sebutan 'Kota Minyak' Viral Imbas Kelangkaan BBM, Warga Balikpapan Anggap Sudah Tak Relevan Lagi

Sebutan 'Kota Minyak' yang telah menjadi julukan khusus bagi Kota Balikpapan kian viral imbas kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Christnina Maharani
TribunKaltim.co/Ardiana
KOTA MINYAK BALIKPAPAN - Antrean panjang pengisian BBM di SPBU Pertamina Sepinggan, Senin (19/5/2025). Sebutan 'Kota Minyak' yang telah menjadi julukan khusus bagi Kota Balikpapan kian viral imbas kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Namun, masyarakat berpendapat bahwa sebutan tersebut sudah tidak relevan lagi di tengah kondisi saat ini. (TribunKaltim.co/Ardiana) 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Sebutan 'Kota Minyak' yang telah menjadi julukan khusus bagi Kota Balikpapan kian viral imbas kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).

Namun, masyarakat berpendapat bahwa sebutan tersebut sudah tidak relevan lagi di tengah kondisi saat ini.

Terpantau sejak Senin (19/5/2025), Balikpapan dihiasi antrean panjang yang memadati setiap titik SPBU Pertamina karena langkanya stok BBM khususnya Pertamax.

Meskipun pendistribusian BBM telah dilakukan kembali hari ini, Selasa (20/5/2025), namun antre dan macet berkepanjangan tak menunjukkan tanda-tanda akan berkurang.

Fenomena ini tentu menimbulkan tanda tanya besar kepada masyarakat Balikpapan, terutama karena kota ini memiliki julukan 'Kota Minyak'.

Baca juga: Viral! Momen Warga Kota Minyak Balikpapan Ramai-ramai Antre BBM di Tengah Cuaca Terik

Situasi yang juga dibagikan ramai-ramai oleh warganet Balikpapan membawa narasi 'Kota Minyak' hingga menjadi viral di media sosial.

Sebagai informasi, Kota Balikpapan mulai dikenal dengan julukan 'Kota Minyak' usai pengeboran sumur minyak pertama yang diberi nama Mathilda.

Pengeboran yang dilakukan pada 10 Februari 1897 oleh J.H. Menten ini kemudian menandai permulaan Kota Balikpapan sebagai pusat industri minyak bumi.

Sayangnya, sebutan Kota Minyak kini juga menjadi 'kelakar' dan 'sindiran halus' masyarakat Balikpapan karena kelangkaan BBM yang dianggap sudah keterlaluan.

Pada beberapa akun informasi Kota Balikpapan di Instagram, warganet ramai-ramai mengatakan bahwa sematan 'Kota Minyak' tak lagi sesuai untuk keadaan kota ini.

"Kota minyak kok susah mendapatkan minyak harus antri," tulis seorang warganet di akun Instagram @balikpapances_.

"Di ganti aja. Bukan kota minyak. Percuma sumber minyak. Tapi minyak langka . Hampir dorong mobil tdi siang," tambah yang lainnya.

"Jangan sebut lagi balikpapan kota minyak dah, sebut aja kota antri minyak dan gas, ga becus semua ga pertamina nya ga pemimpinnya," keluh seorang warga yang sudah kesal mengantre.

Anda dapat melihat berbagai komentar tersebut DI SINI.

Tak hanya menyoroti sebutan 'Kota Minyak', warganet juga ramai berkelakar dan menyebut 'kuyang' sebagai alternatif kendaraan agar tak perlu sulit mengantre bensin.

"Fix kah ini jadi naik kuyang"

"Ready kuyang , disewakan dengan harga/perjam.."

Baca juga: Balikpapan Kota Minyak tapi BBM Langka: Motor Mogok di Jalan, Warga Antre di SPBU Hujan-hujanan

"Info penyewaan kuyang harga bersahabat," tulis beberapa warganet di akun Instagram @linimasabalikpapan_ dalam unggahan yang menceritakan kisah pengendara motor dengan bensin yang benar-benar habis.

Anggota DPRD Balikpapan Ngamuk dan Semprot Pihak Pertamina di Rapat Dengar Pendapat

Tidak hanya warga Balikpapan yang merasa kesal, para anggota DPRD Balikpapan juga meluapkan keluhan kepada pihak Pertamina Patra Niaga dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kantor DPRD, Balikpapan, Selasa (21/5/2025).

Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun menjadi sasaran kemarahan para anggota legislatif. 

Pasalnya, dalam forum tersebut Edi memberikan statement yang tidak menjawab permasalahan saat ini, alias kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di Balikpapan.

"Jadi, bagaimana pasokan Pertamax hari ini?" tanya Ketua DPRD Balikpapan, Alwi Al Qadri.

"Alhamdulillah, supply BBM hari ini di semua SPBU sudah terisi sama seperti sebelumnya terjadi kekosongan," jawab Edi Mangun.

Edi menegaskan, pihaknya terus melakukan pemantauan intensif agar pasokan BBM terutama Pertamax tetap berjalan lancar dan tidak terjadi kelangkaan.

Tetapi, situasi kian memanas saat para anggota legislatif berteriak dan mengentakkan meja seolah tak setuju dengan pernyataan Edi tersebut.

Anggota Komisi III DPRD Balikpapan, Halili Adi Negara lantas menyemprot Edi.

Ia menyebut bahwa kondisi Balikpapan saat ini tengah diwarnai kemacetan panjang sebab antrean BBM yang tidak bisa teratasi dengan baik.

"Jangan asal berbicara, lihat kondisi di lapangan seperti apa. Antrean masih panjang, macet di mana-mana, ini hak masyarakat!" tegasnya.

Bukannya kondusif, suasana semakin tidak terkendali.

Suara-suara para anggota dewan saling bersahutan, mewakili keluhan masyarakat yang terdampak sampai sekarang.

Baca juga: Viral! Momen Warga Kota Minyak Balikpapan di Tengah Kelangkaan Pertamax, Miris dan Kocak

Senada dengan Halili, Anggota Komisi III DPRD Balikpapan Baharuddin Daeng Lala mengatakan bahwa pihak Pertamina harus memastikan kuota bahan bakar aman terlebih dahulu.

"Pastikan dulu kotanya aman. Bagaimana bisa bilang aman-aman tapi nyatanya masyarakat masih kesusahan nyari bahan bakar minyak!" pungkasnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved