Berita Samarinda Terkini
Terkait Kasus Perkelahian di SMPN 16 Samarinda, Keluarga Korban Minta Pendampingan TRC PPA Kaltim
Wakil Kepala SMPN 16 Samarinda, menjelaskan pihak sekolah sudah mengundang para perwakilan orangtua untuk hadir dalam mediasi
Penulis: Gregorius Agung Salmon | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Kasus Perkelahian di SMPN 16 Samarinda yang berujung mediasi damai, yang dibantu oleh pihak Kepolisian, dinilai adanya sesuatu hal yang sedang ditutupi oleh pihak sekolah.
Demikian disampaikan oleh Nono, Paman atau orangtua wali dari salah satu siswi bernama Aufa yang terlibat dalam perkelahian, setelah mengetahui proses mediasi yang tidak dilibatkan pada Rabu, (21/5/2015).
Dirinya mengungkapkan bahwa, setelah adanya mediasi tersebut, Ia langsung mendatangi Sekolah pada, Kamis, (22/5) hari ini, untuk meminta penjelasan dan sanksi tegas terhadap pelaku.
Baca juga: Samarinda Siap jadi Tuan Rumah Pertemuan Nasional ALSA, Bahas Deportasi dan Perubahan Iklim
“Saat kami datang ke sekolah, kepala sekolah itu tidak ada, sehingga yang menerima kami adalah guru-guru, dan hasil pertemuan kami masih menunggu dilaporkan dulu ke pihak kepala sekolah,” ucap Novi saat dikonfirmasi via telepon WhatsApp.
Dalam video berdurasi 1 menit 15 detik, dua korban dipukul dan ditendang lima orang dan lain hanya melerai karena korban tak terima adanya iuran nari. Sebelum terjadi perkelahian tersebut korban dan pelaku sempat saling olok-olokan di grup WhatsApp dan dari salah satu pelaku merasa ketersinggungan saat salah satu korban hendak berinisiatif untuk membantu dua orang pelaku membayar uang iuran senilai Rp5 ribu dengan total Rp20 ribu, namu hal itu justru dianggap merendahkan pelaku, sehingga berjanji untuk bertemu dan akhirnya terjadi perkelahian pada Selasa (20/5) pukul 17.00 Wita. diluar jam pelajaran sekolah.
“Kemudian rangkaiannya itu berlanjut cek-cok di grup mereka, dan berujung seperti yang viral kemarin,” ucapnya
“Kebetulan korban ini kan Yatim Piatu, jadi sempat ada olok-olokan juga,” sambungnya.
Nono, sebagi pama dari korban (Aufa) merasa keberatan setelah kasus itu tak diketahui oleh pihak wali murid lainnya, tetapi langsung damai lewat mediasi pada Rabu (21/5/2025) lalu.
“Kami tidak mengetahui awalnya, taunya setelah ada video viral, tadi malam saya tanyakan korban merasa kesakitan di bagian dada dan penglihatannya buram,” ujarnya.
Ia bilang, saat ini masih bersyukur Aufa salah satu korban dari perkelahian itu, sudah membaik dan dapat kembali bersekolah, namun hal itu tak menyurutkan niatnya untuk pihak sekolah dapat memberikan sanksi tegas kepada dua pelaku yang terlibat.
“Kabarnya pelaku ini merupakan siswi berprestasi, dan sering juara kelas, tapi kan kalau akhlaknya seperti ini kami harap juga dapat ditindak tegas, dan kami menilai lewat proses mediasi kemarin, sekolah menutup-nutupi kasus ini dari kami pihak korban,” tutupnya.
Terpisah dengan Nurul Aini, selaku Wakil Kepala SMPN 16 Samarinda, menjelaskan
pihak sekolah sudah mengundang para perwakilan orangtua untuk hadir dalam mediasi pada Rabu (21/5/2025).
“Jadi beberapa perwakilan orangtua sudah kami hadirkan, ada satu yang tidak hadir,” sebutnya.
Dalam mediasi tersebut, pihaknya sudah memastikan damai yang dibuat dalam mediasi itu, atas keinginan pelaku dan korban serta kesepakatan orangtua yang hadir saat itu.
“Sudah jadi persetujuan bersama dengan ditengahi pihak kepolisian,” ungkapnya.
Penumpang dan Pengelola Bus Anggap Terminal Bayangan Samarinda Mudahkan Akses, Harga Tiket Sama |
![]() |
---|
Sistem Tilang ETLE di Samarinda Belum Berfungsi, Ribuan Pengendara Masih Melanggar Lalulintas |
![]() |
---|
Alasan Penumpang Pilih Terminal Bayangan Samarinda: Langsung Berangkat, Lebih Cepat |
![]() |
---|
PUPR Samarinda Hanya Fokus Bangun Insinerator dan Pengelolaan Diserahkan ke DLH |
![]() |
---|
Terminal Bayangan Samarinda tak Langgar Lalulintas Malah Mudahkan Akses Penumpang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.