Berita Nasional Terkini

7 Pernyataan Dedi Mulyadi soal Pendidikan Barak Militer, Program Lanjut Meski Ada yang Minta Setop

Polemik seputar program pendidikan siswa di barak militer di Jawa Barat terus menjadi sorotan. 

Tangkapan Layar YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel
PENDIDIKAN BARAK MILITER - Foto tangkapan laya Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Kamis, (17/4/2025). Berikut tujuh pernyataan Dedi Mulyadi soal pendidikan Barak Militer (Tangkapan Layar YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel) 

TRIBUNKALTIM.CO - Polemik seputar program pendidikan siswa di barak militer di Jawa Barat terus menjadi sorotan. 

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akhirnya angkat bicara menanggapi kritik dan permintaan sejumlah pihak yang ingin agar program ini dihentikan.

Dalam berbagai kesempatan, ia secara tegas menyatakan bahwa Program Pendidikan Berkarakter Bela Negara atau Panca Waluya terbukti efektif dan tidak akan dihentikan.

Ia menekankan bahwa program ini murni bertujuan untuk membentuk karakter siswa menjadi lebih disiplin, bertanggung jawab, dan bervisi ke depan. 

Baca juga: Abah Cobra Meninggal Digigit Ular, Dedi Mulyadi Bakal Larang Penggunaan Ular untuk Atraksi

Berikut ini adalah 7 poin fakta penting terkait pernyataan dan penjelasan Dedi Mulyadi tentang program pendidikan barak militer untuk pelajar di Jawa Barat:

1. Ada Pihak yang Ingin Program Ini Gagal Demi Kepentingan Politik

Dedi Mulyadi mengungkap bahwa ada pihak-pihak tertentu yang berharap program ini gagal.

 Ia menyebut mereka sebagai “para nyinyir dan para pembenci” yang menjadikan politik sebagai tujuan hidup.

"Siapa yang berharap ini gagal? Para nyinyir dan para pembenci yang menjadikan politik sebagai tujuan hidupnya," ucap Dedi saat pidato peringatan Hari Kebangkitan Nasional di Bandung, 20 Mei 2025.

Menurutnya, kelompok ini tidak mampu membedakan antara kepentingan politik dan kepentingan kebangsaan.

Bahkan, mereka bisa menyebut kebijakan baik sebagai buruk hanya karena berbeda kepentingan politik.

2. Bukan Bentuk Militerisasi

Dedi Mulyadi menolak anggapan bahwa program pendidikan barak militer ini adalah militerisasi terhadap siswa.

Ia menjelaskan bahwa yang ditanamkan adalah semangat kedisiplinan, bukan pelatihan militer.

“Semangat militer bukan militerisasi,” tegasnya.

Ia juga mempertanyakan di mana letak kesalahan jika siswa diajarkan bangun pukul 4 pagi, membersihkan tempat tidur, dan belajar tanggung jawab sejak dini.

3. Bisa Bikin IQ Anak di Atas 78

Kata Dedi Mulyadi, anak-anak yang sebelumnya dibawa ke barak, justru menjadi anak-anak baik. Sikap mereka berubah menjadi lebih baik setelah menjalani pendidikan berkarakter di barak.

“Sikap mereka berubah, bervisi. Insya Allah mereka nanti IQ-nya di atas 78,” kata Dedi.

Program ini dianggap berhasil membentuk siswa menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab dan disiplin hanya dalam waktu dua minggu.

4. Program Akan Tetap Berjalan Meski Ada yang Merekomendasikan Dihentikan

Dedi secara tegas menyatakan tidak akan menghentikan program ini meski ada sejumlah pihak yang memberikan rekomendasi untuk menghentikannya.

"Saya tidak akan menghentikan, akan terus melaksanakan karena itu efektif."

Efektivitas program ini, menurutnya, dapat dilihat secara langsung dari hasil pelaksanaan yang disiarkan secara terbuka kepada masyarakat.

5. Evaluasi Terus Dilakukan: Dari Sarana hingga Aspek Akademis

Dedi menegaskan bahwa program ini bukan tanpa evaluasi. Pemerintah provinsi terus memperbaiki berbagai kekurangan, baik dari sisi sarana, prasarana, maupun materi akademik.

“Evaluasinya kekurangannya saja. Misalnya kekurangan bantal, kami evaluasi. Aspek akademisnya, apa yang menjadi kekurangan,” katanya.

Langkah ini dilakukan untuk memastikan bahwa pendidikan karakter berjalan secara menyeluruh dan manusiawi.

6. 600 Psikolog Disiapkan untuk Pendampingan Kesehatan Mental

Sebagai bentuk keseriusan dan tanggung jawab terhadap siswa, Dedi menyatakan bahwa saat ini sebanyak 600 tenaga psikolog telah dilibatkan dalam program.

“Tenaga psikolognya kami tambah. Sekarang kami melibatkan 600 psikolog yang akan mendampingi.”

Pendampingan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pendidikan karakter juga memperhatikan aspek psikologis dan kesehatan mental peserta.

7. Anggaran Rp 6 Miliar Bukan Hanya untuk Satu Gelombang

Dedi Mulyadi juga memberikan klarifikasi terkait anggaran sebesar Rp 6 miliar yang sempat ramai diperbincangkan publik.

Ia menegaskan bahwa dana tersebut tidak hanya untuk satu angkatan, melainkan akan digunakan untuk program berkelanjutan.

"Bukan untuk yang kemarin. Nanti ada kesinambungan. Bukan untuk kemarin. Ada angkatan berikutnya."

Dengan demikian, alokasi anggaran tersebut merupakan bentuk komitmen jangka panjang dari pemerintah provinsi.

Terlepas dari berbagai kritik yang muncul, Gubernur Dedi Mulyadi tetap berdiri teguh mempertahankan program pendidikan berkarakter ini.

Ia percaya bahwa pembentukan mental dan kedisiplinan sejak dini menjadi salah satu jalan untuk mempersiapkan generasi muda yang lebih kuat secara karakter, tangguh dalam menghadapi tantangan, dan bertanggung jawab dalam menjalani masa depan.

Kapan Gelombang Dua Pendidikan Barak Militer

Pemerintah menilai program pendidikan karakter berbasis barak militer yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mulai menunjukkan dampak positif.

Gelombang pertama program ini telah selesai, dan sebanyak 39 siswa tingkat SMP yang mengikuti pendidikan selama dua pekan di Resimen Armed 1/Sthira Yudha, Purwakarta, kini telah kembali ke rumah masing-masing.

Usai menyelesaikan program, para siswa langsung memasuki masa pemantauan intensif yang dilakukan di sekolah-sekolah mereka.

Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Purwakarta, Purwanto, menjelaskan bahwa setiap siswa kini didampingi secara khusus oleh tim yang telah ditunjuk.

"Satu guru BK mendampingi tiga siswa dan tiga orang tua. Pemantauan ini dilakukan setiap hari," ujar Purwanto saat ditemui di lingkungan Pemkab Purwakarta pada Rabu, 21 Mei 2026.

Menurutnya, para siswa lulusan program tersebut kini diangkat menjadi Duta Disiplin di sekolah masing-masing. Mereka juga didorong untuk aktif dalam berbagai kegiatan positif.

"Mereka diberikan ruang untuk aktif dalam kegiatan sekolah, termasuk menjadi ketua ekstrakurikuler, bergabung dengan OSIS, dan mengikuti kegiatan positif lainnya," lanjutnya.

Hasilnya mulai terlihat jelas. Laporan dari sejumlah kepala sekolah menunjukkan perubahan perilaku yang signifikan di kalangan peserta program.

"Orang tua menyampaikan terima kasih. Anak-anak mereka kini lebih disiplin, semangat belajar, dan berubah karakter secara positif," tutur Purwanto.

Gelombang Kedua Siap Dibuka Setelah Ujian Sekolah

Ia menegaskan bahwa proses pemantauan akan terus berjalan untuk memastikan hasil program tidak berhenti sampai di barak.

"Kami akan pantau langsung perkembangan mereka. Kepala sekolah dan guru BK akan terus memonitor," tegasnya.

Tak hanya itu, para siswa juga dijadwalkan untuk kembali mengunjungi barak secara berkala.

Tujuannya adalah menjaga semangat, kebersamaan, dan konsistensi nilai karakter yang telah ditanamkan selama pelatihan.

"Mereka dibekali buku saku. Dalam pertemuan nanti, mereka akan berbagi pengalaman dan mengevaluasi apakah misi mereka dalam mengajak teman berbuat baik telah dilakukan," jelasnya.

Kegiatan kunjungan ke barak akan dikemas dalam berbagai bentuk, baik formal maupun santai. Beberapa di antaranya termasuk bermain sepak bola bersama hingga mengikuti latihan mindfulness.

Melihat keberhasilan gelombang pertama, Kadisdik Purwakarta menyatakan bahwa gelombang kedua akan segera dibuka dalam waktu dekat.

"Setelah ujian kelas 7 dan 8, kita akan melihat daftar pendaftar dan bersiap melanjutkan program ini," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Blak-blakan! Ungkap Pihak yang Ingin Pendidikan Barak Militer Gagal"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Sebut Pendidikan Barak Militer Bisa Bikin IQ Anak di Atas 78"

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Soal Kirim Siswa ke Barak, Dedi Mulyadi: Ada yang Rekomendasi Hentikan, Saya Tak Akan..."

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved