Idul Adha 2025

3 Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

Memasuki bulan Dzulhijjah 1446 H, umat Islam akan segera melaksanakan ibadah haji, berkurban hingga merayakan Idul Adha 2025.

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Nisa Zakiyah
TRIBUNKALTIM.CO/NISA ZAKIYAH VIA CANVA
KHUTBAH JUMAT - Desain khutbah Jumat yang diolah dengan aplikasi visual Canva, Jumat (30/5/2025). Bagi Anda yang sedang mencari referensi contoh khutbah jumat singkat atau teks khutbah Idul Adha 2025, kumpulan khutbah berikut bisa jadi refensi. 

TRIBUNKALTIM.CO - Memasuki bulan Dzulhijjah 1446 H, umat Islam akan segera melaksanakan ibadah haji, berkurban hingga merayakan Idul Adha 2025.

Selain itu, dalam Islam masih ada peristiwa bersejarah penting lainnya yang terjadi di bulan Dzulhijjah.

Sayangnya belum banyak umat Islam yang tahu tentang beberapa perstiwa di bulan Dzulhijjah tersebut.

Nah, bagi Anda yang bertugas menjadi khatib pada hari Jumat ini, berikut beberapa kumpulan teks khutbah Jumat tentang keutamaan 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah.

Seperti diketahui banyak amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan pada 10 hari pertama di bulan Dzulhijjah yang tentunya bisa meningkatkan keimanan dan ketaqwaan setiap Muslim.

Bagi Anda yang sedang mencari referensi contoh khutbah jumat singkat atau teks khutbah Idul Adha 2025, kumpulan khutbah berikut bisa jadi refensi.

3 Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat 

Contoh 1.

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Pada kesempatan kali ini, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benar takwa, dengan selalu berusaha menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Hadirin yang berbahagia,
Kita kini berada di bulan Dzulhijjah, bulan yang sangat istimewa dalam kalender Islam. Di bulan ini, terdapat 10 hari pertama yang memiliki keutamaan yang sangat besar.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya, "Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih dicintai oleh Allah dibandingkan dengan amal shalih yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah" (HR. Bukhari).

Hadirin sekalian,
Ini menunjukkan betapa agungnya keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Pada hari-hari ini, Allah SWT memberikan kita kesempatan emas untuk memperbanyak amal ibadah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Adapun, amalan-amalan yang sangat dianjurkan diantaranya adalah:

Pertama, puasa. Rasulullah SAW sangat menganjurkan umatnya untuk berpuasa di hari-hari ini, khususnya pada hari Arafah yang jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Puasa Arafah memiliki keutamaan yang sangat besar, yaitu menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Kedua, berdzikir dan bertakbir. Memperbanyak dzikir, seperti tahlil, tahmid, dan takbir selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah juga sangat dianjurkan.
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hajj ayat 28 yang artinya, "Dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan).

Ketiga, bersedekah dan beramal saleh.
Banyak hal yang bisa kita lakukan, misalnya membantu orang lain dan memperbanyak amal shalih seperti sedekah serta melakukan kebaikan lainnya.

Keempat, Ibadah Haji dan Umrah. Bagi yang mendapatkan kesempatan untuk menunaikan haji, ini adalah salah satu rukun Islam yang sangat besar pahalanya.
Haji yang mabrur tidak ada balasan lain kecuali surga.

Marilah kita manfaatkan sebaik-baiknya pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah ini dengan meningkatkan ibadah kita, memperbanyak amal shalih, dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan rahmat dan ampunan-Nya. Aamiin ya robbal alamin.

Contoh 2.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua,
Terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah SWT dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

Hadirin yang berbahagia, saat ini, kita berada pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, hari-hari yang dicintai dan dimuliakan oleh Allah SWT.
Tahun ini, tanggal satu Dzulhijjah akan jatuh pada hari Jumat, 6 Juni 2025.
Adapun, pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, kita sangat dianjurkan untuk melakukan dan memperbanyak amal-amal kebaikan.
Amal-amal kebaikan yang dilakukan di dalamnya, dilipatgandakan pahalanya oleh Allah ta’ala.

Marilah kita isi hari-hari yang mulia ini dengan berbagai kebaikan dan ketaatan kepada Allah ta’ala.
Di antaranya, puasa mulai hari pertama sampai hari kesembilan.
Terutama puasa pada hari kesembilan yang disebut dengan puasa Arafah, berbakti kepada kedua orang tua, memperbanyak silaturrahim kepada sanak saudara, ziarah kubur, bertobat dari semua dosa.
Serta lebih giat lagi menghadiri majelis-majelis ilmu, memperbanyak membaca al-Qur’an, memperbanyak zikir, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil, memperbanyak doa, memperbanyak shalat-shalat sunnah, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya.

Hadirin rahimakumullah
Begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah subhanahu wa ta’ala bersumpah dalam al-Qur’an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya, “Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Demi hari arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan demi hari raya qurban” (QS al-Fajr: 1-3)

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama daripada jihad di jalan Allah?,”

Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad” (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat hari yang paling utama sepanjang tahun.
Yaitu hari Arafah atau hari kesembilan bulan Dzulhijjah yang tahun ini jatuh pada hari Minggu, 16 Juni yang akan datang.

Pada hari Arafah, kita lebih ditekankan lagi untuk melakukan berbagai kebaikan serta berpuasa dan memperbanyak doa pada hari itu.
Ketika ditanya mengenai puasa arafah, Rasulullah SAW menjawab, “Puasa arafah memiliki keutamaan menghapus dosa-dosa (kecil) setahun yang telah berlalu dan setahun yang akan datang” (HR Muslim).

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan hari arafah dalam sabdanya, “Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba dari neraka sebanyak yang Ia bebaskan pada hari arafah” (HR Muslim)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam al-Muwaththa’, Rasulullah SAW bersabda yang maknanya, “Tidaklah syetan terlihat lebih terhina, lebih terusir, lebih ternista dan lebih marah kecuali pada hari Arafah.” (HR Imam Malik)
Hal itu dikarenakan begitu banyak rahmat Allah yang turun pada hari arafah dan begitu banyak pengampunan dosa yang Allah anugerahkan kepada para hamba-Nya pada hari itu.
Hal-hal semacam ini tentu sangat dibenci oleh syetan.
Hari Arafah juga adalah hari mustajabnya doa sebagaimana disabdakan oleh baginda Nabi SAW, “Doa yang paling utama adalah doa pada hari arafah dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah kalimat tauhid." (HR Imam Malik)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, bagi yang akan berkurban, disunnahkan mulai awal bulan Dzulhijjah sampai dengan hewan qurbannya disembelih untuk tidak memotong rambut dan kukunya sebagaimana hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Terakhir, kami sampaikan bahwa malam hari raya Idul Adha juga adalah salah satu malam yang mustajab untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT sebagaimana hal itu ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm.

“Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesunguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya Idul Fitri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya'ban.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, demikian khutbah yang singkat ini, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

Contoh 3.

Hadirin yang dimuliakan Allah Pertama sekali marilah kita bersyukur ke hadirat Allah yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan kepada kita sekalian.
Sehingga kita masih bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad yang telah membimbing kita menuju addinul Islam.
Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga kita diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.

Hadirin yang dimuliakan Allah, selaku khotib, kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga selalu dalam keimanan dan ketakwaan kepada-Nya. Amin.

Hadirin yang dimuliakan Allah, tidak lama lagi kita akan kehadiran hari yang mulia, yaitu Hari Raya Idul Adha.

Bukan sekadar perayaan, Hari Raya Idul Adha juga menjadi momentum bagi setiap Muslim yang mampu untuk berbagi pada sesama melalui hewan kurban yang disembelih.

Selain berbagi, makna Idul Adha juga mengajarkan setiap umat Islam untuk bisa memberi pengorbanan secara ikhlas atas segala sesuatu yang dilakukan dan dicintai.

Begitu spesialnya Idul Adha, kita sebagai umat Islam sangat penting untuk memberikan apresiasi dan memuliakan Idul Adha.

 Beberapa amalan yang baik dilaksanakan dalam rangka menyambut dan memuliakan Idul Adha, diantaranya:

Pertama, memperbanyak takbir, tahmid, dan tahlil Takbir, tahmid, dan tahlil merupakan kalimat thayyibah yang baik dikumandangkan dalam rangkat menyambut kehadiran hari raya, baik Idul Adha maupun Idul Fitri.

Kalimat tersebut dikumandangkan sebagai bentuk kegembiraan dan terima kasih kita kepada Allah atas kehadiran Hari Raya Idul Adha.

Tak hanya menjelang 10 Dzulhijjah saja, akan tetapi sunnah dikumandangkan hingga 13 Dzulhijjah.

Dari Umar, bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR Ahmad No 6154)

Kedua, berpuasa sunnah Tarwiyah dan Arafah Puasa tersebut menjadi salah satu ibadah yang sebaiknya dilakukan tiap Muslim di bulan Dzulhijjah.

Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah, sedangkan Puasa Arafah pada 9 Dzulhijjah.
Puasa ini juga sangat di anjurkan bagi orang-orang yang tidak melaksanakan ibadah haji.
Rasulullah bersabda, "Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)

Ketiga, menunaikan haji dan umrah Menunaikan ibadah haji bagi yang mampu atau dimampukan oleh Allah.

Bagi Muslim yang mampu, haji menjadi amalan yang dilakukan pada Dzulhijjah.
Haji dan umrah juga merupakan panggilan bagi orang tertentu sehingga harus datang memenuhi panggilan Allah.

Haji hukumnya wajib dan dilaksanakan sekali seumur hidup bagi yang mampu.

Keutamaan haji tercantum dalam hadits yang dijelaskan Nabi Muhammad, ’’Rasulullah SAW ditanya, amalan apa yang paling utama?
Beliau menjawab, Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Ada yang bertanya lagi, Kemudian apa lagi?
Beliau menjawab, Jihad di jalan Allah. Ada yang bertanya kembali, Kemudian apa lagi?" Haji mabrur, jawab Rasulullah.’’ (HR Bukhari)

Lalu, bagaimana dengan ibadah umrah?

"Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga." (HR An Nasai)

Keempat, sebaiknya tidak makan sebelum Shalat Idul Adha Dalam rangka menyambut Idul Adha sampai sampai nabi tidak makan pagi duluan sehingga shalat dalam kondisi perut belum terisi.

Hal ini juga merupakan penghargaan kepada Idul Adha dan juga lantaran akan adanya daging sembelihan daging kurban setelah shalat id.

Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata, “Rasulullah SAW biasa berangkat shalat id pada hari Idul Fitri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat id baru beliau menyantap hasil kurbannya.’’ (HR Ahmad 5: 352)

Kelima, melaksanakan Shalat Idul Adha Dalam Mazhab Imam Abu Hanifah rahimahullah dan riwayat dari Imam Ahmad rahimahullah, diwajibkan kepada seluruh orang Islam untuk melaksanakan shalat id, dan orang yang meninggalkannya tanpa ada udzur, maka berdosa.

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah.” (QS Al-Kautsar/108: 1-2)

Adapun menurut Mazhab Syafi’i, Shalat Idul Adha bukan merupakan kewajiban, akan tetapi merupakan ibadah sunnah.

Rasulullah bersabda, "Rasulullah SAW dahulu berangkat pada hari ‘Îdul Fitri dan Adha ke mushala. Beliau memulai dengan shalat.’’  (HR Muttafaqun ‘Alaihi)

Keenam, menyembelih hewan kurban Ibadah kurban merupakan ibadah sosial dari kaum muslimin di Dzulhijjah.

Kurban atau menyembelih hewan kurban sangat baik dilakukan tiap muslim yang mampu di Dzulhijjah sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Kurban merupakan ibadah yang sangat baik jika dilakukan dengan ikhlas yang sudah dicontohkan oleh keluarga Nabi Ibrahim.

Dan kurban adalah salah satu amalan yang dicintai Allah.

Rasulullah bersabda, ’’Dari Aisyah, Rasulullah mengatakan, tidaklah pada hari nahr manusia beramal suatu amalan yang lebih dicintai Allah daripada mengalirkan darah dari hewan kurban.
"Ia akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, kuku, rambut hewan kurban tersebut. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban." (HR Tirmidzi)

Hadirin yang dimuliakan Allah Demikian khutbah yang singkat ini, semoga bisa dipahami dan dapat melakukannya. 

Demikian beberapa contoh teks khutbah Jumat tentang keutamaan sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah yang bisa dijadikan referensi. Semoga bermanfaat! (*)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved