Berita Bontang Terkini

Malika, Sapi Kesayangan Peternak Bontang yang Terpilih Jadi Hewan Kurban Presiden Prabowo

Malika bukan lagi sapi biasa. Ia menjadi hewan kurban Presiden Prabowo Subianto untuk Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah di Kota Bontang

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
SAPI KURBAN PRABOWO - Tafdilul Fathi sedang memandikan Malika, Jumat (30/5/2025). Sapi jantan berbobot hampir 700 kilogram yang terpilih menjadi hewan kurban Presiden Prabowo Subianto untuk Kota Bontang. Sapi ini dirawat di kandang Pesantren Hidayatullah, Teluk Pandan, Kutai Timur. (TRIBUNKALTIM.CO/Muhammad Ridwan) 

TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG – Di sudut kandang sederhana di kawasan Pesantren Hidayatullah, Desa Suka Rahmat, Teluk Pandan, Kutai Timur, seekor sapi jantan berwarna cokelat berdiri gagah. Bobotnya hampir 700 kilogram. 

Namanya Malika. Nama itu bukan sembarangan. “Malika artinya dirawat dengan sepenuh hati. Saya ambil dari iklan televisi, lalu merasa pas untuk sapi ini,” ujar sang pemilik, Tafdilul Fathi (31), sambil tersenyum kecil saat ditemui, Jumat (30/5/2025).

Kini, Malika bukan lagi sapi biasa. Ia menjadi hewan kurban Presiden Prabowo Subianto untuk Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah di Kota Bontang.

Untuk sampai ke kandang Malika, butuh sekitar 16 menit berkendara dari pusat Kota Bontang. Kandangnya bersih dan cukup luas, berdampingan dengan sapi-sapi lain yang juga dirawat penuh perhatian. Tapi hanya satu yang mencuri perhatian pemerintah, Malika.

Baca juga: Pemkab Kukar Siapkan 152 Ekor Sapi Kurban untuk Idul Adha, Satu Ekor Sapi Limosin dari Presiden

Usianya kini 3 tahun 8 bulan, hasil inseminasi buatan antara sapi lokal dan pejantan Simmental. 

“Prosesnya dibantu pemerintah lewat DKP3. Kami peternak hanya rawat dan rawat,” kata Tafdil.

Ia masih teringat saat tim dari DKP3 Kota Bontang datang melakukan survei dan seleksi. Dari sekian banyak kandidat, Malika terpilih dengan harga seharga Rp 70 juta.

Dirawat Seperti Keluarga Sendiri

Meski sudah berpindah tangan secara administratif, Tafdil tetap memperlakukan Malika seperti biasa, dengan penuh kasih.

Setiap pagi sore sapi itu dimandikan, dijemur, lalu diberi makan campuran ampas tahu, dedak, dan pucuk sawit.

Ia bahkan menyiapkan penjagaan 24 jam, bergantian dengan rekan-rekannya. “Supaya tidak stres atau kenapa-kenapa sebelum diserahkan,” ucapnya.

Bagi Tafdil, ada kebanggaan tersendiri. Setelah Malika yang dipilih walaupun ia tidak memungkiri sedih akan berpisah, 

“Saya merasa terhormat. Malika bukan hanya sapi kurban biasa, tapi jadi bukti bahwa peternak lokal juga bisa dipercaya,” ujarnya.

Sapi Asli Peternak Bontang

Dokter hewan dari DKP3 Bontang, Paisal Rahman, memastikan bahwa Malika adalah sapi lokal, bukan didatangkan dari luar. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved