Big Mall Samarinda Terbakar

RS Hermina Tangani 12 Korban Kebakaran Big Mall Samarinda, Sebagian Masih Dirawat Inap

Kebakaran hebat yang melanda Big Mall Samarinda pada Selasa (3/6/2025) dini hari menyebabkan puluhan orang harus dievakuasi

Penulis: Raynaldi Paskalis | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO/RAYNALDI PASKALIS
PENANGANAN KORBAN - Direktur RS Hermina Samarinda, dr. Made Wirayasa Tusan saat diwawancarai mengenai kebakaran Big mall di RSU Hermina, Selasa (3/6/2025).  RS Hermina Samarinda menangani 12 korban kebakaran Big Mall, sebagian besar mengalami trauma inhalasi akibat asap, dengan 9 orang masih dirawat dan kondisi keseluruhan pasien dilaporkan stabil (TRIBUNKALTIM.CO / RAYNALDI PASKALIS) 

TRIBUNKALTIM.CO,SAMARINDA - Kebakaran hebat yang melanda Big Mall Samarinda pada Selasa (3/6/2025) dini hari menyebabkan puluhan orang harus dievakuasi.

Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 00.10 Wita di lantai 3 pusat perbelanjaan terbesar di Kota Samarinda, yang berlokasi di Jalan Untung Suropati, Kecamatan Sungai Kunjang.

Sebagai rumah sakit yang berada paling dekat dari lokasi kejadian, RS Hermina Samarinda menjadi salah satu rujukan utama untuk penanganan para korban.

Direktur RS Hermina Samarinda, dr. Made Wirayasa Tusan, menyampaikan bahwa pihak rumah sakit langsung bersiaga begitu mendengar informasi awal.

"Ya, semalam juga saya baru mau istirahat terus kebangun gara-gara ada ini, ada korban bencana kebakaran Big Mall gitu, ya udah kami siapkan IGD,"ungkap dr. Made kepada Tribunkaltim.co saat ditemui pada Selasa (3/6/2025).

Baca juga: 7 Fakta Kebakaran di Big Mall Samarinda: Evakuasi Sulit dan Mencekam, Operasional Ditutup Sementara

Beruntung, RS Hermina baru saja menambah kapasitas Instalasi Gawat Darurat (IGD)-nya. Sebelumnya rumah sakit hanya memiliki 13 tempat tidur IGD, namun kini telah bertambah menjadi 26, sehingga bisa mengakomodasi korban dalam jumlah lebih besar secara cepat dan efisien.

Informasi awal mengenai kebakaran didapat dari media sosial dan segera dikonfirmasi oleh manajemen, yang kemudian mengerahkan seluruh tim medis untuk bersiap menyambut kedatangan pasien.

Sebanyak 12 korban kebakaran dibawa ke RS Hermina oleh tim penyelamat, sebagian besar mengalami gejala akibat menghirup asap pekat.

Dari jumlah tersebut, 9 orang dirawat inap karena kondisi yang membutuhkan penanganan lanjutan, 1 orang harus menjalani observasi di ruang Intensive Care Unit (ICU), sementara 3 lainnya cukup menjalani rawat jalan.

Korban yang dirawat di ICU bukan karena luka bakar, tetapi karena sesak napas akibat trauma inhalasi. Meski dirawat di ruang intensif, kondisinya telah membaik dan tidak menunjukkan tanda-tanda kegawatan.

"Kondisinya sudah bagus, mungkin tinggal nunggu recovery dari DPJP-nya atau dokter jaganya. Kalau bisa, ini mungkin bisa pulang. Jadi tidak berlanjut ya," jelas dr. Made.

Mayoritas korban yang dirawat mengalami gangguan pernapasan karena menghirup asap saat proses evakuasi berlangsung.

Menurut dr. Made, paparan asap pekat dalam kebakaran dapat menyebabkan iritasi dan luka pada saluran pernapasan, bahkan hingga ke paru-paru.

Penjelasan medis menyebutkan bahwa gas beracun yang terhirup dapat menyebabkan peradangan di alveolus, yaitu bagian terdalam dari paru-paru. Hal ini membuat pertukaran oksigen tidak berjalan normal dan mengakibatkan korban mengalami sesak napas.

"Akibat dari gas-gas yang beracun itu. Nah itu yang menyebabkan orang merasa sakit, merasa sesek napasnya. Karena pertukaran oksigen di paru-paru tidak normal lagi gitu loh,"terangnya.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved