Sopir Truk Tuntut Solusi atas Penyetopan Hauling Batubara di Paser

Ia menegaskan bahwa para sopir tidak melakukan tindakan di luar aturan atau yang merugikan pihak lain, melainkan hanya berupaya menjalankan aktivitas secara normatif dan bertanggung jawab.

Ia juga menyoroti bahwa para sopir merupakan bagian dari masyarakat kecil yang mengandalkan pekerjaan ini untuk menyambung hidup.

Saat ini, menjadi sopir pengangkut batubara adalah satu-satunya mata pencaharian yang bisa mereka andalkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Kita nggak ada lagi pekerjaan yang lain. Dan itu penumpang kami (batubara), penumpang hidup kami kan gitu" tuturnya

Siswiyono berharap agar pemerintah, mulai dari Gubernur, Presiden, hingga Bupati, dapat memahami kondisi yang mereka alami.

Baca juga: Pemprov Kaltim Harus Tegas Tindak Truk Hauling Batu Bara Ilegal karena Warga Muara Kate Dirugikan

Ia menegaskan bahwa aksi damai yang dilakukan bukan semata-mata untuk kepentingan para sopir saja, melainkan didasari oleh situasi nyata di lapangan.

Menurutnya, dampak dari penyetopan aktivitas hauling tidak hanya dirasakan oleh sopir, tetapi juga oleh berbagai pihak lain yang turut menggantungkan hidup pada aktivitas tersebut, seperti para pedagang, pemilik bengkel, dan buruh bongkar muat.

Mereka semua, bersama keluarganya, kini menghadapi tekanan ekonomi akibat terhentinya aktivitas angkutan batubara.

"Kami memohon kepada Bapak Gubernur, kepada Bapak Bupati, supaya melihat kami jangan sebagai sebelah mata. Berikan kami ruang."(*)