Berita Internasional Terkini

Siap-siap! Harga Emas Meroket, Dolar AS Tertekan, Imbas Tingginya Tensi Perang Israel vs Iran

Siap-siap! harga emas meroket, dolar AS tertekan. Hal itu bisa terjadi, lantaran imbas tingginya tensi perang Israel vs Iran belakangan ini.

Kolase Tribun Kaltim
HARGA EMAS MEROKET - Ilustrasi emas dan rudal Iran serang Israel. Siap-siap! harga emas meroket, dolar AS tertekan. Hal itu bisa terjadi, lantaran imbas tingginya tensi perang Israel vs Iran belakangan ini. (Kolase Tribun Kaltim/Tangkapan layar YT) 

TRIBUNKALTIM.CO - Siap-siap! harga emas meroket, dolar AS tertekan.

Hal itu bisa terjadi, lantaran imbas tingginya tensi perang Israel vs Iran belakangan ini.

Ya, konflik Israel-Iran yang makin memanas mampu mendongkrak harga emas di pasar global.

Hal itu diutarakan Analis Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha.

Ia mengatakan, emas tetap menjadi primadona aset lindung nilai, terutama setelah ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran kembali memanas. 

Baca juga: Serangan Balik Iran Buat Israel Ketakutan, Penerbangan Tutup, Warga Diminta Sembunyi di Bunker

Serangan militer dari Israel ke Iran mendorong lonjakan permintaan terhadap aset safe haven, sementara Iran menanggapi dengan peringatan keras.

Mengutip Bloomberg, per Jumat (13/6) harga emas spot ada di level US$ 3.432,34 per ons troi, naik 1,37 persen dibanding sehari sebelumnya. 

Level tersebut juga menjadi level tertinggi baru, melampaui level tertinggi sebelumnya ada di level US$ 3.431 per ons troi yang dicapai pada 5 Mei 2025.

Di sisi ekonomi, pelaku pasar juga disuguhi kejutan dari data inflasi Amerika Serikat (AS). 

Rilis data CPI dan PPI terbaru memperlihatkan hasil yang lebih rendah dari perkiraan, memperbesar peluang bahwa The Fed mungkin akan mulai mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter pada akhir 2025.

Sentimen itu, kata Andy memberi tekanan pada Dolar AS, yang dalam beberapa sesi mengalami pelemahan tajam. 

 "Kelemahan dolar AS ini secara otomatis mendorong harga emas lebih tinggi karena daya beli investor non-AS menjadi lebih kuat," katanya dikutip dari Kontan, Minggu (15/6/2025).

Baca juga: Panglima Garda Revolusi Iran Jenderal Hossein Salami Tewas, Reaksi Dunia atas Serangan Israel

Meski demikian, arah pasar tidak sepenuhnya satu sisi. Di tengah isu geopolitik dan pelemahan dolar, penguatan sementara dolar AS muncul menyusul kabar dari pengadilan AS yang membatalkan beberapa tarif dagang, mendorong selera risiko pasar.

Optimisme terhadap pembicaraan damai dagang antara AS dan China turut menekan minat investor pada aset lindung nilai, walaupun ketidakpastian tetap membayangi. Menurut Andy, pasar masih menahan posisi di emas karena belum ada kejelasan soal arah final kebijakan fiskal dan moneter AS.

Secara teknikal, pergerakan harga emas ditopang sinyal penguatan tren naik yang semakin solid. Kombinasi candlestick bullish dan posisi harga di atas garis Moving Average memperkuat proyeksi bahwa tren naik bisa berlanjut.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved