Berita Bontang Terkini

Warga Bontang Kuala Ngeluh Debu Proyek Jalan, PUPR Minta Maaf dan Janjikan Penyemprotan

PUPR Bontang menyampaikan permintaan maaf atas dampak debu yang timbul akibat proyek pembangunan jalan di Kota Taman

Penulis: Muhammad Ridwan | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN
PROYEK JALAN - Kondisi Jalan Pierre Tendean, Kelurahan Bontang Kuala, berdebu dampak aktivitas lalu lalang truk yang memuat tanah timbunan, Selasa (1/7/2025). epala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bontang, Anwar Nurdin, menyampaikan permintaan maaf atas dampak debu yang timbul akibat proyek pembangunan jalan. (TRIBUNKALTIM.CO/MUHAMMAD RIDWAN) 

TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bontang, Anwar Nurdin, menyampaikan permintaan maaf atas dampak debu yang timbul akibat proyek pembangunan jalan di kawasan padat penduduk, di Jalan Piere Tandean, Kelurahan Bontang Kuala.

Menurutnya, kondisi debu memang sulit dihindari dalam proses pembangunan. Namun, pemerintah tetap berupaya meminimalkan dampak dengan menyiagakan petugas pembersih setiap hari.

Selain itu, air juga disiapkan untuk menyiram tanah yang menumpuk di jalan agar mengurangi risiko debu beterbangan.

Baca juga: Gedung Baru RSUD Bontang Diperkirakan Telan Rp 200 Miliar 

“Kami sudah menekankan kepada penyedia jasa untuk memperhatikan dampak yang muncul. Pada pra-kontrak sudah kami sampaikan, terutama terkait kewajiban menjaga kebersihan selama pekerjaan berlangsung. Kalau perlu, setiap kendaraan proyek wajib membersihkan bannya sebelum keluar lokasi,” kata Anwar, saat dihubungi, Selasa (1/7/2025).

Ia menambahkan, karena penyedia jasa mengejar target waktu, diambil langkah tengah berupa penyemprotan jalan dan pembersihan sisa tanah secara berkala.

Ia menjelaskan proyek ini merupakan pembangunan jalan tembus segmen dua yang panjangnya kurang lebih 600 meter, yang menghubungkan Jalan Salebba dengan Jalan Dewi Sartika, tepatnya menembus di samping SD 001 Bontang Utara.

Sebelumnya diberitakan, warga sekitar mengeluhkan debu yang beterbangan akibat aktivitas penimbunan tanah uruk di lokasi tersebut.

Novitasari, warga RT 19 yang tinggal di pinggir jalan, mengaku setiap hari rumahnya kotor tertutup debu, terutama saat cuaca panas.

“Sudah beberapa hari ini debunya banyak sekali. Lihat saja jalanan itu, setiap hari kalau panas, debunya langsung masuk ke rumah,” keluh Novitasari.

Keluhan serupa disampaikan Misinah, pedagang makanan di Jalan Pierre Tendean. Ia harus menutup rapat dagangannya agar tidak terkena debu.

“Sudah dua minggu ini debunya parah. Truk lalu-lalang, tanahnya jatuh di jalanan, angin langsung bawa debunya ke warung,” ungkapnya.

Pantauan Tribunkaltim.co di lokasi menunjukkan kondisi jalan dipenuhi tumpukan tanah berpasir yang mengering dan tidak dibersihkan secara menyeluruh.

Hanya tampak seorang pekerja menyapu debu tanpa penyemprotan air, yang dinilai warga tidak efektif.

Selain itu, proyek ini juga tidak memasang papan informasi kegiatan, sehingga warga tidak mengetahui jadwal pekerjaan maupun nama kontraktor pelaksana. (*)

 

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved