Gedung Baru RSUD Bontang Diperkirakan Telan Rp 200 Miliar 

TRIBUNKALTIM.CO,BONTANG — Pemerintah Kota Bontang ancang-ancang membangun gedung baru Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Taman Husada.

Proyek itu bernilai fantastis, ditaksir menelan anggaran Rp 200 miliar dan direncanakan berjalan dengan skema tahun jamak atau multiyears.

Hal itu diungkapkan Wakil Walikota Bontang, Agus Haris.

Ia menegaskan tahap awal pembangunan sudah dialokasikan dana Rp 2 miliar di tahun ini. 

Anggaran tersebut digunakan untuk menyusun detail engineering design (DED) atau spesifikasi teknis proyek.

“Insya Allah tahun ini DED selesai, supaya angka pasti kebutuhan anggarannya nanti benar-benar matang,” ujar Agus Haris saat ditemui di Auditorium Tiga Dimensi, Senin (30/6/2025).

Baca juga: Rencana Pemangkasan Tanjakan Depan RSUD Taman Husada Bontang Tahun Ini Batal

Ia menyebut pembangunan akan dimulai di lahan samping Gedung Bengkirai, kawasan RSUD Taman Husada.

Dengan gedung baru ini, diharapkan pelayanan kesehatan semakin merata dan masyarakat tak perlu lagi berobat ke luar daerah.

Menurutnya proyek dengan nilai Rp 200 miliar tidak bisa dikerjakan dalam satu periode anggaran.

Maka pertimbangan yang logis, sambungnya, dikerjakan secara multiyears ini tentu memerlukan pengawasan ketat. 

Agus Haris mengakui tantangan pembangunan berskala besar seperti ini harus diantisipasi sejak awal, terutama agar tidak terlambat atau bermasalah di tengah jalan.

“Proyek sebesar ini memang harus benar-benar dikawal. Kita akan libatkan juga DPRD dalam fungsi pengawasan supaya pembangunannya berjalan sesuai target,” jelasnya.

Selain memperbaiki fasilitas bangunan, pemerintah juga akan menambah sarana medis seperti ruang perawatan hingga ruang operasi.

Rencananya, setelah DED rampung tahun ini, proyek fisik bisa mulai dilelang tahun depan. Pembangunan dirancang bertahap sampai seluruh fasilitas terpenuhi.

Baca juga: DPRD Bontang Dorong Pembangunan RSUD Taman Husada, Winardi: Gerilya Cari Dana

Ia berharap RSUD Bontang mampu naik kelas dalam memberikan layanan kesehatan.

“Kita tidak mau lagi ada keluhan pasien harus antre terlalu lama karena ruang rawat kurang. Ini momentum perbaikan,” pungkasnya. (*)