Berita Berau Terkini
Pemkab Berau Harap Sekolah Rakyat Dapat Menerima Calon Siswa di Kampung
Pembangunan sekolah rakyat yang diwacanakan akan terealisasi di 2026, diharapkan dapat menjawab masalah pendidikan di Kabupaten Berau
Penulis: Renata Andini Pengesti | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB - Pembangunan sekolah rakyat yang diwacanakan akan terealisasi di 2026, diharapkan dapat menjawab masalah pendidikan di Kabupaten Berau.
Asisten I Pemkab Berau Hendratno berharap agar aturan dari sekolah rakyat dapat lebih fleksibel untuk menerima siswa nantinya.
Untuk diketahui, aturan sekolah rakyat yakni hanya dapat menampung masyarakat yang masuk dalam kategori tidak mampu ataupun keluarga miskin.
Menurut Hendratno, permasalahan di Berau tidak hanya masyarakat miskin saja yang bisa putus sekolah. Namun, seperti contoh letak kampung dan keberadaan sekolah yang jauh itu juga sangat mempengaruhi.
Banyak anak-anak dari kampung yang jauh di Berau sejak duduk dibangku SMP sudah harus merantau ke kecamatan atau kampung terdekat.
Baca juga: Perkuat Ketahanan Pangan, Pemkab Berau dan Bulog Bahas Rencana Pembangunan Gudang Baru
“Permasalahannya bukan hanya masyarakat miskin saja yang putus sekolah. Orangtua yang dari kampung-kampung jauh itu, punya dana tapi sekolahnya saja yang jauh. Jika sekolah rakyat aturannya bisa fleksibel mengikuti kondisi daerah, saya rasa ini bisa menjadi solusi,” jelasnya kepada Tribunkaltim.co, Rabu (2/7/2025).
Sebab, dijelaskan Hendratno bahwa sekolah rakyat berkonsep seperti boarding house, sehingga orangtua seharusnya tidak usah khawatir jika anaknya harus bersekolah jauh di Kecamatan.
Itu juga dijelaskannya menjadi catatan bagi pemerintah Kabupaten Berau untuk dapat meratakan pendidikan hingga kedaerah kampung. Dan mendorong OPD terkait segera mewujudkan pembangunan sekolah yang sudah diminta oleh pemerintahan Kampung.
Seperti yang dicontohkan Kepala Kampung Merabu Asrani. Pihaknya menginginkan berdiri sekolah baru, tak apa jika jenisnya sekolah filial.
“Kami memang membutuhkan sekolah baru, karena anak-anak di kampung, sejak SMP saja harus meninggalkan kampung untuk sekolah,” jelasnya.
Karena tek memiliki bangunan sekolah, anak yang duduk dibangku SMP biasanya bersekolah di Wahau, Kutim, Di Kecamatan Kelay juga ada yang bersekolah di Tanjung Redeb.
Jarak Merabu sendiri dengan Tanjung Redeb, ditempuh dengan 5 jam perjalanan. Dan dari Kota Kecamatan Kelay, diperlukan jarak tempuh selama 2 jam.
Baca juga: Belum Selesai dengan Purnawiran TNI, Gibran Rakabuming Disomasi Profesi Advokat, Minta Wapres Mundur
Karena itu, terpaksa harus tinggal didekat sekolah. Dan tidak bisa bolak balik dalam satu hari.
Menurut Asrani, orangtua pun memilki rasa khawatir jika anaknya jauh dari pantauan, apalagi masih duduk dibangku SMP.
“Saya juga berharap anak-anak di kampung ini bisa sekolh di sekolah rakyat nantinya. Agar orang tua tidak khawatir,” tutupnya. (*)
DPRD Dorong Bupati Berau Sri Juniarsih Mas Evaluasi Kinerja Organisasi Perangkat Daerah |
![]() |
---|
Dinkes Berau Lakukan Evaluasi Menyeluruh, Bupati Tegaskan Pelayanan Harus Adil Tanpa Diskriminasi |
![]() |
---|
Bupati Berau Sri Juniarsih Minta Dokter Anak Harus Mengedepankan Pelayanan yang Ramah |
![]() |
---|
2 Bocah Tenggelam di Kampung Teluk Harapan Maratua Berau Ditemukan Meninggal Dunia |
![]() |
---|
DPRD Berau Soroti Kinerja Perusda, Rencana Bentuk Pansus untuk Lakukan Investigasi dan Audit |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.