Ibu Kota Negara
Kagetnya Cak Imin Dengar Banyak PSK di IKN, Sebut Situasinya Gawat dan Akan Cek Langsung
Cak Imin terkejut mendengar kabar ramainya praktik prostitusi di Ibu Kota Nusantara IKN, Kalimantan Timur.
Apa sebenarnya alasan ratusan wanita rela jauh-jauh datang ke IKN Kaltim demi Jadi PSK terkuak, awalnya coba-coba lama-lama jadi betah.
Baca juga: Pengakuan Pelaku Prostitusi di IKN Kaltim, Sehari Bisa Layani 8 Pelanggan karena Permintaan Tinggi
"Lumayan, di sini (IKN) peminatnya tinggi. Kebanyakan dari mereka pendatang dan jarang ada yang nawar," ujar seorang wanita muda yang mengaku PSK di kawasan IKN.
Menariknya, mayoritas PSK yang beroperasi di IKN berasal dari luar Kalimantan, seperti Makassar, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, hingga Jawa Tengah.
Mereka datang dengan tujuan khusus, yakni menjajakan jasa di tengah peluang ekonomi yang menjanjikan di area yang sedang berkembang pesat ini.
"Saya dapat informasi dari teman, katanya di sini (IKN) tamu banyak dan royal. Setelah saya coba sendiri, ternyata benar," ungkap seorang PSK lainnya.
Sebagian dari mereka bahkan direkrut melalui perantara yang mereka sebut “mami”, yang berperan sebagai koordinator.
Para mami ini mengatur segala kebutuhan, mulai dari tempat tinggal hingga mencarikan pelanggan.
"Kalau teman-teman saya banyak yang pakai mami, jadi nggak perlu repot.
Semuanya sudah diatur dari awal," tambahnya.
Meski mengakui keuntungan finansial yang besar, para pelaku prostitusi ini juga menyadari risiko kesehatan yang mengintai.

Mereka mengklaim rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, baik secara mandiri maupun dengan dokter langganan.
"Takut sih sebenarnya, makanya kami jaga kebersihan dan rutin cek ke dokter," tutur salah satu PSK dengan nada serius.
Sehari Bisa Layani hingga 8 Tamu
Sejumlah pekerja seks komersial (PSK) yang berhasil ditemui secara anonim mengakui bahwa mereka mulai melirik IKN sebagai "lahan baru" karena tingginya permintaan dari kalangan pekerja proyek.
Namun dibalik praktik yang mereka lakukan terselip rasa takut yang terus membayangi
Lewat media sosial dan aplikasi perpesanan instan, para PSK ini menawarkan layanan seksual dengan sistem booking online, lengkap dengan katalog foto dan tarif.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.