Berita Kaltim Terkini

Beras Oplosan Bikin Warga dan Pedagang Resah, Begini Respons Pemerintah Daerah di Kaltim

Isu mengenai beras oplosan menjadi kekhawatiran masyarakat dan pedagang. Bagaimana respons pemerintah daerah di Kaltim?

Penulis: Tribun Kaltim | Editor: Christnina Maharani
TribunKaltim.co/Zainul Marsyafi
ISU BERAS OPLOSAN - Ilustrasi beras. Isu mengenai beras oplosan yang sempat mencuat di sejumlah daerah di Indonesia, kini menjadi kekhawatiran di antara masyarakat dan pedagang. Bagaimana respons pemerintah daerah di Kaltim terkait hal ini? (TribunKaltim.co/Zainul Marsyafi) 

TRIBUNKALTIM.CO - Sebelumnya, isu mengenai beras plastik sempat mencuat di sejumlah daerah di Indonesia dan menimbulkan keresahan di masyarakat. Beberapa merek terkenal diduga menjadi beras oplosan dan tidak memenuhi standar mutu, sebagaimana diungkap oleh Kementerian Pertanian dalam temuan terbarunya.

Dalam sidak yang dilakukan oleh pihak kementerian di 62 kabupaten/kota terhadap beras premium yang beredar di pasaran, ditemukan banyak ketidaksesuaian antara mutu beras dengan label yang tercantum serta adanya praktik pengoplosan dari produsen besar.

Hal ini tentu menjadi kecemasan tersendiri bagi mereka yang telah lama mengonsumsi beras merek terkait, terutama ketika beras premium tersebut tak lagi menghiasi rak display gerai-gerai ritel modern seperti Indomaret, Alfamart dan Alfamidi.

Diketahui, merek premium yang diduga beras oplosan adalah Sania, Fortune, Medium Pandan Wangi, Beras Pulen Wangi dan Setra Ramos.

Menurut penelusuran TribunKaltim.co, kehadiran merek yang diduga beras oplosan tersebut hampir seluruhnya absen dan menyisakan beras merah pada rak-rak penjualan.

Baca juga: Beras Oplosan Bikin Geger, Merek Terkenal Mendadak Raib dari Rak Ritel Modern di Samarinda

"Sudah habis, belum ada pengiriman lagi," ujar seorang karyawan toko ritel modern di Samarinda yang enggan menyebutkan namanya ketika ditemui pada Senin (14/7/2025).

"Kita gak tau kapan lagi datangnya. Semua Indomaret, Alfamart juga begitu," lanjutnya.

Seorang warga Balikpapan Selatan bernama Sulaiman (56) menyebut bahwa dirinya cemas dengan kabar beras oplosan yang kini beredar.

“Jujur saya kaget baca berita itu, negeri ini makin aneh. Dulu BBM oplosan, minyak goreng juga dioplos, sekarang malah beras juga yang dioplos. Ini yang kita makan tiap hari. Kalau berbahaya siapa yang bertanggung jawab?” keluhnya kepada TribunKaltim.co pada Selasa (15/7/2025).

Tidak hanya bikin khawatir pembeli, masyarakat yang menjadi pedagang beras lokal juga mengaku cemas usai kabar tersebut mencuat.

Danang (54) yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang beras di kawasan Pasar Sepinggan Balikpapan Selatan khawatir akan stigma buruk soal beras oplosan dapat memukul penjualannya.

“Beras yang saya jual ini mayoritas dari Jawa dan Sulawesi. Saya ambil dari agen besar di Kebun Sayur, Balikpapan Barat. Kalau masyarakat jadi takut beli karena isu ini, ya kami pedagang yang kena imbasnya,” jelas Danang.

Lantas, bagaimana tanggapan para pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Timur mengenai polemik beras oplosan ini?

Respons Pemerintah Daerah di Kaltim

BERAS OPLOSAN - Ilustarsi beras. Beras oplosan belum sampai ke Kutai Timur. Pengawas Perdagangan Disperindag Kutim, Achmad Doni Evriady bahwa pihaknya terus memonitor proses distribusi beras di Kutai Timur. (TRIBUNKALTIM.CO/NURILA FIRDAUS)
ISU BERAS OPLOSAN - Ilustarsi beras. Begini tanggapan dari pemerintah daerah di Provinsi Kalimantan Timur terkait isu beras oplosan yang tengah menjadi kekhawatiran di masyarakat dan pedagang beras lokal. (TribunKaltim.co/Nurila Firdaus) 

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dikabarkan tengah mencermati dugaan beredarnya beras oplosan yang baru-baru ini diumumkan tersebut.

Kepada TribunKaltim.co, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disperindag Kukar, Sayid Fatullah, menegaskan bahwa pihaknya belum menemukan indikasi peredaran merek-merek beras yang disebut dalam laporan Kementan di wilayah Kukar. 

Namun, pihaknya tetap akan mengambil langkah antisipatif jika terdapat informasi resmi dari pemerintah pusat.

Baca juga: Warga Khawatir Kasus Beras Oplosan Beredar di Balikpapan, Pedagang Ikut Resah

“Kami juga baru mendengar kabarnya. Kalau ada merek-merek yang dikirimkan atau diinformasikan ke kami, tentu akan kami telusuri. Tapi sejauh ini, merek seperti yang disebut-sebut belum pernah kami temui di pasaran Kukar,” ujarnya saat dikonfirmasi TribunKaltim.co, Selasa (15/7/2025).

Sayid menjelaskan, pasar beras di Kukar selama ini didominasi oleh produk-produk lokal dan beberapa merek nasional yang sudah lama beredar, seperti Raja Lele dan Borneo. 

Ia mengungkapkan bahwa belum ada laporan dari masyarakat maupun pedagang terkait beras mencurigakan atau indikasi pengoplosan di tingkat distribusi lokal.

“Kita tetap waspada. Namun sebelum memberikan imbauan atau tindakan lanjutan, kami menunggu kejelasan resmi. Kalau memang nanti ada surat edaran dari kementerian atau lembaga pengawas terkait, maka kami pasti akan melakukan pengecekan dan sidak ke pasar-pasar,” tegasnya.

Senada dengan Pemkab Kukar, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Samarinda, Nurrahmani, mengatakan bahwa pihaknya belum menemukan indikasi adanya beras oplosan di pasar tradisional maupun toko-toko distribusi.

Pemantauan ketat dilakukan secara rutin untuk memastikan ketersediaan stok, kestabilan harga dan kualitas barang kebutuhan pokok, termasuk beras.

“Sampai saat ini saya komunikasikan dengan petugas kami di pasar, tidak ada mendengar beras oplosan itu,” jelas Yama, sapaan akrabnya pada TribunKaltim.co, Selasa (15/7/2025).

Menurutnya, stok beras di Samarinda dalam kondisi stabil dan aman. Pemerintah rutin melakukan peninjauan melalui tim pengendalian inflasi, terutama dengan melihat indikator ketersediaan stok di gudang Bulog.

Yama mengaku, isu soal beras oplosan bukan hal baru dan kerap muncul di tengah masyarakat.

Bahkan di tahun-tahun sebelumnya, pernah beredar informasi bahwa beras berbahan plastik dipasarkan sebagai beras konsumsi.

Tetapi, ia meminta masyarakat untuk tidak mudah percaya terhadap kabar-kabar yang belum terbukti kebenarannya.

“Dulu pernah ada isunya dicampur plastik seperti telur plastik, beras plastik, kita juga belum pernah menemukan. Kalau dibuat pun bahan plastik itu tentu produksinya susah dengan teknologi tidak biasa. Makanya kita juga harus bisa memilah kabar hoaks yang terjadi. Bisa memang persaingan bisnis juga.”

Insyaallah Samarinda aman saja,” tegasnya.

Di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) pun belum menerima keluhan masyarakat terkait beras oplosan.

"Belum ada masyarakat yang mengeluhkan itu, kami juga baru-baru ini mendangar adanya beras premium oplosan," ujar Kepala Disperindag Kutim, Nora Ramadhani, Selasa (15/7/2025).

Baca juga: Reaksi Disperindag Kukar Atas Munculnya Beras Oplosan, Modus untuk Raih Untung Besar

Akan tetapi, pihaknya terus memonitor proses distribusi beras di Kutim dan menekankan agar para distributor memberikan beras dari agen-agen yang terpercaya.

Hingga saat ini, isu beras oplosan atau beras plastik masih ditinjau dan masyarakat diimbau untuk tetap tenang hingga terdapat kabar terkini. (*)

 

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved