Berita Balikpapan Terkini
Warga Khawatir Kasus Beras Oplosan Beredar di Balikpapan, Pedagang Ikut Resah
Masyarakat di Kota Balikpapan kini dihantui kekhawatiran setelah terbongkarnya kasus peredaran beras oplosan
Penulis: Zainul | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN — Masyarakat di Kota Balikpapan kini dihantui kekhawatiran setelah terbongkarnya kasus peredaran beras oplosan oleh Satgas Pangan Mabes Polri di sejumlah daerah di Indonesia.
Temuan tersebut mengindikasikan adanya manipulasi mutu, takaran, hingga label kemasan oleh produsen beras berskala nasional, dan menimbulkan keresahan di tengah warga yang khawatir turut mengonsumsi beras oplosan.
“Jujur saya kaget baca berita itu, negeri ini makin aneh. Dulu BBM oplosan, minyak goreng juga dioplos, sekarang malah beras juga yang dioplos. Ini yang kita makan tiap hari. Kalau berbahaya siapa yang bertanggung jawab?” keluh Sulaiman (56) warga Balikpapan Selatan, Selasa (15/7).
Kekhawatiran tidak hanya datang dari masyarakat umum, tetapi juga para pedagang beras lokal.
Danang (54) pedagang beras di kawasan Pasar Sepinggan Balikpapan Selatan juga mengaku cemas usai kabar tersebut mencuat.
Baca juga: Agar Beras Oplosan tak Masuk Kutim , Disperindag Terus Monitor Proses Distribusi
Ia khawatir stigma negatif masyarakat terhadap beras oplosan akan memukul penjualannya.
“Beras yang saya jual ini mayoritas dari Jawa dan Sulawesi. Saya ambil dari agen besar di Kebun Sayur, Balikpapan Barat. Kalau masyarakat jadi takut beli karena isu ini, ya kami pedagang yang kena imbasnya,” jelas Danang.
Menurut Danang, beras yang ia jual tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari eceran hingga kemasan 5 kg, 10 kg dan 25 kg, dengan harga bervariasi.
Untuk kemasan 5 kg, harga di pasaran berkisar antara Rp 75 ribu hingga Rp 85 ribu tergantung merek.
Keresahan ini muncul menyusul sidak yang dilakukan Kementerian Perdagangan di 62 kabupaten/kota terhadap beras premium yang beredar di pasaran baru-baru ini.
Hasilnya, ditemukan banyak ketidaksesuaian antara mutu beras dengan label yang tercantum, serta adanya praktik pengoplosan dari produsen besar.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri sekaligus Ketua Satgas Pangan, Brigjen Pol Helfi Assegaf, menyampaikan bahwa pihaknya telah memeriksa 22 saksi terkait temuan tersebut.
Para saksi berasal dari enam perusahaan dan delapan pemilik merek beras kemasan lima kilogram.
“Dari total 212 merek beras yang diduga bermasalah, sejauh ini sudah ada 10 produsen yang diperiksa. Ini merupakan bagian dari upaya untuk membongkar praktik curang dan melindungi konsumen,” ujar Brigjen Helfi dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa (15/7).
Daftar Produsen Beras yang Diduga Tak Sesuai Regulasi
Setelah Didesak Mahasiswa, Walikota Balikpapan Rahmad Mas’ud Temui Demonstran Jawab Semua Tuntutan |
![]() |
---|
Grup Musik Asal Balikpapan Rockafiller Akui Tak Pernah Rasakan Royalti, Meski Lagu Diputar di Publik |
![]() |
---|
Rutan Balikpapan Gelar Doa Bersama untuk Keselamatan dan Kebaikan Negeri |
![]() |
---|
Kapolresta Balikpapan Pimpin Upacara PTDH Terhadap Anggota yang Langgar Kode Etik |
![]() |
---|
Pegadaian Ajak Warga Balikpapan Bijak Berinvestasi Lewat Tabungan Emas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.