Berita Berau Terkini

Tahun Ini Pemprov Kaltim Kucurkan Rp4 Miliar untuk Pemecah Ombak di Kampung Giring-Giring Berau

Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud meninjau pembangunan pemecah ombak di Kampung Giring-Giring, Kabupaten Berau

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI PENGESTI
PEMECAH OMBAK -Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud meninjau pembangunan pemecah ombak di Kampung Giring-Giring, Kabupaten Berau. (TRIBUNKALTIM.CO/ RENATA ANDINI) 

TRIBUNKALTIM.CO,TANJUNG REDEB - Gubernur Kalimantan Timur Rudy Mas'ud meninjau pembangunan pemecah ombak di Kampung Giring-Giring, Kabupaten Berau

Penanganan abrasi yang dilaksanakan Pemprov Kaltim telah dilaksanakan sejak 2021, di masa kepemimpinan Isran Noor.

Sejak saat itu, pembangunan pemecah ombak masif dikerjakan setiap tahun bahkan hingga 2025. 

Dari data yang dipaparkan, sejak tahun 2021-2024, Pemprov Kaltim telah membangun jaringan pemecah ombak secara tersebar sepanjang 2.206 meter.

Jumlah ini mencakup setidaknya hampir dari separuh pantai dengan status kritis serta mencapai 20 persen dari total panjang pantai di Biduk-Biduk yang mencapai 12 km. 

Tahun ini sendiri, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR-Pera) Kaltim akan membangun pemecah ombak, dengan nilai pagu anggaran mencapai Rp 4 miliar untuk penanganan sepanjang 165 meter. 

Baca juga: MTQ ke-45 Kaltim Resmi Dibuka di Kutim, Gubernur Rudy Masud: Ini Lebih dari Sekadar Lomba Tilawah

Pemprov Kaltim juga berkomitmen untuk mengentaskan kawasan pantai kritis di Berau.

Selain dengan pemecah ombak, Rudy Mas'ud juga mengedepankan langkah preventif penanaman pohon bakau. 

“Kita sepakat sepanjang 12 km akan dibenahi dengan tindakan preventif, yang urgen akan dibangun penahan agar tidak abrasi dan longsor, akan ditanam bakau juga,” paparnya.

Dirinya juga sempat menyampaikan pendapat, penanganan abrasi ini, kedepan akan menggunakan tetrapod. Tetrapod sendiri merupakan bangunan pemecah ombak dengan struktur beton berkaki empat. 

“Kilometer kritis akan kita tangani, yang kritis akan segera kita benahi,” tegasnya. 

Terpisah, Kepala DPUPR-Pera Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda menerangkan, penanganan pada kondisi kritis di lapangan, di mana nantinya penetapan metode yang akan digunakan bergantung pada situasi dan kondisi di lapangan. 

“Arahannya kalau bisa ditanami bakau (maka, red) ditanami, kalau tidak bisa, dipasang pemecah ombak, jadi tergantung kondisi lapangan sendiri,” paparnya. 

Dari total 29,3 km panjang pantai kritis di Kabupaten Berau, pihaknya masih fokus pada penanganan di Kecamatan Biduk-Biduk, sepanjang 5 km. Untuk wilayah lain, Nanda-sapaan akrabnya masih menyesuaikan anggaran yang dimiliki Pemprov Kaltim. 

Baca juga: Penutupan HUT ke-45 Dekranas, Gubernur Kaltim Rudy Masud Ajak Produk Lokal ke Pasar Internasional

“Karena banyak hal prioritas tidak bisa semua dibelanjakan penahan pantai, ada juga untuk jalan,” ujarnya. 

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved