Berita Berau Terkini

Polemik Beras Oplosan, Diskoperindag Berau Ambil Sampel Beras dari Distributor

Menyikapi polemik dugaan beras oplosan, Diskoperindag Berau mellakukan sidak ke sejumlah distributor, agen, dan ritel.

TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI
AMBIL SAMPEL - Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah distributor, agen, dan ritel. Dalam sidak tersebut, tim Diskoperindag mengambil beberapa sampel beras untuk pemeriksaan lebih lanjut. (TRIBUNKALTIM.CO/RENATA ANDINI) 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB – Menyikapi polemik dugaan beras oplosan yang ramai di berbagai daerah, Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Berau melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah distributor, agen, dan ritel.

Dalam sidak tersebut, tim Diskoperindag Berau mengambil beberapa sampel beras untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Langkah ini menjadi tindak lanjut dari rapat koordinasi dengan Dinas Pangan serta merespons data dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang menyebutkan ada sekitar 200 merek beras diduga melakukan praktik pengoplosan.

“Ini tindak lanjut saja, dan kami mengambil beberapa sample beras yang datang dari Surabaya dan Sulawesi,” jelas Kepala Bidang Bina Usaha dan Perdagangan Diskoperindag Berau, Hotlan Silalahi, kepada Tribunkaltim.co, Senin (21/7/2025).

Baca juga: Prabowo Sebut Beras Oplosan adalah Kejahatan Ekonomi, Minta Jaksa Agung dan Kapolri Tindak Tegas

Dari hasil pemantauan, Diskoperindag Berau menemukan adanya perubahan harga pada beberapa merek beras premium yang diduga dioplos.

Harga-harga tersebut kini menyesuaikan dengan kategori beras medium.

Menurut Hotlan, perubahan harga tersebut menunjukkan bahwa para pelaku usaha mulai melakukan langkah antisipasi mandiri.

“Dengan ada perubahan secara mandiri tersebut, pihak pengusaha, distributor maupun ritel mengambil tindakan antisipasi awal,” ungkapnya.

Baca juga: Respons Isu Beras Oplosan, Komisi II DPRD Tunggu Hasil Uji Sampel Beras di Balikpapan

Pihaknya menegaskan akan terus memantau perkembangan harga di pasaran agar tidak terjadi praktik merugikan konsumen, khususnya menjual beras medium dengan harga premium.

“Kita juga akan pantau harganya, jangan sampai ini merugikan masyarakat. Memang saat ini belum ada instruksi untuk penarikan beras di pasaran. Namun sudah ada hak konsumen yang harus dipenuhi,” tutup Hotlan.

Diketahui, harga eceran tertinggi (HET) untuk beras premium berkisar antara Rp 18.000-19.000 per kilogram, sementara untuk beras medium berada di angka Rp 16.000-17.000 per kilogram. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved