Berita Nasional Terkini
Rekan Kerja Arya Daru Yakin Sang Diplomat tak Bunuh Diri, Duga Kuat Pembunuhan Berencana
Teman kerja Arya Daru Pangayunan, Arman Christian, yakin bahwa Arya Daru meninggal bukan karena mengakhiri hidup.
TRIBUNKALTIM.CO - Arya Daru Pangayungan, seorang diplomat muda dari Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, ditemukan meninggal dunia secara misterius pada Selasa pagi, 8 Juli 2025, di kamar indekosnya yang terletak di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Ia ditemukan dalam kondisi mengenaskan, dengan kepala terlilit lakban kuning dan wajah tertutup, tubuhnya berselimut biru, dan kamar dalam keadaan terkunci dari dalam.
Penemuan ini mengundang kecurigaan banyak pihak karena tidak ditemukan tanda kekerasan maupun barang yang hilang, sehingga menimbulkan spekulasi terkait penyebab kematian, apakah bunuh diri, pembunuhan, atau sebab medis lainnya.
Baca juga: Psikologi dan Otopsi Forensik Jadi Kunci Ungkap Kematian Diplomat Kemlu Arya Daru
Teman kerja diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan, Arman Christian, yakin bahwa Arya Daru meninggal bukan karena mengakhiri hidup, tetapi dibunuh secara berencana.
Arman Christian mengaku telah mengenal baik sosok Arya Daru sejak tahun 2012.
Berdasarkan sosok Arya yang ia kenal selama ini, Arman tak percaya jika Arya Daru mengakhiri hidup.
"Saya sebagai orang yang cukup mengenal Mas Daru, saya tidak percaya kalau itu adalah tindakan bunuh diri, tidak mungkin," ujar Arman, dikutip dari kanal YouTube TV One, Selasa (22/7/2025).
"Mas Daru itu orang yang family man, cinta keluarga, sayang sama keluarganya, tidak mungkin dia melakukan hal seperti itu," tuturnya.
Terkait dengan tewasnya Arya Daru dengan kepala terlilit lakban, Arman Christian curiga bahwa almarhum dibunuh orang lain dengan sangat terencana.
"Saya sempat berpikir ini suatu tindakan pembunuhan yang berencana," kata dia.
"Lihat di media dengan ditemukannya jenazah dengan dilakban kepalanya, dengan lakban yang sangat rapi sekali, sepertinya tidak mungkin gitu tindakan bunuh diri," sambungnya.
Arman berujar rekan-rekan kerja Arya di Yangon juga tidak percaya jika almarhum disebut bunuh diri.
Akan tetapi, Arman mengaku tidak memiliki petunjuk apa pun terkait dengan kecurigaan dugaan pembunuhan itu.
"Almarhum tidak pernah cerita apa pun terkait pekerjaannya," kata Arman.
"Almarhum tidak pernah cerita apa-apa ke saya sama sekali tidak pernah membahas terkait TPPO. Itu tidak pernah cerita," ujarnya.
Baca juga: Polisi Kantongi Informasi Baru dari Keluarga Arya Daru Diplomat Kemlu, Terkait Penyebab Kematian?
Arman menyampaikan banyak orang-orang di Myanmar yang sedih dengan kabar duka terkait wafatnya Arya Daru.
"Mas Daru banyak sekali teman-teman Myanmar yang mengenal sosok almarhum. Mereka sangat bersedih, sedih sekali, karena mengenal sosok almarhum ini sosok yang baik. Orangnya supel, humble kepada semua baik KBRI, baik warga Myanmar," kata dia.
Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di kamar kosnya yang dalam kondisi terkunci dari dalam di di Guest House Gondia di Jalan Gondangdia Kecil No. 22, Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), Selasa (8/7/2025).
Kepala korban berada dalam kondisi terlilit lakban dan tubuhnya tergeletak di atas tempat tidur.
Polisi menyatakan tidak ditemukan kerusakan pada pintu maupun kehilangan barang pribadi di kamar tersebut.
Mantan Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol Purn Anton Charliyan menyinggung kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang pelakunya adalah keluarga sendiri saat berkomentar soal kematian Arya Daru.
Anton Charliyan juga menyebut bahwa polisi harus mendalami lagi keterangan istri Arya yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban.
Rekaman CCTV memperlihatkan penjaga kos mondar-mandir di depan kamar Arya sebelum jasad korban ditemukan tewas dalam kondisi kepala terlilit lakban.
Baca juga: Info Baru Kematian Diplomat Arya Daru Didapat Kompolnas Setelah Temui Keluarga Korban
Dari keterangan polisi, gerak-gerik penjaga itu berkaitan langsung dengan permintaan istri Arya, Ayu Puspitantri.
Istri diplomat muda disebut meminta tolong penjaga kos untuk mengecek kamar nomor 105 yang dihuni korban.
Menurut Anton Charliyan, keterangan istri dari diplomat muda yang meminta penjaga kos mengecek kamar korban harus diperdalam lagi.
Anton lantas menyinggung kasus pembunuhan Subang yang ternyata pembunuhnya berasal dari orang dekat alias keluarga.
"Saya kira kalau tidak ada latar belakang itu sesuatu yang janggal, tetapi ketika ada latar belakang misalkan seperti yang dikatakan bahwa itu diminta oleh istrinya, kalau diminta oleh istrinya itu juga harus didalami lagi," kata Anton, Minggu (13/7/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.
"Seperti, mohon maaf, tidak menuduh, masalah pembunuhan Subang kan ternyata (pelaku) adalah dari keluarganya sendiri," imbuhnya.
Menurut Anton, polisi harus mengumpulkan seluruh bukti-bukti dalam kasus diplomat muda tewas ini.
"Makanya ini di samping physical evidence, bukti-bukti mati, bukti-bukti hidup, latar belakang ini harus saling berkelindan erat karena untuk mengungkap satu masalah tidak bisa dari satu sisi," katanya.
"Apalagi ini dikatakan apakah sidik jari itu hanya di lakban saja atau ada di tempat lain kan ini perlu terus-terusan dikumpulkan antara satu bukti dengan satu yang lain," imbuhnya.
Baca juga: Gelagat Aneh Penjaga Kos Diplomat Arya Daru Diungkap Polisi, Disebut tak Kaget Lihat Jasad Dilakban
Anton sependapat dengan pernyataan eks Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno yang menyebut bahwa kasus diplomat muda tewas ini kemungkinan 50 persen bunuh diri dan 50 persen pembunuhan.
"Tapi apabila dilihat dari tutupan lakban itu apakah tutupan lakban itu di hidung kan kita juga tidak tahu," ujar Anton.
"Yang jelas itu ada orang lain kemungkinan yang melakukannya, sehingga bisa saja terjadi ini adalah pembunuhan," tuturnya.
Anton menilai, jejak digital, sidik jari, hingga telapak kaki korban juga harus diperiksa oleh polisi
"Makanya ini untuk mengungkap satu pembunuhan itu memang betul tidak boleh dipotong berpuzzle-puzzle," kata dia.
"Jejak digital misalkan, baik handphone, sidik jari, telapak kaki, seperti di Subang kan ini bisa dilihat ternyata ada beberapa telapak kaki yang berbeda," lanjutnya.
Anton Charliyan meminta penyidik tidak terganggu oleh opini-opini yang beredar di masyarakat luas terkait dengan kasus diplomat muda tewas ini.
Ia juga meminta masyarakat untuk bersabar menanti terungkapnya kasus tersebut.
"Ini perlu kecermatan jangan sampai nanti malah karena desakan opini, salah tangkap orang sehingga menjadikan simalakama bagi Polri bukan mendapatkan satu prestasi malah mendapatkan caci maki," ujar Anton.
Baca juga: 5 Saksi Sudah Diperiksa Penyelidik Polda Metro Jaya, Usut Kematian Diplomat Kemlu Arya Daru
Profil Arya Daru Pangayunan
Arya Daru Pangayunan adalah lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta.
Di UGM, ia mengambil jurusan Ilmu Politik International Relation.
Arya Daru mulai bekerja di Kemenlu pada 2011 dengan menjadi Staff di Yangon, Myanmar.
Ia juga pernah bekerja sebagai kedutaan Besar Indonesia di Dili, Timor Leste pada Agustus 2018-Agustus 2020.
Selain itu, ia juga sempat bertugas di Buenos Aires, Argentina pada Oktober 2020-Juli 2022.
Arya memiliki istri yang bernama Meta Ayu Puspitantri, alumnus FEB UGM (2005) dan telah dikaruniai dua anak.
Ia menjalani hubungan long distance marriage (LDM) dengan sang istri yang berada di Yogyakarta.
Riwayat Pendidikan
- SD Muhammadiyah Sapen, Yogyakarta
- SMP Negeri 8 Yogyakarta
- SMA Negeri 3 Yogyakarta (Padmanaba)
- S-1 Hubungan Internasional, FISIP Universitas Gadjah Mada (UGM), angkatan 2005
Jejak Karier Diplomatik
- 2011–2013: Staf lokal KBRI Yangon, Myanmar
- 2018–2020: Third Secretary bidang Politik, KBRI Dili, Timor Leste
- 2020–2022: Second Secretary bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya, KBRI Buenos Aires, Argentina
- 2022–2025: Diplomat Ahli Muda, Direktorat Perlindungan WNI, Kemlu RI
- Juli 2025 (rencana): Penugasan baru ke KBRI Helsinki, Finlandia. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Teman Kerja Yakin Diplomat Muda Tidak Akhiri Hidup: Itu Pembunuhan Berencana.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.