Tribun Kaltim Hari Ini

Tragis! 2 Balita di Samarinda Tewas di Tangan Ayah Kandung, Terungkap dari Kain Sarung Kotak-kotak

Dua balita berusia 3 tahun dan 4 tahun di Kota Samarinda meninggal dengan tragis dianiaya ayah kandung.

Tribun Kaltim
PEMBUNUHAN DI SAMARINDA - Dua balita berusia 3 tahun dan 4 tahun di Kota Samarinda meninggal dengan tragis dianiaya ayah kandung. (TRIBUN KALTIM) 

TRIBUNKALTIM.CO - Dua balita berusia 3 tahun dan 4 tahun di Kota Samarinda meninggal dengan tragis dianiaya ayah kandung.

Kedua balita tersebut meninggal dunia setelah dicekik ayahnya sendiri.

Tidak hanya kedua balita yang jadi korban, nenek pelaku yang identitasnya belum diketahui juga ikut terluka akibat kekerasan yang dilakukan ayah dari dua balita tersebut.

Nenek atau orangtua dari pelaku mengalami luka di bagian leher karena sempat dicekik saat berusaha menolong kedua cucunya.

Baca juga: Ayah Pembunuh 2 Balita Ditangkap, Pelaku Diam Seribu Bahasa saat Diperiksa Polisi 

Baca juga: 2 Balita di Samarinda Tewas di Tangan Sang Ayah, Tetangga Kenang Keceriaan Korban

Bhabinsa Kelurahan Karang Anyar Samarinda Sertu Mahyuni menjelaskan, peristiwa sadir tersebut pertama kali diketahui oleh nenek korban, setelah menerima kabar duka tentang kematian kedua cucunya yang dicekik ayah mereka.

Ketika nenek tersebut mendatangi rumah pelaku, ternyata malah ikut jadi korban kekerasan dan mengalami luka-luka.

Ketua Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Sungai Kunjang Samarinda, Suprayitno menjelaskan informasi awal diterima, pihaknya langsung menuju ke lokasi yang mana pelaku telah diamankan pihak kepolisian setempat.

“Begitu kami sampai pada Maghrib tadi, pelaku yang mana selaku ayah kandung korban sudah diamankan oleh Polsek Sungai Kunjang,” ujar Suprayitno.

Selang bebarajam, jajaran Polresta Samarinda berhasil mengungkap identitas pelaku.

Pria tersebut adalah ayah kandung dari dua balita yang bernama W (24).

Kini W sudah diamankan di Polresta Samarinda.

Selain membunuh dua buah hatinya, nenek buyutnya juga ikut dicekik pelaku saat ingin menyelamatkan cucunya.

Baca juga: Berbekal Hasil Visum Baru, Kuasa Hukum Balita NJ di Samarinda Minta Penetapan Tersangka

Kapolsek Sungai Pinang, AKP Yohanes Bonar Adiguna saat dihubungi Tribun Kaltim, Sabtu (26/7), menjelaskan pelaku yang telah melakukan penganiayaan hingga mengakibatkan dua orang anaknya meninggal dunia dan seorang mengalami luka sudah diamankan polisi.

"Update malam ini telah terjadi tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan dua orang meninggal dan satu orang mengalami luka-luka. Untuk pelakunya satu orang sudah diamankan di Polsek, berinisial W umur 24 tahun," ujarnya.

Bonar menyampaikan pelaku saat ini tengah melakukan pemeriksaan di Polsek Sungai Pinang, untuk diminta keterangan.

Terkait motif atas peristiwa itu, belum dipastikan karena dalam pemeriksaan terhadap pelaku maupun saksi-saksi.

"Tersangka juga masih kita mau periksa, belum bisa. Masih dalam pengaruh obat-obatan atau apanya, belum bisa kita pastikan. Nanti kalau sudah memungkinkan baru kita lakukan pemeriksaan. Sekarang sudah dilakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi. Apabila ada update nanti akan kita sampaikan kepada teman-teman media," katanya.

Saat ini dua korban telah dibawa ke Rumah Sakit Hermina Samarinda untuk divisum.

"Pasti kita lakukan pengajuan untuk melakukan visum dalam, namun nanti apabila ada penolakan kita jelaskan kepada keluarga juga," ujarnya.

Pihaknya juga tengah meminta keterangan dari nenek pelaku yang juga korban atas peristiwa nahas itu termasuk istri pelaku berusia 24 tahun itu.

"Kalau keterangannya nenek buyut, nenek dari pelaku. Sekarang ini yang sudah diperiksa ada istrinya, ada nenek dari korban orangtua dari pelaku," katanya.

Baca juga: Pelaku Pembunuhan 2 Balita di Samarinda Dibekuk Polisi, Kain Sarung jadi Alat Bukti

Bonar menambahkan selain pelaku yang diamankan, sejumlah barang bukti seperti sarang yang digunakan pelaku saat mencekik dua buah hati.

"Sementara masih ada kain sarung yang mungkin digunakan, yang lainnya juga yang ada TKP beberapa benda-benda yang memungkinkan menjadi petunjuk kita amankan juga," pungkasnya.

Dikenal Bocah yang Ceria

Suasana duka masih menyelimuti sehari pasca peristiwa tragis pembunuhan dua balita oleh ayah kandungnya sendiri di Kota Samarinda.

Rumah berwarna ungu berpagar kayu hijau yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP), tampak lengang dan tertutup rapat sejak dipasangi garis polisi.

Pantauan pada Sabtu (26/7) sore, tidak ada aktivitas sama sekali di dalam rumah maupun di sekitar gang selebar satu meter tersebut.

Kasus ini telah menggemparkan warga sejak Jumat (25/7), ketika dua bocah laki-laki berusia 2 dan 3 tahun ditemukan tak bernyawa di dalam rumah mereka.

Kedua korban diduga kuat dibunuh oleh ayah kandung mereka sendiri, W (24), menggunakan sarung bermotif kotak-kotak.

Baca juga: BREAKING NEWS: 2 Balita di Samarinda Tewas Diduga Dicekik Ayah Kandung

Selain itu, nenek korban juga sempat dianiaya pelaku saat mencoba menyelamatkan cucu-cucunya.

Warga sekitar yang masih dalam kondisi syok, mulai menceritakan kembali detik-detik mereka mengetahui insiden tersebut.

Ani (nama samaran), salah satu warga yang tinggal tak jauh dari TKP, mengungkapkan bahwa suasana gang tempat anak-anak biasa bermain tiba-tiba berubah drastis di hari kejadian.

“Anak-anaknya sering main juga sama anak saya tiap hari. Tapi pas hari itu gak ada sama sekali. Sepi sekali. Biasanya ada yang keluar tapi ini sepi sekali,” kata Ani, Sabtu (26/7) saat didatangi TribunKaltim.

Menurutnya, pelaku dikenal jarang berbaur dengan tetangga sebayanya, meski kadang terlihat bermain bersama anak-anak kecil di sekitar lingkungan.

“Dia (pelaku) jarang, karena sering berbaur sama seumuran dia, karena memang masih muda, 25 tahun, ibaratnya masih ABG. Dia juga katanya gak kerja di rumah aja,” tambahnya.

Ia menceritakan bahwa pertama kali warga menyadari ada sesuatu yang tidak beres adalah saat nenek korban berlari panik ke samping rumah warga sambil meminta tolong dalam bahasa Banjar.

“Neneknya lari ke samping rumah, ngadu sama tetangga sebelahnya, dia minta tolong untuk lihatkan cicitnya. Dia bilang ‘aku habis dicekek sama W, takutnya cicitku dibunuhnya’. Jadi ibu-ibu di sini kaget dan rame-rame ke sana,” tutur Ani.

Baca juga: Bripda Baiq Syalwa Dila, Pejudo Brimob Polda Kaltim: Judo Sejak Balita, Kini Berprestasi Nasional

Namun, saat warga mengecek ke dalam rumah, kondisi kedua anak sudah tidak menunjukkan respons.

Pas diangkat anaknya sudah gak respon lagi dua-duanya. Kami rame-rame di sana karena takut gak percaya.

Saya juga ke sana tapi di luar aja,” ucap Ani lirih.

Karena tidak tahu keberadaan pelaku saat itu, para perempuan di lingkungan tersebut memilih tidak masuk lebih jauh ke dalam rumah. “Kami perempuan gak berani,” ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa ibu korban diketahui bekerja di kantin sebuah sekolah, sementara neneknya juga bekerja di tempat yang sama.

Saat ini, sang nenek tengah menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka dan syok berat pascakejadian.

Sementara itu, warga lainnya, Amat yang juga disamarkan namanya, mengaku tidak terlalu mengenal dekat pelaku karena kesibukan kerja.

Namun ia membenarkan bahwa kedua balita tersebut kerap terlihat ceria bermain di gang tersebut.

“Anak-anaknya sering main kok cerah aja main di sini. Kalau untuk kepribadiannya pelaku saya gak tahu. Saya kaget juga karena dekat rumah kejadiannya,” singkat Amat. (*)

Ikuti berita populer lainnya di saluran berikut: Channel WA, Facebook, X (Twitter), YouTube, Threads, Telegram

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved