Ibu Kota Negara

Fisik Bandara IKN Nusantara di Kaltim Rampung, Siap Operasional Layani Pesawat Boeing dan Airbus

Pembangunan fisik bandara IKN Nusantara di Kaltim rampung. Siap Operasional layani penerbangan pesawat Boeing dan Airbus.

Dok Hutama Karya via kompas.com
BANDARA IKN - Arsip foto PT Hutama Karya (Persero) telah menyelesaikan sisi darat proyek Bandara Ibu Kota Nusantara (IKN), Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Pembangunan fisik bandara IKN Nusantara di Kaltim rampung. Siap Operasional layani penerbangan pesawat Boeing dan Airbus. (Dok Hutama Karya via kompas.com) 

TRIBUNKALTIM.CO - Pembangunan fisik bandara IKN Nusantara di Kaltim rampung.

Siap Operasional layani penerbangan pesawat Boeing dan Airbus.

Hal itu dikatakan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Lukman F. Laisa.

Pihaknya menyampaikan bahwa Bandar Udara Nusantara dibangun dengan standar keselamatan dan keamanan tertinggi, serta telah melalui tahapan penyelesaian fisik secara menyeluruh. 

Baca juga: Prakiraan Cuaca Hari Ini di IKN Kaltim, 30 Juli 2025: Berpotensi Cerah Sepanjang Hari

Mulai dari runway, taxiway, apron, terminal VIP dan VVIP, serta berbagai fasilitas utama lainnya telah rampung dan siap mendukung operasional terbatas sesuai kebutuhan tahap awal pemindahan ibu kota. 

“Kami berkomitmen penuh memastikan bahwa Bandar Udara Nusantara IKN tidak hanya siap secara fisik, tetapi juga laik secara operasional, sesuai dengan aspek keselamatan, keamanan, dan pelayanan penerbangan,” ujar Lukman dalam siaran persnya, Rabu (30/7/2025). 

Bandar Udara Nusantara memiliki luas area mencapai 621 hektar dan mampu melayani pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777-300ER dan Airbus A380.

Lokasinya yang strategis, hanya 23 kilometer dari titik nol IKN, menjadikan bandar udara ini sebagai simpul utama mobilitas udara menuju pusat pemerintahan baru. 

Kesepian Menggerogoti Tubuh dan Jiwa Artikel Kompas.id Terminal VVIP dan VIP seluas total 7.350 meter persegi dilengkapi berbagai fasilitas seperti lounge, ruang rapat, hingga ruang istirahat presiden, dengan kapasitas layanan penumpang mencapai 1,6 juta orang per tahun. 

Progres pembangunan sisi darat telah diserahterimakan pada awal tahun 2025, dan akan berlanjut ke tahap II pada tahun anggaran 2025–2027. 

Fase berikutnya akan mencakup pembangunan Kantor Imigrasi, Kantor Bea Cukai, Kantor Keamanan Penerbangan, Balai Kalibrasi, Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bangunan alat-alat berat (A2B), Bangunan Bengkel atau Pemeliharaan, Kantor Airport Operation Centre (AOC), pujasera, rumah dinas, pos jaga dan tambahan infrastruktur lainnya serta jogging track.

Dalam rencana pengembangan tahap lanjutan, Penanganan Dampak Sosial Kemasyarakatan (PDSK) menjadi aspek penting yang harus disiapkan dan diselesaikan. 

Baca juga: Soal Usulan Lokasi Wapres Berkantor, Gibran: Kemarin Nyuruh Saya ke Papua, Sekarang ke IKN

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar pelaksanaannya berjalan lancar, tertib, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga tidak menghambat progres pembangunan fasilitas pendukung bandar udara. 

Lukman berkomitmen untuk terus mengawal penyelesaian pembangunan Bandar Udara Nusantara IKN hingga seluruh sistem operasional berjalan secara penuh. 

Seluruh proses dilaksanakan dengan mengedepankan standar keselamatan penerbangan, efektivitas operasional, dan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, sebagai wujud kontribusi nyata sektor penerbangan dalam mendukung Ibu Kota Negara.

Baca juga: Respons tak Terduga Kaesang Soal Gibran Berkantor di IKN atau Papua, Ketum PSI: Supaya Merasakan

Wapres Gibran Ngantor di IKN

Dalam beberapa waktu terakhir, mengemuka usulan agar Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka berkantor di IKN Kalimantan Timur (Kaltim).

Usulan Wapres Gibran berkantor di IKN Kaltim ini mengemuka agar proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara ini tidak mubazir.

Terkait dengan usulan Wapres berkantor di IKN Kaltim, Gibran  menyatakan siap bertugas di mana saja. 

Termasuk berkantor di Papua, seperti yang sempat muncul sebelum usulan berkantor di IKN mengemuka.

Baca juga: Respons tak Terduga Kaesang Soal Gibran Berkantor di IKN atau Papua, Ketum PSI: Supaya Merasakan

Senin (28/7/2025) saat kunjungan kerja ke Riau, Gibran mengatakan, "Kemarin nyuruh saya berkantor di Papua, sekarang di IKN, pindah-pindah terus,=."  

Soal wacana berkantor di IKN, Gibran menyatakan akan menunggu arahan langsung dari Presiden Prabowo.

Dirinya memastikan siap ditempatkan di mana saja untuk menjalankan tugas sebagai Wakil Presiden.

"Yang jelas ini, saya sebagai pembantu presiden, siap ditugaskan di mana saja, di Papua, di IKN, kami menunggu perintah presiden," ujar Gibran.

Putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo itu juga menyampaikan bahwa dirinya bisa bekerja dari mana saja karena lebih sering turun langsung ke lapangan guna memastikan program-program prioritas pemerintah berjalan optimal.

"Sebagai pembantu presiden harus siap dan kalau saya, kemarin kan sudah, minggu lalu sudah saya tegaskan ya, saya bisa berkantor di mana saja, karena saya lebih sering di lapangan, memastikan program-program, visi misi Pak Presiden tereksekusi dengan baik," ujar dia.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Wapres Gibran akan berkantor di Papua.

Namun, Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra meluruskan kabar tersebut.

Yusril menyebutkan, yang berkantor di Papua adalah Sekretariat Badan Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus (Otsus) Papua yang dibentuk oleh Presiden berdasarkan amanat undang-undang Badan Khusus Percepatan Pembangunan Otsus Papua itu diketuai oleh Wakil Presiden dan beranggotakan beberapa menteri dan wakil dari tiap Provinsi di Papua.

"Jadi, yang berkantor di Papua adalah kesekretariatan dan personalia pelaksana dari Badan Khusus yang diketuai oleh Wakil Presiden itu,” ujar Yusril.

Usulan Gibran Berkantor di IKN Kaltim

Sementara itu, usulan agar Gibran berkantor di IKN datang dari Wakil Ketua Umum Partai Nasdem sekaligus Wakil Ketua DPR Saan Mustopa.

Ia menyampaikan pernyataan sikap partainya mengenai IKN, yang tidak kunjung menjadi ibu kota Indonesia.

Saan mengatakan, jika IKN pada akhirnya akan ditetapkan sebagai ibu kota negara, maka Wapres Gibran Rakabuming Raka harus segera ngantor di IKN.

Baca juga: Soal Gibran Berkantor di IKN, Istana Bantah Rencanakan Bikin Aturan Khusus

Dengan begitu, IKN yang sudah dibangun dengan menggunakan anggaran yang besar, jadi tidak mubazir.

"Jadi biar IKN ada aktivitas dan biar gedung-gedung yang sudah dibangun itu tidak telantar.

Jadi kan nanti biaya pemeliharaannya mahal kalau tidak ada aktivitas. 

Jadi kita meminta supaya ada aktivitas dengan cara Wapres berkantor di IKN," ujar Saan, di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (18/7/2025). 

Perbedaan Pesawat Boeing dan Airbus

Boeing dan Airbus adalah dua produsen pesawat terbang terkemuka di dunia, dan mereka memiliki beberapa perbedaan signifikan dalam desain, teknologi, dan filosofi operasional.

Boeing cenderung mempertahankan pendekatan desain yang lebih tradisional, sedangkan Airbus lebih fokus pada otomatisasi dan teknologi fly-by-wire.  

Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara pesawat Boeing dan Airbus:

1. Desain dan Teknologi:

Boeing: Menggunakan desain yang lebih konservatif dan menekankan kontrol manual, dengan kokpit yang dilengkapi yoke (kemudi berbentuk U).  

Airbus: Mengadopsi teknologi fly-by-wire, di mana sistem elektronik menerjemahkan perintah pilot, dan kokpit dilengkapi dengan sidestick (joystick).  

2. Filosofi Desain:

Boeing: Memberikan pilot kendali manual yang lebih besar atas pesawat.  

Airbus: Menekankan otomatisasi dalam proses penerbangan untuk mengurangi beban kerja pilot.  

3. Bentuk Hidung dan Sayap:

Boeing: Hidung pesawat cenderung lebih lancip, dan sayap memiliki winglet yang disebut "blended winglets".

Airbus: Hidung pesawat cenderung lebih bulat, dan sayap memiliki "sharklets" yang mirip sirip hiu.  

4. Pengalaman Penerbangan:

Boeing: Pilot mungkin merasa memiliki lebih banyak kendali langsung atas pesawat, terutama dalam hal trim (penyesuaian stabilitas).

Airbus: Pilot mungkin mengalami pengalaman penerbangan yang lebih halus dan otomatis, dengan lebih sedikit input manual.  

5. Sistem Kontrol:

Boeing: Menggunakan sistem kontrol tradisional dengan yoke dan input manual.  

Airbus: Menggunakan sistem fly-by-wire dengan sidestick dan input elektronik.  

6. Lampu Strobe:

Boeing: Lampu strobo berkedip satu kali per detik.

Airbus: Lampu strobo berkedip dua kali per detik.  

7. Asal Negara:

Boeing: Berasal dari Amerika Serikat.

Airbus: Berasal dari Eropa, meskipun memiliki pabrik di berbagai negara.  

Perbedaan-perbedaan ini mencerminkan filosofi desain yang berbeda dari kedua perusahaan dan dapat memengaruhi preferensi pilot dan pengalaman penumpang. (*)

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bandara IKN Selesai Dibangun, Kemenhub Pastikan Layak Operasional"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved