Berita Nasional Terkini

Beras Oplosan Diduga Picu Kelangkaan, Ombudsman Desak Pemerintah Gelontorkan Cadangan Beras Bulog

Isu beras oplosan diduga picu kelangkaan, Ombudsman desak pemerintah gelontorkan cadangan beras Bulog.

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH
KELANGKAAN BERAS - Seorang pelanggan toko grosir di Balikpapan, Kalimantan Timur, berjalan melewati tumpukan beras merek Mawar Melati yang tersisa di dalam toko pada Selasa (5/8/2025). Pihak toko memasang pengumuman stok kosong untuk sejumlah merek beras seperti Mangga, Kura-Kura, dan Rambutan akibat keterbatasan pasokan dari distributor. Isu beras oplosan diduga picu kelangkaan, Ombudsman desak pemerintah gelontorkan cadangan beras Bulog.(TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD ZEIN RAHMATULLAH) 

TRIBUNKALTIM.CO - Isu beras oplosan diduga memicu kelangkaan beras di pasaran.

Ombudsman RI pun mendesak pemerintah menggelontorkan cadangan beras Badan Urusan Logistik (Bulog).

Ombudsman adalah lembaga negara yang bertugas mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik yang dilakukan oleh penyelenggara negara dan pemerintahan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik.

Ombudsman menyampaikan pemerintah harus melakukan mitigasi potensi kelangkaan beras setelah merebaknya isu beras oplosan.

Mitigasi adalah upaya untuk mengurangi dampak buruk dari suatu kejadian.

Kasus beras oplosan berawal dari temuan Satgas Pangan Polri dan Kementerian Pertanian.

Beras oplosan ialah beras yang dicampur dari berbagai jenis atau kualitas berbeda, biasanya beras kualitas rendah dicampur dengan beras kualitas tinggi, lalu dijual seolah-olah semuanya kualitas premium.

Baca juga: Polresta Samarinda Siapkan 1 Ton Beras di Pasar Murah, Harga Hanya Rp55 Ribu Per 5 Kg

Kini beras premium mulai sulit ditemukan, diduga imbas isu beras oplosan tersebut.

Ombudsman menegaskan pemerintah harus bisa mengantisipasi persoalan tersebut secara cepat.

"Kalau menurut saya, pemerintah harus betul-betul memitigasi terkait persoalan ini dan waktunya tidak banyak. Saya sendiri melihat ini sudah genting. Sudah perlunya short cut untuk mengatasi kelangkaan beras," kata Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika dalam konferensi pers, di gedung Ombudsman RI, Jakarta, Jumat (8/8/2025).

Yeka mengatakan, berdasarkan pengecekan Ombudsman pada sejumlah kecamatan di Karawang, Jawa Barat, beberapa waktu lalu, ditemukan stok beras menipis.

"Ada penggilingan besar yang biasanya punya stok 30 ribu ton setiap hari, sekarang tinggal 2 ribu, itu berarti sekitar 7,5 persen. Ada yang tadi punya stok sekitar 5 ribu ton, sekarang tinggal 200 ton," jelasnya.

Selain itu, kata Yeka, pihaknya juga melakukan pengecekan stok beras di pasar modern atau retail market, dan tidak menemukan stok beras.

"Dua minggu lalu kami kumpulkan ahli, hari ini kami undang pelaku usaha dan ternyata, kelangkaan ataupun ketiadaan stok itu terkonfirmasi," ucapnya.

Terkait temuan itu, ia mengatakan, pemerintah harus segera melepas cadangan beras Bulog untuk mengisi stok beras di pasaran.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved