Tribun Kaltim Hari Ini
Harga Beras di Mahulu Kaltim Tembus Rp500 Ribu per Karung, Warga Desak Perbaikan Jalan
Masyarakat Mahakam Ulu Kalimantan Timur tengah menghadapi dampak kemarau yang cukup parah.
TRIBUNKALTIM.CO - Masyarakat Long Pahangai, Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Provinsi Kalimantan Timur tengah menghadapi dampak kemarau yang cukup parah.
Akses transportasi melalui jalur sungai semakin sulit, sehingga pasokan kebutuhan pokok, terutama beras jadi terkendala.
Kekeringan di Maluhu, mulai terasa sejak 23 Juli 2025.
Baca juga: BBM Sulit, Warga Long Pahangai Mahulu Hanya Nikmati Listrik dari pukul 18.00 hingga 00.00
Dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat di wilayah hulu, terutama di Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai, yang mengalami kesulitan akses logistik akibat menyusutnya debit Sungai Mahakam selama musim kemarau panjang
Salah satunya dirasakan oleh Teguan Hunyang, warga sekaligus penjual beras di wilayah Long Pahangai.

Ia mengungkapkan, saat ini stok beras sulit didapat, sehingga harga terus melambung.
“Di Ilir saja harganya sudah naik, apalagi di sini. Ada tambahan biaya angkut,” ujarnya, Sabtu (9/8).
Menurutnya, jika membeli beras di ibu kota kabupaten dengan harga standar, setibanya di Long Pahangai akibat biaya transportasi tinggi, harga beras jadi mahal.
Saat ini, harga satu sak beras 25 kilogram di Long Pahangai mencapai Rp500 ribu, atau Rp20 ribu per kilogramnya.
Hal senada disampaikan Mashadi Sarwan, pemilik Toko Aditya di Long Pahangai.
Baca juga: Kemarau Panjang, Harga Beras di Long Pahangai Mahulu Tembus Rp500 Ribu per Karung
Dituturkan, harga beras kualitas biasa sebelum kekeringan dijual Rp450.000 per sak isi 25 kilogram.
Namun, setelah kemarau panjang, harganya naik Rp20.000 menjadi Rp470.000 per karung. Sedangkan, beras kualitas bagus atau premium yang sebelumnya Rp480.000 per karung kini menjadi Rp500.000 per karung.
Aditya menjelaskan, di wilayah tersebut jarang sekali masyarakat membeli beras per kilogram.
“Biasanya warga langsung membeli satu karung 25 kilo,” ujarnya.
Ia menambahkan, penjualan beras eceran hanya dilakukan untuk kebutuhan tertentu seperti untuk penghuni penginapan.
Selama masa kekeringan, tidak ada sama sekali pembelian beras secara eceran.
Semua pembeli tetap memilih membeli dalam jumlah besar meski harga naik.
Kondisi ini menunjukkan pola konsumsi masyarakat yang cenderung membeli stok sekaligus untuk jangka waktu lama. Kenaikan harga beras disebutnya sebagai penyesuaian akibat dampak musim kemarau terhadap pasokan beras yang minim.
Baca juga: Kepala BPBD Mahulu Akan Cabut Status Siaga Darurat, Kondisi Saat ini Sudah Mulai Normal
Bantuan Pemprov
Sementara itu, datangnya bantuan beras dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur cukup membantu.“Dengan bantuan ini sangat luar biasa membantu kami,” katanya.
Teguan menuturkan, beras bantuan dari Pemprov Kaltim baru didistribusikan sore ini (kemarin). Ia pun membantu memberitahu masyarakat agar segera datang mengambil.
Meski bantuan beras sudah tiba, namun distribusi di Lompah Ngai disebut masih belum normal.
“Kalau sekarang ini belum normal,” ucapnya.
Teguan berharap hujan segera turun dan jalan darat diperbaiki agar transportasi barang, terutama sembako menjadi lebih mudah.
Perbaikan jalan akan berdampak besar pada keterjangkauan harga barang bagi warga, khususnya di Hulu Mahakam.
“Itulah harapan kami dan masyarakat kepada pemerintah,” ujarnya.
Berdasarkan data dari pihak kabupaten, distribusi beras telah dilakukan sejak siang hari, meski baru sebagian warga yang mendapatkannya.
Ia berharap harga dapat kembali stabil setelah pasokan normal kembali.
Baca juga: Pemkab Mahulu Distribusikan 68,5 Ton Beras dari Pemprov Kaltim ke 2 Kecamatan di Mahakam Ulu
Pastikan Stok Cukup
Dari Balikpapan dilaporkan, Satgas Pangan Kota Balikpapan bersama Wakapolresta Balikpapan AKBP Hendrik EB melakukan monitoring langsung ke Gudang Bulog Balikpapan, Kalimantan Timur Sabtu (9/8).
Peninjauan ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan stok beras di Kota Balikpapan dalam kondisi aman.
Kasat Reskrim Polresta Balikpapan, Kompol Beny Ariyanto, mengatakan bahwa hasil pengecekan menunjukkan stok beras di Gudang Bulog mencapai sekitar 8.800 ton.
Jumlah ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Rata-rata kebutuhan beras di Balikpapan per bulan sekitar 300 ton. Dengan jumlah stok saat ini, dipastikan aman,” ujarnya.
Selain itu, Kompol Beny juga menyampaikan bahwa untuk beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kemasan 5 kilogram, Gudang Bulog Balikpapan memiliki sekitar 130 ton.
Beras tersebut akan disalurkan melalui mitra-mitra Bulog dan berbagai kegiatan pasar murah di kota ini.
“Ke depan, kami akan mendistribusikan beras SPHP ini ke masyarakat melalui gerai atau stan UMKM yang ada di berbagai acara di Balikpapan,” tambahnya.
Kegiatan pengecekan ini dilakukan sebagai bentuk pengawasan dan antisipasi agar stok pangan di Balikpapan tetap terjaga, terutama menjelang momentum peringatan Hari Kemerdekaan RI dan potensi meningkatnya permintaan masyarakat.
Sebelumnya diberitakan, kelangkaan beras masih dirasakan sejumlah pedagang, termasuk di Pasar Pandansari, Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Kasus beras oplosan yang sempat diungkap kepolisian diduga menjadi salah satu pemicu kelangkaan stok beras di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Beras oplosan ialah beras yang dicampur dari berbagai jenis atau kualitas berbeda, biasanya beras kualitas rendah dicampur dengan beras kualitas tinggi, lalu dijual seolah-olah semuanya kualitas premium. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.