Usir Emak-emak Pendemo hingga Tekuk Jari Warga saat Foto, 5 Kisah Edy Rahmayadi yang Jadi Sorotan

Penulis: Doan Pardede
Editor: Rita Noor Shobah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(kiri) Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sedang bersama rombongan Presiden Jokowi. (kanan) Edy Rahmayadi menekuk jari warga yang ingin berfoto dengannya

TRIBUNKALTIM.CO - Sosok Gubernur Sumatera Utara ( Sumut ) atau Gubernur Sumut Edy Rahmayadi kerap mencuri perhatian perhatian publik.

Yang teranyar, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang juga mantan Pangkostrad ini dikabarkan ingin membuat film-film perjuangan yang biayanya akan ditanggung Pemprov Sumut.

Belum lama ini, tepatnya saat Presiden Jokowi dan rombongan berkunjung ke Danau Toba, Sumut, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi juga menjadi sorotan. 

Pasalnya dalam sejumlah foto yang beredar, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi tampak menyendiri dan tak berbaur dari rombongan Presiden Jokowi.

Berikut sejumlah sejumlah kisah seputar Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang sudah dirangkum TribunKaltim.co dari Kompas.com, Tribunnews.com dan sumber lainnya:

1. Ingin buat film perjuangan

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan istrinya beramah tamah dengan veteran di Ppendopo rumah dinasnya, Sabtu (10/8/2019) ((Dok: Biro Humas dan Keprotokolan Setda Provinsi Sumut))

Rumah dinas gubernur di Jalan Sudirman Nomor 41, Kota Medan, Sumut, ramai didatangi veteran beserta keluarganya. Tampak juga para tokoh masyarakat dan pejabat pemerintahan, Sabtu (10/8/2019).

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menggelar kegiatan silaturahim dengan keluarga perintis dan pejuang kemerdekaan.

Acara ini dalam rangka menyambut Kemerdekaan ke-74 RI sekaligus memperingati Hari Veteran Nasional yang jatuh setiap 10 Agustus.

Saat beramah-tamah, Gubernur Edy mengatakan, ingin ada film-film baru tentang perjuangan kemerdekaan, khususnya perjuangan para pejuang Sumut.

Ide ini muncul setelah dirinya bersama Pangdam I Bukit Barisan menonton film pendek yang diproduksi Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Sumut.

"Saya dan Pangdam terpikir bikin film-film baru tentang pejuang Sumut," kata Edy,

Dia lalu meminta LVRI Sumut menyiapkan skenario yang bagus dan menarik. Pemerintah Provinsi Sumut, kata dia, akan membantu anggaran produksinya.

"Supaya anak-cucu kita tidak buta sejarah," ucapnya.

Edy kemudian mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada para veteran yang telah memperjuangkan kemerdaan RI. Dia juga meminta maaf karena merasa belum bisa membahagiakan dan menyejahterakan para veteran yang dianggapnya sebagai orangtuanya.

"Saya minta maaf, atas nama gubernur Sumut belum bisa membahagiakan ayahanda dan bunda saya. Berikan kami masukan yang benar dan teruslah doakan kami membenahi Sumut yang kita cintai ini," kata dia.

Baca juga :

Setelah Pensiun Tentara, Edy Rahmayadi Ungkap Ada Oknum TNI Sok-sokan Dengannya, Begini Perlakuannya

Edy Rahmayadi Mundur dari Ketum PSSI, Begini Dugaan Penyebabnya Dirinya Mundur

2. 'Pisah' dari rombongan

Presiden Jokowi beserta rombongan telah mengunjungi destinasi wisata Danau Toba, Sumatera Utara (Sumut), 29 Juli-31 Juli lalu.

Beberapa hari usai kunjungan itu, foto Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang tengah menyendiri terpisah dari rombongan Presiden viral di media sosial.

Ada dua foto yang beredar. Foto pertama saat Presiden beserta rombongan beserta Gubernur Edy berkunjung ke situs Batu Persidangan di Desa Siallagan, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir pada 31 Juli 2019. Saat itu rombongan presiden tengah duduk.

Salah satu foto yang beredar diunggah oleh akun twitter @NongNayara. 

Dalam foto yang beredar, Jokowi beserta para menteri dan sejumlah pejabat tampak tertawa bercanda.

Begitu juga Ibu Negara Iriana Jokowi yang mengenakan ulos merah muda tersenyum.

Namun, Edy yang mengenakan kemeja putih duduk menyendiri di ujung menjauh dari rombongan itu dengan ekspresi wajah yang kaku.

Dilansir CNN Indonesia, Edy Rahmayadi lantas menanggapi foto yang viral itu. Ia menilai masyarakat tidak perlu menanggapi foto yang seolah-olah memperlihatkan dia enggan bergabung dengan rombongan presiden.

"Kamu tanya aja sama yang nulis. Masa berpisah dengan rombongan]," tepisnya, Jumat (2/8).

Mantan Ketua Umum PSSI itu mengatakan posisi Gubernur Sumut merupakan wakil pusat di daerah. "Kalau saya sama presiden itu, saya adalah wakil pusat di daerah," jelasnya.

Edy menambahkan dirinya tak mungkin terus bersama Presiden dalam kunjungannya ke Sumut.

"Kalau duduk di situ, terus saya paling ujung, masa harus nempel terus," bebernya.

Baca juga :

2 Personel Polisi di Sumut Dipecat Tidak dengan Hormat Gara-gara Narkoba

Di Luar Dugaan, Gubernur Ini Akan Naikkan Upah Guru Honorer 100 Persen jadi Rp90 ribu Per Jam

3. Mundur dari PSSI

Edy Rahmayadi menyatakan mundur sebagai Ketua Umum PSSI pada Minggu (20/1/2019).

Hal tersebut disampaikan Edy dalam Kongres PSSI yang tengah berlangsung di Bali, tepatnya di Sofitel Bali Nusa Dua Beach Resort, pada hari ini. PSSI pun mengonfirmasi kabar pengunduran diri Edy Rahmayadi.

"Edy Rahmayadi menyampaikan pengunduran diri sebagai Ketua Umum PSSI pada Kongres PSSI 2019 di Bali. Terima kasih atas segala dedikasinya untuk sepak bola Indonesia, Pak Edy," tulis akun resmi PSSI.

Sebelumnya, Edy Rahmayadi terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 dalam Kongres PSSI yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (10/11/2016).

Saat itu, Edy mengalahkan kandidat lainnya, yakni Bernhard Limbong, Kurniawan Dwi Yulianto, Eddy Rumpoko, Moeldoko, dan Sarman.

Kemudian, Edy memenangi Pemilihan Gubernur Sumatera Utara pada 2018 lalu.

Dia pun menjabat sebagai Gubernur Sumut, sekaligus Ketua Umum PSSI.

Kini, Edy telah menyatakan mundur sebagai Ketua Umum PSSI.

4. Usir ibu-ibu pendemo karena diinterupsi

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi saat berbicara di hadapan para pendemo. (Tribun Medan)

Tahun 2018 lalu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menjadi sorotan.

Saat itu, sikap Gubernur baru Sumatera Utara Edy Rahamayadi terhadap pendemo menjadi perbincangan.

Edy Rahmayadi mengusir pendemo ketika sedang berbicara.

Edy Rahmayadi usir pendemo karena mengaku tak senang bila sedang bicara ada yang menginterupsi.

Kejadian itu terjadi saat Edy Rahmayadi mendatangi pendemo di Kantor Gubernur Sumut di Jalan Diponegoro, Kamis (13/9/2018).

Pendemo yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Kecil Modern Sumatera Utara menuntu Pemporv Sumut bisa mengeluarkan izin melaut.

"Anak istri menjerit, tidak bisa bayar uang sekolah dan makan karena tidak ada uang. Beberapa kawan kami ditembak dan ditangkap," kata orator tersebut.

"Teringat 3 hari yang lalu, kawan kami diberondong dan tiga korban berserakan di tengah laut. Kami diberondong seperti teroris. Padahal kami bukan penjahat, tapi kami saat ini terpenjara dengan Permen 71 (Peraturan Menteri) yang seperti tidak berprikemanusiaan," tambah orator.

Di tengah unjuk rasa, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menghampiri pendemo.

Berdiri di atas mobil komando, Edy Rahmayadi berbicara menggunakan pengeras suara.

"Kalian rakyat saya, saya tak mau rakyat ini dibodoh-bodohin dan rakyat saya miskin. mengerti ?

Nanti saja, saya baru lima hari jadi gubernur sudah kau demo. Apa urusan kalian. Orang saya juga belum tahu urusan nelayan ini," kata Edy Rahmayadi.

Edy Rahmayadi menjelaskan, mesti dibanding harus melakukan demonstrasi, sebaiknya pendemo melakukan ibadah salat zuhur.

Ketika itu, ada seorang ibu pendemo yang langsung memotong pembicaraan Edy Rahmayadi dengan mengaku sudah melangsungkan salat zuhur.

"Saya baru selesai salat orang masjidnya kosong, berbohong lagi ini ibu," kata Edy Rahmayadi.

Ucapan Edy Rahmayadi kembali ditimpali oleh ibu itu.

Masih berbicara, Edy Rahmayadi kemudian merebut mik yang sedang dipegang oleh ibu tersebut.

"Habis ini saya minta kembali, perwakilan tinggal di tempat, jelas ? Ada yang tidak mau ?

"Jangan menggangu jalan yang begini, rakyat Sumut bukan hanya kalian.

Ibu sekarang berdiri, pulang, kasih jalan pulang," kata Edy Rahmayadi.

Ibu tersebut kemudian berjalan mengarah ke samping truk tempat Edy Rahmayadi berdiri.

"Kalian setuju saya jadi Gubernur ? Kalau setuju dengarkan saya, kalau tak setuju saya mundur jadi gubernur," kata Edy Rahmayadi

Ketika masih berbincara, kembali ada ibu yang ikut berbicara.

Edy Rahmayadi kemudian langsung kembali menyuruhnya untuk berdiri dan keluar dari barisan pendemo

"Saya tak senang kalau saya ngomong terus ada orang ngomong, ayo, ini yang pakai kertas kuning yang banyak ngomong, ibu sekali lagi jangan ngomong, pulang," kata Edy Rahmayadi.

"Jauh-jauh kami dari tanjung balai demi sejengkal perut, bukan mau cari kekakayaan," timpal ibu yang diminta pergi oleh Edy Rahma-yadi.

"Sekali lagi ibu jangan ngomong. Pulang," ujarnya.

Kemudian Edy Rahmayadi pun kembali menyampaikan bahwa Sumatera Utara tidak akan pernah bagus jika para warga terus berdemo, dan saling menyalahkan.

"Rakyat Sumatera Utara bukan cuma kalian. Yang satu minta begini. Yang satu minta begini. Kalian libur terus. Ini yang harus diatur," ujarnya.

Kemudian dia pun mengutarakan para koordinator tinggal di tempat dan melakukan dialog dengannya, namun yang lain membubarkan diri, begitu juga yang punya sound system segera membawanya pulang.

Seorang ibu pun kembali menyampaikan jangan ada yang bubar, sehingga Edy Rahmyadi pun menyuruh polisi mengurus sang ibu, seraya menyampaikan bahwa ibu tersebut bukan rakyat Sumatera Utara.

"Itu berarti bukan masyrakat Sumatera Utara, dari dulu rakyat Sumatera Utara patuh dan taat," ujarnya.

Berikut videonya :

5. Larang foto pakai jari

Kolase foto Edy Rahmayadi saat melarang warga acungkan dua jari saat berswafoto dengannya (Tribun Medan)

Beredar video Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi tampak tiba-tiba menekuk jari seorang wanita yang mengacungkan dua jari seakan mengisyaratkan angka dua, Selasa (12/2/2019).

Dalam postingan video tersebut, Edy Rahmayadi langsung spontan menyambar tangan wanita tersebut untuk tidak berfoto dengan menggunakan bahasa tubuh, seperti mengacungkan dua jari atau satu jari yang mengisyarakatkan angka tersebut.

Wanita yang tidak dikethaui namanya tersebut lantas mengacungkan jempolnya. Lagi-lagi Edy menekuk jari wanita tersebut. Ia lantas meminta wanita tersebut mengepalkan tangannya saja saat berfoto.

Mereka pun berfoto tanpa memberikan isyarat jari apapun. Video tersebut diunggah pertama kali oleh Humas Pemprov Sumut.

Edy Rahmayadi tampak gelagapan saat dikonfirmasi soal video viral dirinya. Edy mengaku lupa, kapan dia melakukan itu hingga terpublikasi.

"Yang mana?, Saya tak tahu itu. Tak ingat saya," Ujar Edy saat ditemui usai Salat Ashar.

Meski sudah diingatkan, kening Edy terlihat mengerut saat ditanyai. Bahkan salah seorang bawahan menjelaskan video mana yang dimaksud.

"Video yang dia atau Hari Pers Nasional (HPN) Pak," kata bawahan tersebut kepadanya.

Mantan Ketua Umum PSSI itu menegaskan, untuk tidak memakai simbol-simbol jari saat berfoto.

Meski pun dia tak menyebut, jika penggunaan jari itu bisa menjadi buly dan dikaitkan dengan kondisi politik jelang Pemilu 2019.

"Yang pastinya tak boleh pakai pakai jari. Yang boleh adalah semangat (mengepalkan tangan)," ujarnya.

Sebelumnya, sebuah video menunjukkan Edy mengubah pose jari pengunjung yang berfoto bersamanya. Seorang perempuan berbaju merah tiba-tiba membuat pose dua jari saat akan berfoto.

Berikut videonya :

(TribunKaltim.co/Doan Pardede)

Berita Terkini