Perayaan Imlek
TRIBUN TRAVEL Klenteng Toa Pek Kong, Saksi Gelombang Awal Komunitas Tionghoa di Tarakan
Klenteng Toa Pek Kong, saksi gelombang awal Komunitas Tionghoa di Kota Tarakan
TRIBUNKALTIM.CO,TARAKAN-Bangunan klenteng Toa Pek Kong, saksi gelombang awal Komunitas Tionghoa di Kota Tarakan
Keberagaman di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, nyaris serupa dengan wilayah perkotaan lainnya di Indonesia.
Berbagai kelompok suku, agama dan ras hidup berbaur di Bumi Panguntan, sebutan Kota Tarakan.
Dulunya Tarakan sebagai sebuah wilayah kepulauan yang terpisah dari pulau besar Kalimantan, adalah basis pertahanan militer Kolonial Belanda pada masa perang dunia kedua.
Bahkan jauh sebelumnya tepatnya di tahun 1800an, Belanda telah mendirikan pengeboran minyak dan membangun kota.
Hingga pada tahun 1940an terjadi perpindahan kekuasaan ke tangan Jepang dan puncaknya terjadi perang di tahun 1943 sampai 1945.
Tak hanya Belanda dan Jepang, pasukan Australia sebagai kelompok sekutu Amerika Serikat juga secara besar-besaran pernah mendarat di pulau Tarakan.
Gelar Operasi Pekat, Polsek Kawasan Pelabuhan Samarinda Sita Miras Ilegal
Pencarian Nelayan Biduk-biduk Kabupaten Berau yang Hilang Dihentikan, Keluarga Korban Mengaku Ikhlas
Polisi Terus Dalami Kasus Pembunuhan Janda Tiga Anak di Balikpapan, Ayah Pelaku Berpotensi Diperiksa
Tes Fisik Atlet Kaltim yang Lolos PON Papua Berakhir, Begini Kondisi Kebugarannya
Juga terlibat peperangan dengan Jepang dan meninggalkan jejak-jejak sejarah.
Tetapi ketiga negara ini sudah angkat kaki dari Tarakan, di era pascakemerdekaan ini kekuasaan penuh dalam pengelolaan Kota Tarakan ada di bawah Pemerintah Daerah.
Hanya saja pembangunan di Tarakan ada pula turut andil para pendatang yang mengadu nasib di kota terbesar Kalimantan Utara ini.
Satu diantaranya yakni warga dari komunitas Tionghoa.