Ribuan Orangtua Siswa Cabut Berkas karena Pakai SKD Palsu di PPDB 2020, Imbas Ancaman Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berhasil bikin takut orangtua siswa pakai SKD palsu cabut berkas PPDB Jateng 2020.
Penulis: Rita Noor Shobah | Editor: Rafan Arif Dwinanto
TRIBUNKALTIM.CO - Ribuan orangtua siswa akhirnya mencabut berkas di PPDB Jateng 2020 karena menggunakan Surat Keterangan Domisili ( SKD ) palsu.
Hal ini dilakukan ribuan orangtua siswa karena gentar akan ancaman Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sebelumnya, Ganjar telah memberikan ultimatum untuk menyeret pemalsu Surat Keterangan Domisili ( SKD) ke ranah hukum saat proses PPDB Jateng 2020.
Banyak dari orangtua siswa yang mencabut SKD saat pendaftaran berlangsung.
• Kadisdik Tarakan Sebut PPDB Terhambat Karena Aplikasi yang Error, Diskominfo Upayakan Perbaikan
• PPDB PPU 2020 Dimulai Banyak Warga Belum Paham Daftar Online, Petugas di SMKN 2 Bantu Daftarkan
• Jangan Coba-coba Titip Anak Lewat PPDB Online, Kadisdikbud Kaltim: Kalau Ada Langsung Saya Jewer
• PPDB di SMPN 1 Tarakan Kalimantan Utara Buka 4 Jalur, Pendaftaran Jalur Zonasi Berakhir 27 Juni 2020
Hal itu diketahui Ganjar saat sidak proses penerimaan PPDB di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Rabu (24/6/2020).
Dari laporan panitia, hingga hari ini ada 1.007 pendaftar yang menggunakan SKD mencabut berkasnya.
"Sampai hari ini sudah banyak pak yang mencabut berkas SKD."
"Sementara ada 1.007 pendaftar yang menggunakan SKD yang cabut berkas untuk mendaftar kembali dengan data yang benar," kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Jumeri.
Ganjar Pranowo menerangkan, ada banyak temuan saat dirinya sidak ke kantor Disdikbud Jateng hari ini.
Di antaranya terkait sertifikat lomba, zonasi dan SKD.
"Ternyata setelah pak Kepala Dinas membuat statemen dan saya juga, kami upload alhamdulillah ada mulai kesadaran orang menarik SKD."
"Bahwa hipotesis kami yang menduga ada banyak pemalsuan SKD ada benarnya, bahwa mereka mengada-ada."
"Buktinya sekarang banyak yang mencabut," kata Ganjar.

Kepada masyarakat yang menggunakan SKD palsu dan dengan sadar mencabutnya, Ganjar mengucapkan terima kasih.
Mereka dengan sadar menyatakan bahwa SKD yang digunakan Aspal, asli tapi palsu karena waktu dan periodenya tidak benar.