Kasus Covid -19 Terus Meningkat di Samarinda, Karyawan Mulai Terdampak Secara Ekonomi
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Samarinda Lujah Irang menyebutkan, bahwa banyak perusahaan serta karyawan datang dan mengeluh.
Penulis: Muhammad Riduan | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Pandemi wabah Virus Corona atau covid-19 yang melanda Indonesia, tentu sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek, salah satunya aspek ekonomi termasuk di Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Samarinda Lujah Irang menyebutkan, bahwa banyak perusahaan serta karyawan datang dan mengeluh.
Keluhan-keluhan itu pun ditampung sejak awal pandemi covid-19 di Samarinda bulan Maret. "Sehari bisa lebih dari 10 orang yang datang mengeluh ke kita," ucapnya Rabu (12/8/2020).
Tetapi Lujah Irang mengaku, bahwa pihaknya masih belum mendapatkan data dari bagian perekonomian. Namun ia masih menunggu arahan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kaltim.
Baca Juga: NEWS VIDEO Warga Samarinda Mempertahankan Ekonomi ditengah Pandemi Covid-19 Melalui Jual Beli Emas
Baca Juga:Bank Indonesia Balikpapan Gelar Webinar Edukasi Ekonomi Syariah dan Bisnis Halal di Era New Normal
"Termasuk juga soal kegiatannya nanti untuk di Samarinda bagaimana," ujarnya.
Ia mengakui memang ada beberapa perusahaan di Samarinda mengurangi tenaga kerja mereka. Pengurangan tersebut melewati kesepakatan agar tidak terjadi kesalahpahaman antara perusahaan dan karyawan yang diberhentikan.
"Ada beberapa yang datang ke kami minta dimediasi dan sebagainya, jadi kita layani. Kami layani tiap hari Rabu dan Kamis," sebutnya.
Namun disebutkannya, saat pandemi ini pelayanan yang dilakukan hanya via aplikasi pesan instan. Tidak tatap muka secara langsung seperti saat sebelum pandemi.
"Susah juga sih, memastikan berapa orang yang mengeluh, karena di bidang industrial yang lebih tahu, kalo tiap hari pasti ada datang," ujarnya.
Terakhir, saat disinggung terkait apakah ada Walikota Samarinda memberikan instruksi tertentu soal resesi ekonomi yang terjadi di Kota Samarinda, ia menyebutkan hal itu belum ada.
"Di Samarinda mungkin persentasenya 5 persen juga tapi, tidak akan berpengaruh secara signifikan. Masih kelihatan baik-baik saja," pungkasnya. (*)
Baca Juga:Tingkatkan Literasi Ekonomi dan Kebanksentralan, BI Balikpapan Gelar BI Mengajar bagi Mahasiswa ITK
Baca Juga:Edukasi Literasi Ekonomi Kebanksentralan, Bank Indonesia Balikpapan Gelar Virtual Bagi Mahasiswa ITK