Sang santri dan ibunya itu naik ke atas panggung.
Setelah berinteraksi, keduanya meminta swafoto dengan Ulama nasional tersebut.
“Tapi ponsel ibu itu memorinya penuh, Syekh Ali Jaber lalu mengatakan kepada jemaah agar meminjamkan ponsel kepada ibu itu,” kata Pandra.
Saat itulah pelaku naik ke atas panggung.
Para jemaah lain tidak ada yang curiga karena mengira pelaku hendak meminjamkan ponsel.
Hingga akhirnya begitu naik ke atas panggung, pelaku berlari sambil menusukkan sebilah pisau ke arah Syekh Ali Jaber.
• BLT CAIR Mulai Hari Ini, Tahap 3 Rp 1,2 Juta Ditransfer untuk 3,5 Juta Karyawan, Cek Nama Terdaftar
Kejanggalan pada pelaku
Terkait dengan penyerang yang dialami, Syekh Ali Jaber meminta kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penusukan yang dialaminya.
Syekh Ali menduga, ada motif tertentu yang membuat dia menjadi incaran pelaku.
“Kalau urusan pribadi, saya tidak ada tuduhan, tapi secara hukum, dia (pelaku) harus diproses,” kata Syekh Ali Jaber saat ditemui usai kejadian di Rumah Hijrah Annaba, Sukarame, Minggu (13/9/2020) malam, mengutip dari Kompas.com.
Syekh Ali Jaber juga mempertanyakan motif penusukan yang dialaminya.
Sebab, ada beberapa kejanggalan ketika melihat sosok pelaku.
“(pelaku) bukan orang yang, maaf, gila sembarangan."
"Pertama dari segi kekuatan, badannya kurus, kecil. Tidak mungkin jika melihat tubuhnya bisa ada kekuatan sampai separuh pisau menusuk,” kata Ali Jaber.