TRIBUNKALTIM.CO - Dari hasil tes swab, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa positif covid-19, begini update kondisinya
Setelah kabar Gubernur Jatim positif covid-19, kini Khofifah menjalani isolasi mandiri.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Khofifah melalui akun Instagram miliknya, Sabtu (2/1/2020) sore.
Baca juga: Khofifah Pasang Badan Soal Vaksin Virus Corona, Di Nasional, Jokowi Jadi yang Pertama Disuntik
Baca juga: RESMI Khofifah Tunjuk Whisnu Sakti Buana Plt Walikota Surabaya, Akhir Polemik Rangkap Jabatan Risma
Baca juga: Sandiaga Uno Masuk Bursa Ketua Umum PPP, Bersaing dengan Khofifah dan 3 Nama Lainnya
Baca juga: Diminta Jokowi Satu Suara, Makin Banyak Gubernur Tolak UU Cipta Kerja, Khofifah Susul Ridwan Kamil
"Berdasarkan hasil swab reguler mingguan, saya dinyatakan positif terinfeksi COVID-19. Tidak ada gejala yang saya rasakan.
Saat ini, saya menjalani isolasi mandiri.
Segala tugas pemerintahan tetap bisa saya kordinasikan bersama Wagub, Sekda dan para OPD.
Mohon doa, agar saya bisa segera sembuh dan beraktivitas seperti sedia kala," tulis Gubernur Khofifah melalui akun Instagramnya.
Gubernur Jatim Khofifah juga minta kepada seluruh masyarakat Jawa Timur untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.
"Jangan pernah menyepelekan virus ini. Semoga Allah SWT melindungi kita semua dan bangsa Indonesia . Aamiin."
Dalam menjalankan tugas pemerintahan, Khofifah akan banyak berkoordinasi dengan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak beserta jajaran terkait.
"Segala tugas pemerintahan tetap bisa saya koordinasikan bersama Wagub, Sekda dan para OPD.
Mohon doa, agar saya bisa segera sembuh dan beraktivitas seperti sedia kala," kata Khofifah.
Baca juga: Update Liga Italia, AC Milan Dapat Amunisi Penting Jelang Laga Lawan Benevento, Pioli Bisa Lega
Baca juga: KABAR BURUK Inter Milan, Sang Pemilik Ingin Jual Klub Elite Liga Italia itu Gegara Pandemi Covid-19
Tak lupa, Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga mengingatkan warga Jatim untuk konsisten melaksanakan protokol kesehatan.
Tak lupa, Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama ini juga mendoakan seluruh masyarakat Jawa Timur.
"Jangan pernah menyepelekan virus ini. Semoga Allah SWT melindungi kita semua dan bangsa Indonesia . Aamiin," kata Khofifah.
Hingga pukul 17.00 WIB, akun Instagram Khofifah pun dibanjiri komentar para netizen.
Mereka mendoakan kesehatan Khofifah segera pulih.
"Semangat sehat Bu, semoga diberikan kesembuhan agar bisa kembali beraktivitas seperti biasa, amin," tulis akun @lilikrodyah.
Sepanjang 2020, terdapat total 504 tenaga medis dan kesehatan yang meninggal karena Covid-19.
Ketua Tim Mitigasi PB IDI, Dr Adib Khumaidi, SpOT mengatakan, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia, dan 5 besar di dunia.
Kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan merupakan salah satu dampak dari berbagai aktifitas dan mobilitas seperti berlibur, Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah), dan aktifitas berkumpul bersama teman dan keluarga yang tidak serumah.
Baca juga: Jenazah Habib Jafar Al-Kaff Urung Dibawa ke Ponpes Nabil Husein Samarinda Karena Jemaah Ramai
Baca juga: Cara Daftar BLT UMKM Tahun 2021, Syarat & Proses Pencairan Banpres BPUM Rp 2,4 Juta, Kuota Banyak
Meski pemerintah sudah menyiapkan vaksin gratis untuk masyarakat secara bertahap, namun bukan berarti vaksin tersebut dapat menjadi obat Covid-19.
"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif.
Meski sudah ada vaksin dan sudah melakukan vaksinasi, kami menghimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat karena risiko penularan saat ini berada pada titik tertinggi dimana rasio positif Covid pada angka 29,4 persen," ujar dia saat dikonfirmasi, Sabtu (2/2/2021).
Adib melanjutkan, situasi tidak terkendali dapat terjadi jika masyarakat tidak membantu tidak patuh protokol kesehatan.
"Kami juga mengingatkan kepada pemerintah dan pengelola fasilitas kesehatan agar memperhatikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi para tenaga medis dan kesehatan, serta juga memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan," harap Adib.
Adib menuturkan, perlindungan bagi tenaga medis dan kesehatan ini adalah mutlak diperlukan.
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini 2 Januari 2021, Andin Lewati Masa Kritis, Apakah Al Katakan Cinta?
Baca juga: LENGKAP Biodata Pemain My Lecturer My Husband, Reza Rahardian, Prilly Latuconsina, Kevin Ardillova
"Kami (para tenaga kedis dan kesehatan) kini bukan hanya menjadi garda terdepan namun juga benteng terakhir," kata dr. Adib.
Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekolog Indonesia (POGI) dr Ari Kusuma Januarto, SpOG(K) menambahkan pada seluruh ibu hamil untuk mentaati protokol kesehatan, mengingat laporan ibu hamil sampai saat ini separuhnya merupakan Orang tanpa Gejala, maka sebaiknya menahan diri tidak keluar rumah demi keselamatan diri dan bayi dalam kandungan.
"Ibu hamil memiliki imun yang lebih rendah selama masa kehamilan sehingga sangat rawan tertular atau terpapar virus serta diharap mengikuti protokol testing sesuai di fasilitas kesehatan dan mengikuti anjuran dokter atau bidan menangani," pesan Ari.
Meski belum ada penelitian virus Corona dapat menular pada janin dalam kandungan, namun ketika seorang ibu hamil sudah terkonfirmasi positif, maka bayi yang baru dilahirkan dapat berpotensi tertular juga karena kontak fisik.
"Maka dari itu lindungi keselamatan diri, bayi dalam kandungan dan bayi baru lahir, dan seluruh orang di sekitar Anda dengan tidak keluar rumah serta menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin dan ketat," kata Dr Ari Kusuma Januarto, SpOG(K).
Para dokter yang meninggal terdiri dari 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga lab medik.
Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 101 dokter umum (4 guru besar), dan 131 dokter spesialis (7 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi) dan 102 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).
Baca juga: Risma Blusukan, Rocky Gerung Bereaksi, Minta eks Walikota Surabaya Tak Urus Gorong-Gorong Jakarta
Baca juga: Beredar Video Deklarasi Front Persatuan Islam (FPI) Kaltim, Habib Alwi Baraqbah Berikan Penjelasan
Provinsi Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kematian dokter tertinggi.
Berikut data kematian Dokter dan tenaga kesehatan berdasarkan provinsi:
- Jawa Timur 46 dokter, 2 dokter gigi, 52 perawat, 1 tenaga lab medik
- DKI Jakarta 37 dokter, 5 dokter gigi, 24 perawat, 1 apoteker, 1 tenaga lab medik
- Jawa Tengah 31 dokter, 24 perawat, 3 tenaga lab medik
- Sumatra Utara 24 dokter dan 3 perawat,
- Jawa Barat 24 dokter, 4 dokter gigi, 23 perawat, 4 apoteker, 1 tenaga lab medik
- Sulawesi Selatan 11 dokter dan 6 perawat,
- Banten 8 dokter dan 2 perawat,
- Bali 6 dokter, 1 tenaga lab medik
- DI Aceh 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik
- Kalimantan Timur 6 dokter dan 4 perawat,
- DI Yogyakarta 6 dokter dan 2 perawat,
- Riau 5 dokter, 2 perawat
- Kalimantan Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat,
- Sumatra Selatan 4 dokter dan 5 perawat,
- Sulawesi Utara 4 dokter, 1 perawat
- Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat,
- Nusa Tenggara Barat 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik
- Bengkulu 2 dokter,
- Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat,
- Kalimantan Tengah 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker
- Lampung 1 dokter dan 2 perawat,
- Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat,
- Sulawesi Tenggara 1 dokter, 2 dokter gigi, 1 perawat,
- Sulawesi Tengah 1 dokter,
- Papua Barat 1 dokter
- Papua 2 perawat,
- Nusa Tenggara Timur 1 perawat,
- Kalimantan Barat 1 perawat, 1 tenaga lab medik
- Jambi 1 apoteker,
- DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat, serta
- Satu dokter masih dalam koonfirmasi verifikasi.
Baca juga: Terjawab, Ciri Konten FPI yang Tak Boleh Diakses & Disebarkan Dalam Maklumat Kapolri Idham Azis
Baca juga: Aa Gym Dikabarkan Talak Istrinya, Teh Ninih, Penjelasan Pengadilan Agama Bandung tentang Kabar Cerai
(*)