Berita Nasional Terkini
Terjawab Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 Mulai Terkuak, KNKT Urai Bukti Bukan Kerusakan Mesin
Terjawab penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 mulai terkuak, KNKT urai bukti bukan kerusakan mesin
TRIBUNKALTIM.CO - Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) membeber bukti kondisi mesin Sriwijaya Air SJ 182 sebelum jatuh di Kepualauan Seribu.
Dengan demikian, penyebab jatuhnya Pesawat Tipe Boeing 737-500 ini bukan disebabkan kerusakan mesin.
Diketahui, Sriwijaya Air jurusan Jakarta - Pontianak jatuh di sekitar Pulau Laki.
Dikabarkan, Pesawat yang mengakut 62 orang termasuk awak kabin ini hilang kontak setelah 4 menit lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.
Sebelumnya, Tim Gabungan Basarnas berhasil menemukan black box atau kotak hitam Sriwijaya Air SJ 182.
KNKT pun membeber beberapa bukti yang menguatkan bahwa mesin pesawat masih hidup sebelum menyentuh permukaan air.
Baca juga: Nama Listyo Sigit Menguat Ganti Idham Azis, Mahfud MD Bocorkan Cara Jokowi Pilih Kapolri & Pejabat
Baca juga: Lengkap, Daftar Kode Redeem Free Fire Terbaru, Gratis Bundle Khusus Stereo Noisemaker, Buy 1 Get 2
Baca juga: Syarat dan Cara Ikut Indonesia Giveaway Baim Wong, Trik Game Siapa Cepat Dia Dapat, Live Trans 7
Baca juga: Update BLT BPJS 2021, Karyawan yang Sudah Dapat Bisa Terima Lagi, Kabar Terbaru BSU dari Menaker
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan adanya dugaan mesin pesawat Sriwijaya Air SJ 182 masih dalam kondisi hidup saat jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021).
Berdasarkan data radar (ADS-B) dari Perum LPPNPI (Airnav Indonesia) tercatat pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat laut dan pada pukul 14.40 WIB.
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/1/2021), mengatakan, pesawat terbang mencapai ketinggian 10.900 kaki, kemudian pesawat mulai turun.
Data terakhir pesawat Sriwijaya Air ada di ketinggian 250 kaki.
Data itulah yang menjadi acuan KNKT menduga mesin pesawat masih dalam kondisi hidup.
"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data," kata Soerjanto.
Baca juga: Cara Menang Perang WhatsApp, SMS, Twitter Challenge, Roda Rejeki, Indonesia Giveaway Baim - Paula
"Dari data ini kami menduga bahwa mesin dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," sambungnya.
Selain itu, ada pula data dari KRI Rigel yang ikut memperkuat dugaan tersebut.
Yakni adanya sebaran wreckage atau serpihan pesawat yang memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300 - 400 meter.