Berita Kaltara Terkini
Burung Enggang Menjadi Lambang Baru Kaltara, Aktivis Lingkungan Sebut Jangan Hanya Jadi Penghias
Saat ini, keberadaan Burung Enggang tersebut, masuk dalam kategori rentan atau vulnerable.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Lambang Provinsi Kaltara, baru disetujui oleh DPRD dan Pemprov Kaltara pada hari Selasa lalu.
Memasukkan Burung Enggang dengan nama latin Buceros rhinocerosborneoensis , ke dalam lambang baru tersebut.
Saat ini, keberadaan Burung Enggang tersebut, masuk dalam kategori rentan atau vulnerable.
Baca juga: Kenapa Burung Enggang Dianggap Penting oleh Suku Dayak, Berikut ini Alasan Lengkapnya
Baca juga: Ratusan Anak Samarinda Antusias Dengar Dongeng tentang Orangutan, Burung Enggang, dan Pesut
Menanggapi hal ini, aktivis lingkungan dari Perkumpulan Lingkar Hutan Kaltara berharap, pihak Pemprov Kaltara tidak hanya memasukan Burung Enggang ke dalam lambang, namun juga memperhatikan keberlangsungan hidupnya.
Mengingat saat ini Burung Enggang masuk ke dalam kelompok hewan yang dilindungi berdasarakn Permen KLHK No. 106 Tahun 2018.
Hal ini diungkapkan oleh Aktivis Perkumpulan Lingkar Hutan Kaltara, Jannah, saat dihubungi via sambungan telepon, Kamis (1/4/2021).
"Kami berharap benar-benar dilestarikan, Pemprov dan kepala daerah harus memperhatikan ekosistem, pelestarian dan habitat keberlangsungan hidupnya," ujar Jannah.
"Harapannya Burung Enggang ini tidak hanya menghias lambang saja, hanya mempercantik," tambahnya.
Tak hanya Burung Enggang, pihaknya berharap kelestarian lingkungan alam, baik wilayah pegunungan, hutan maupun sungai juga menjadi perhatian pemerintah.
"Kita juga lihat ada penambahan gunung di bagian lambang. Seharusnya dengan penambahan ini berarti memperhatikan kelestarian alam dan ekosistem," katanya.
Baca juga: Burung Enggang Segera Mengudara di Langit Tanjung Selor

"Lalu di lambang yang baru itu juga ada perahu, harus dilihat untuk melindungi mata pencaharian masayarakat lokal sebagai sumber penghasilan," ujarnya.
Menurutnya, pelestarian lingkungan alam harus tetap diperhatikan. Mengingat potensi investasi di sektor SDA, di Kaltara terbilang besar.
"Karena Kaltara ini potensi investasi sumber daya alamnya besar, jangan sampai nanti justru merusak kelestarian ekosistem yang sudah ada, jadi kelestarian alam juga harus diperhatikan," tuturnya.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: Mathias Masan Ola