TRIBUNKALTIM.CO, SANGATTA - Tidak seperti biasanya, anak sekolah Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur harus bangun pagi hari untuk mempersiapkan diri mengikuti Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).
Mereka berasal dari empat sekolah berbeda, yakni SDN 006 Desa Bea Nehas, SDN 005 Desa Diaq Lay, SDN 018 Desa Dea Beq dan SMP 3 Muara Wahau.
Pendidikan lingkungan hidup kali ini spesial karena tidak dilakukan di sekolah seperti biasanya, akan tetapi di Goa Kombeng, salah satu situs bukti migrasi dan penyebaran masyarakat dayak Wehea.
Baca Juga: PA GMNI Kerap Diidentikkan dengan PDIP, Tokoh dari Kutim Sebut Hanya Persepsi Publik
Baca Juga: Jalan Rusak Antarkecamatan Jadi Persoalan di Kutai Timur, DPRD Kutim Tawarkan 2 Solusi
Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI) didukung oleh BOSF, CISU dan bekerjasama dengan Lembaga Adat Wehea merupakan penggagas digelarnya kegiatan ini.
Koordinator program CSR RHOI, Nur Syansiah menyampaikan, bahwa maksud kegiatan ini untuk mengenalkan ke generasi muda Wehea tentang pentingnya mengetahui situs-situs terkait mula keberadaan mereka.
Dengan mengetahui hal ini, nantinya akan menimbulkan penyadartahuan betapa pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan keberadaan Goa Kombeng di masa yang akan datang.
Baca Juga: Beredar Info Lowongan Kerja Syaratnya Menguasai Bahasa Mandarin, DPRD Kutim Angkat Bicara
Baca Juga: Belum Ada Indikasi Premanisme, Kapolres Kutim Imbau Warga Laporkan Aksi Pemerasan ke Nomor 110
"Sekaligus untuk menjaga kondisi lingkungan di sekitar areal Goa Kombeng yang saat ini masih alami dan sejuk, penuh dengan tanaman kayu hutan," ucapnya, Rabu (16/6/2021).
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan anak-anak selama PLH.
Mulanya mereka mendengarkan cerita tentang keberadaan Goa Kombeng oleh narasumber Bapak Ledjie Be dan Bit Sing, selaku tokoh adat Wehea yang banyak mengetahui sejarah tentang dayak wehea.
Selanjutnya anak-anak melakukan penjelajahan areal Goa Kombeng, sekaligus melaksanakan operasi semut yaitu mengumpulkan sampah.
Peserta anak-anak juga mengikuti berbagai permainan yang syarat makna tentang kepemimpinan dan pentingnya kerjasama.
Kemudian, PLH diakhiri dengan pemberian penghargaan, hadiah dan doorprize bagi peserta yang mampu mengumpulkan point terbanyak selama kegiatan dilakukan.
Baca Juga: Polres Kutim Ungkap Kasus Pembunuhan di Bengalon, Motif Pelaku Masih Didalami
Baca Juga: UPDATE Stok Darah di UTD PMI Kutim, Pasokannya Sudah Sangat Aman
Melalui kegiatan ini, Tokoh Adat Dayak Wehea Ledjie Be berharap akan muncul kesadaran dari generasi muda Wehea, untuk menjaga Goa Kombeng sebagai salah satu situs penting terkait keberadaan mereka.
"Goa Kombeng harus kita jaga sebagai bukti penting keberadaan Wehea. Jangan sampai ada orang lain mencoba mengklaim situs Goa Kombeng sebagai milik mereka," tutupnya. (*)