TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Dari hasil investigasi Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda, selain memiliki hipertensi, rupanya Rita Riyani (49) juga memiliki riwayat penyakit asma.
Untuk diketahui, perempuan 49 tahun tersebut menghembuskan nafas terakhirnya di RSUD AW Syahranie pada Selasa (15/3/2022) siang tadi setelah ambruk saat mengantre membeli minyak goreng Minggu (13/3/2022) lalu di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Dari keterangan Misran (53), suami korban, saat itu almarhum istrinya pergi bersama rekannya menggunakan sepeda motor ke sebuah swalayan yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya, Jalan Pangeran Suryanata Gang 1, RT 18, Kelurahan Air Putih Kecamatan Samarinda Ulu.
Ia menerangkan bahwa istrinya tersebut memang mencari minyak goreng untuk digunakan sendiri.
Baca juga: Kelangkaan Minyak Goreng di Samarinda, Pedagang Kecil Sampaikan Aspirasi
Baca juga: Atasi Antrean, Distribusi Minyak Goreng di Samarinda Akan Disasar Hingga ke RT
Baca juga: Harga Beras dan Minyak Goreng di Samarinda Melonjak, Cabai Turun
"Kalau ada sisanya dijual juga kepada tetangga sekitar yang memerlukan minyak goreng," terang Misran.
Mahadi (50), Kakak dari Misran juga menerangka bahwa sehari-harinya iparnya tersebut bukanlah pedagang asongan, melainkan pelaku usaha yang menjual kasur.
"Hanya saja karena minyak langka, almarhum sering membantu keluarga untuk mencarikan minyak goreng," terangnya.
"Jadi yang dijual ke orang lain itu jarang. Lebih sering dipakai untuk pribadi saja," pungkasnya.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Belum Juga Turun, Tanda Kemendag Telah Dapat Rarpor Merah
Saat ini jenazah IRT beranak 4 tersebut sudah dikebumikan di pekuburan Muslim, Suryanata Pukul 16.00 Wita.
Diduga Kelelahan Seharian
Diduga kelelahan gara-gara kesulitan mencari minyak goreng, seorang warga Samarinda, Kalimantan Timur meninggal dunia.
Satu lagi warga Kalimantan Timur meninggal dunia gara-gara kesulitan mencari minyak goreng.
Sulitnya mendapatkan minyak goreng membuat warga Kota Samarinda, Kalimantan Timur rela mengantre berjam-jam di setiap swalayan yang ada.
Warga masyarakat yang didominasi oleh kaum ibu-ibu ini bahkan rela berkeliling di setiap sudut kota tanpa memperdulikan rasa lelah, kantuk dan lapar demi mendapatkan minyak goreng.
Baca juga: DPR RI Ingin Pemerintah Segera Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Larang Ekspor CPO
Nahasnya, salah seorang warga di Jalan Suryanata, RT 18, Kelurahan Air Putih, Kecamatan Samarinda Ulu harus meregang nyawa saat tengah berupaya mengantre di salah satu pusat grosiran di Samarinda, Minggu (13/3/2022).
Setelah sempat menjalani perawatan di RSUD AW Syahranie, nyawa korban yang diketahui bernama Rita Riyani (49) ini pun tak tertolong pada Selasa (15/3/2022) sekira pukul 11.00 Wita.
Menurut keterangan Mahadi (50), ipar korban, perempuan yang meninggalkan 1 suami dan 4 anak tersebut memang sempat berkeliling ke beberapa swalayan setempat.
Namun karena tidak kunjung dapat, Rita Riyani pun akhirnya memutuskan ikut mengantre di salah satu pusat grosiran yang berada di Jalan AW Syahranie, Kelurahan Sempaja Barat, Kecamatan Samarinda Ulu.
Baca juga: MAKI Menduga Eksportir Nakal Kirim CPO ke Luar Negeri Melebihi Kuota, Stok Dalam Negeri Terganggu
"Dari pagi beliau antre di setiap swalayan itu. Nah, pas sampai di swalayan besar yang di Air Hitam itu, dia ambruk," jelas Mahadi kepada media saat ditemui TribunKaltim.co di rumah duka.
Ia mengungkapkan bahwa korban memang memiliki riwayat hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Sehari-harinya korban merupakan pelaku usaha yang menjual kasur tepat di depan Jalan Suryanata.
"Akan kami kuburkan sore ini juga di pemakaman muslim sekitar," terang Mahadi.
"Dan kepada pemerintah, tolong bersikap lebih bijak dan beri solusi untuk menangani masalah ekonomi dan pangan," harapnya di akhir. (*)
Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.