TRIBUNKALTIM.CO - Inilah update terbaru hasil survei capres 2024, dimana Prabowo Subianto unggul tipis dari Ganjar Pranowo di Jawa Timur.
Survei Laboratorium Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memotret elektabilitas calon presiden (capres) di Jawa Timur.
Hasilnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto unggul atas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dalam survei jelang Pilpres 2024 tersebut, elektabilitas Prabowo menempati urutan pertama dengan perolehan 37,3 persen dukungan.
Angka tersebut terpaut 3,1 persen dibanding Ganjar yang berkutat dengan 34,2 % suara.
Baca juga: Terbaru! Hasil Survei Capres 2024 dari 12 Lembaga: Prabowo Mendominasi, Disusul Ganjar dan Anies
Sementara Anies Baswedan, menempati posisi paling buncit dengan perolehan 7,1 % .
Tidak hanya menempati puncak klasemen capres, Prabowo juga menjadi tokoh paling populer.
Koordinator Tim Survei Laboratorium Ilmu Politik UMM Ruli Inayah Ramadhan menyebut angka popularitas Ketua Umum Partai Gerindra bahkan menyentuh angka 90 % .
"Untuk popularitas di urutan pertama Prabowo dengan persentase 90,5 % responden mengenal, disusul Ganjar dengan perolehan 83,9 % ," kata Ruli.
"Sedangkan Anies Baswedan ada di urutan keempat dengan perolehan 71,3 % setelah Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa," sambungnya.
Laboratorium Ilmu Politik UMM melaksanakan surveinya sepanjang 5-10 Juli 2023.
Survei ini melibatkan 800 responden dari 80 kelurahan dan desa terpilih di 31 Kabupaten/Kota di Jawa Timur.
4 Hal Bisa Buat Anies Gagal Nyapres di 2024
Analisis LSI Denny JA dalam hasil Survei Capres dan Cawapres 2024 terbaru mengungkap ada beberapa faktor yang berpotensi membuat bakal calon presiden (bacapres) yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, gagal mendapat tiket capres di Pilpres 2024.
Hal ini dipengaruhi oleh partai-partai yang telah mengusung dia, baik Partai Demokrat maupun Partai Nasdem.
Setidaknya, ada empat poin yang membuat Anies bisa saja tidak memperoleh tiket capres.
Baca juga: Pendukung Jokowi Tak Solid? Hasil Survei Capres Cawapres 2024 dan Elektabilitas Capres Pilpres 2024
Poin pertama, adanya permohonan peninjauan kembali (PK) yang diajukan Moeldoko ke Mahkamah Agung (MA) terkait kepengurusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.
Terbaru pada bulan Mei 2023, Partai Demokrat versi Moeldoko mengajukan empat bukti baru ke MA agar kepengurusannya disahkan.
Jika kepengurusan Partai Demokrat versi Moeldoko menang gugatan di MA, maka ada kemungkinan tidak lagi mengusung Anies.
"Agus Harimurti Yudhoyono (Ketua Umum Partai Demokrat) sendiri termasuk yang paling awal membuat pernyataan. Pengajuan peninjauan kembali ke MA berujung untuk menggagalkan Anies Baswedan menjadi Capres 2024," kata Peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana dalam survei dikutip Kompas.com, Selasa (6/6/2023).
Kedua, kasus korupsi pembangunan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kementerian Kominfo tahun 2020-2022, yang menjerat mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang juga Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G. Plate.
Kejaksaan Agung (Kejagung) bahkan menyebut kasus korupsi BTS 4G bukan pidana biasa. Sebab, dari Rp 10 triliun yang dianggarkan, dugaan kerugian negara mencapai Rp 8 triliun.
Menurut Ade, konteks dan suasana politik masa kini mudah menafsirkan peristiwa ini sebagai bagian dari tekanan politik, selain fakta bahwa pemberantasan korupsi memang menjadi prioritas pemerintahan yang bersih.
"Pemberantasan korupsi atas Johnny Plate dianggap tebang pilih. Ia pisau yang tajam untuk oposisi, tapi tumpul untuk kawan koalisi," beber Ade.
Ketiga, bisnis Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, turut terkena dampak setelah memutuskan mendeklarasi Anies.
Salah satu bisnisnya yang terdampak, yaitu jasa katering selama 30 tahun di Freeport terancam diganti.
Usaha lainnya yang terkena dampak adalah usaha di bidang properti miliknya dengan nilai sekitar Rp 8 triliun.
Usaha ini macet, padahal rencananya mendapat pinjaman dari bank pemerintah.
Baca juga: Terbaru! Hasil Survei Capres 2024: Teka-teki Dukungan Jokowi ke Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto
Lebih lanjut Ade menuturkan, jika Partai Demokrat atau Partai Nasdem tak lagi mencalonkan Anies, tiket capres Anies gagal didapat.
Tanpa kehadiran salah satu partai itu, koalisi perubahan tak mencapai minimum 20 persen untuk pencalonan presiden.
Prabowo menang, jika Anies gagal maju
Mengacu pada survei, jika Anies gagal mendapatkan tiket capres, Prabowo menang telak dari Ganjar pada Pilpres 2024.
Prabowo mendapat elektabilitas sebesar 50,4 persen.
Sementara Ganjar mendapat elektabilitas sebesar 43,2 persen.
Artinya, ada Prabowo menang atas Ganjar dengan selisih 7,2 persen.
Sedangkan jika posisi dukungan capres tertutup tiga nama, Prabowo bersaing ketat dengan 33.9 persen, dan Ganjar di angka 31,9 persen.
Lalu Anies, sebesar 20,8 persen.
Persaingan ketat Prabowo dan Ganjar ini dikarenakan selisih suara keduanya, menurut survei LSI ini, masih dalam margin of error 2,9 persen.
"Kemenangan Prabowo atas Ganjar lebih telak ketika head to head. Selisih kemenangan Prabowo atas Ganjar naik, dari selisih 2 persen menjadi selisih 7,2 persen," jelasnya.
Sebagai informasi, survei dilakukan secara tatap muka (face to face interview) dengan menggunakan kuesioner kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia.
Dengan 1200 responden, survei dilakukan pada tanggal 3-14 Mei 2023.
Selain survei dengan metode kuantitatif, LSI Denny JA juga memperkaya informasi dan analisa dengan metode kualitatif, seperti analisis media, in-depth interview, expert judgement, dan focus group discussion.
AHY Minta Anies Baswedan Segera Umumkan Cawapres
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY berharap bakal capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan Anies Baswedan bisa segera mengambil keputusan ihwal bakal cawapresnya di Pilpres 2024 mendatang.
Ia mengakui bila mengambil keputusan tersebut tidak mudah, tapi diharapkan dalam waktu dekat sudah ada bakal capres dan cawapres yang dideklarasikan oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan.
Baca juga: Hasil Survei Capres 2024: Jokowi Dipastikan Dukung Ganjar Pranowo Meski Makin Mesra Sama Prabowo
"Buat Mas Anies, saya paham, tidak mudah, kompleks, harus benar-benar secara matang mengambil keputusan itu (bakal cawapres), tapi jangan terlalu lama mengambil keputusan," kata AHY dalam program Ni Luh di Kompas TV, Senin (7/8/2023).
AHY menjelaskan, keinginan Demokrat agar Anies cepat memilih sosok bakal cawapres agar tak ada waktu yang terbuang percuma.
Sebab, dirinya didesak oleh sejumlah pihak agar Anies cepat mendeklarasikan pasangannya di pesta demokrasi nanti.
"Demokrat berharap tidak ada waktu yang sia-sia. Saya hampir setiap hari menerima berbagai kalangan, dari berbagai daerah yang bertanya sekaligus mendesak kepada koalisi perubahan agar segera dideklarasikan secara formal, kami semua menunggu," ujarnya.
AHY menyatakan, pihaknya sudah siap bergerak memenangkan Anies di Pilpres 2024 nanti.
"Kami semua sudah siap dan Mas Anies sebetulnya sudah meyakini kalau waktu itu sangat berharga," katanya.
Sebelumnya, Anies masih merahasiakan ihwal sosok bakal cawapres yang akan mendampinginya di Pilpres 2024 mendatang.
Ia mengaku akan memberikan kejutan dalam pengumuman bakal calon pendampingnya di pesta demokrasi nanti.
"Jadi kalau mengejutkan atau tidak itu tergantung yang terkejut, ya. Nanti pada waktunya ada, tiba, insyaAllah diumumkan," kata Anies seperti dikutip dari YouTube Kompas TV, Selasa (25/7/2023).
Mantan gubernur DKI Jakarta itu menyebut masih fokus mencari solusi atas persoalan nyata yang dihadapi masyarakat.
Contohnya, seperti biaya hidup tinggi, lapangan pekerjaan yang sulit, hingga maraknya kasus korupsi.
"Kami sekarang fokus kepada tema-tema yang menyangkut kepentingan masyarakat," katanya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS